IMPLEMENTASI LEAN PADA TINDAKAN TRANSURETHRAL RESECTION OF PROSTATE DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD DR. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL
CHRISTIEN AGHITA RATMANASUCI, Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS FISQua.; Dr. Firman, SE, MPH
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar belakang: Benign Prostate
Hyperplasia (BPH) terjadi pada sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun dan
meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun. Di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal, BPH merupakan diagnosa pasien
terbanyak setelah batu saluran kemih. Biaya kesehatan untuk tatalaksana BPH
meningkat secara pesat dengan efisiensi yang kurang terevaluasi dari sudut
pandang medis dan ekonomis. Tindakan Transurethral Resection of Prostate
(TURP) yang merupakan baku emas tatalaksana BPH mempunyai berbagai waste
yang belum terevaluasi dan belum terintervensi. Metodologi Lean
digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk mengurangi waste, merampingkan
proses dan menurunkan biaya. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya peningkatan
mutu layanan TURP dengan melakukan implementasi metode Lean.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh metode Lean terhadap mutu tatalaksana BPH khususnya pada tindakan TURP di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
Metode: Jenis penelitian ini adalah action research dengan pendekatan Participatory Action Research. Observasi tindakan TURP dilakukan untuk memperoleh current state map dan mengidentifikasi waste. Selanjutnya value stream mapping kembali dilakukan untuk mengevaluasi dampak implementasi metode Lean.
Hasil: Lead time berkurang signifikan dari 205 menit menjadi 125 menit atau sebesar 39% (p 0,000) setelah implementasi metode Lean. Demikian juga dengan value added time, non value added time, dan waiting time (p 0,000). Efisiensi (Value added Ratio) proses TURP meningkat dari 73% menjadi 92% (p 0,000) dengan efisiensi pada pemakaian cairan irigasi sebanyak 6,5 liter atau sebesar 20,5% per pasien (p 0,002) . Waste yang teridentifikasi didominasi oleh defect, waiting, over production, diikuti oleh motion dan transportation. Upaya perbaikan dengan visual management, 5S, alokasi waktu operasi, penyusunan dan pelaksanaan SOP TURP serta pengaplikasian mini ceklis pre operasi mampu meminimalkan waste (p 0,004). Outcome klinis mutu layanan TURP yang ditemukan berupa perbaikan Skor IPSS post operasi (4,57 ± 0,97)(p 0,000) dan peningkatan selisih Skor IPSS (18,20 ± 2,58)(p 0,003).
Kesimpulan: Metode Lean
meningkatkan mutu tindakan TURP di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soeselo Kabupaten Tegal melalui efisiensi proses, mengurangi waste
dan perbaikan outcome pasien.
Backgrounds: Benign Prostate
Hyperplasia (BPH) occurs in 70% male above 60 years old and increases to 90% in
male above 80 years old. At dr. Soeselo Slawi General Hospital, BPH is the
second most diagnosed disease after urinary tract stones. The related health
expenditures increase exponentially while their efficiency remains poorly
assessed from a medico-economic point of view. Transurethral Resection of
Prostate (TURP) procedure as the current gold standard procedure for the treatment
of BPH has unidentified and un intervened waste.
Lean methodologies have been used throughout healthcare to reduce waste,
streamline processes and lower costs. Therefore efforts are needed to improve
quality of TURP procedure by implementing Lean methods.
Aims: To evaluate the impact of Lean
method on treatment of BPH specifically on TURP procedure at dr. Soeselo Slawi
General Hospital’s central Operating Theatre.
Methods: Participatory Action Research. TURP procedures were observed to obtain current state map and identify waste. Value stream mapping post implementation of Lean method was then performed to evaluate its impact.
Results: Lead time decreased
significantly from 205 minutes to 125 minutes or 39% (p 0,000) after
implemetation. Value added time, non value added time, and waiting time were
improved as well (p 0,000). TURP process eficiency (value added ratio)
increased from 73% to 92% (p 0,000) and irigation usage was reduced 20,5% or
6,5 liters per patient (p 0,002). Indentified wastes were dominated by defect,
waiting, over production, followed by motion and transportation. Visual
management, 5S, operation time slotting, TURP Standard Operating Procedure and
pre operative mini checklist as improvement efforts abled to minimize waste (p 0,004).
Better clinical outcome of TURP procedure was observed as improvement in post
operative IPSS score (4,57 ± 0,97)(p 0,000) and IPSS score deviation (18,20 ±
2,58)(p 0,003).
Conclusions: Through process efficiency, waste reduction and patient outcome improvement, Lean method improved quality of TURP procedure at dr. Soeselo Slawi General Hospital’s Central Operating Theatre.
Kata Kunci : BPH, TURP, Lean, Lead Time, Value Added Ratio, Skor IPSS, BPH, TURP, Lean, Lead Time, Value Added Ratio, IPSS score