Laporkan Masalah

Relasi Kuasa dalam Konflik Produksi Ruang Pariwisata: Studi Kasus Goa Pindul di Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul

Rina Widiastuti, Dr. Wisma Nugraha Ch. R., M.Hum.; Dr. Budiawan, M.A.

2023 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media

Disertasi yang berjudul “Relasi Kuasa dalam Konflik Produksi Ruang Pariwisata: Studi Kasus Goa Pindul di Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul” ini membahas tentang dinamika produksi ruang pariwisata yang melibatkan pelbagai jaringan aktor, praktik wacana, dan relasi kuasa, yang melahirkan konflik menahun di daya tarik wisata pedesaan, Goa Pindul. Penelitian disertasi ini menggunakan pendekatan Actor-Network Theory (ANT), konsep Tourismscapes (ruang pariwisata) Van der Duim, dan konsep Power/Knowledge Michel Foucault. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pembacaan diakronik media online, wawancara semi-terstruktur, observasi langsung, dan studi dokumen, baik pustaka maupun audio visual. Penelitian dilaksanakan dalam lima tahap. Tahap pertama berlangsung pada bulan Agustus - Oktober 2019, tahap kedua berlangsung pada bulan Oktober – November 2020, tahap ketiga berlangsung pada bulan Januari – Februari 2021, tahap keempat berlangsung pada bulan Juli – Agustus 2021, tahap kelima berlangsung pada bulan Januari – Maret 2022, dan tahap keenam berlangsung pada bulan Desember 2022-Januari 2023. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama 14 bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang pariwisata Goa Pindul bukanlah ruang yang solid, melainkan ruang yang terbentuk dari pergerakan jaringan-jaringan aktor yang dinamis dan pertarungan wacana yang tidak pernah usai. Kelembagaan pariwisata, akses, dan kebijakan tarif menjadi wacana mikro problematis dalam produksi ruang pariwisata Goa Pindul. Wacana mikro dalam produksi ruang Goa Pindul tidak bisa dilepaskan dari wacana pembangunan pariwisata nasional. Rezim pariwisata di Era Reformasi mempraktikkan kekuasaan sampai pada level terbawah. Persaingan tidak sehat antaraktor dalam pengelolaan Goa Pindul terjadi terus-menerus sehingga selalu ada resistensi. Penolakan kelembagaan pariwisata, perlawanan terhadap penundukan akses, dan ketidakpatuhan terhadap kebijakan pengaturan tarif selalu dipraktikkan dalam proses produksi ruang pariwisata Goa Pindul. Relasi kuasa yang setara sulit diwujudkan karena jaringan aktor yang heterogen dan dinamis, wacana pembangunan pariwisata yang “tidak tunggal”, dan praktik kekuasaan terselubung yang terbalut berbagai bentuk resistensi. Hal inilah yang menjadi penyebab konflik produksi ruang pariwisata Goa Pindul sulit diselesaikan.

The dissertation entitled "Power Relations in Tourismscapes Production (Case Study of Pindul Cave in Bejiharjo Village, Karangmojo District, Gunungkidul Regency)" discusses the dynamics of tourism space production involving various networks of actors, discourse practices, and power relations, which give rise to chronic conflicts. In a rural tourist attraction, Goa Pindul. This dissertation research uses the Actor-Network Theory (ANT) approach, the Van der Duim Tourismscapes concept, and Michel Foucault's Power/Knowledge concept. The data collection techniques used were diachronic reading of online media, semi-structured interviews, direct observation, and document studies, both literature and audio-visual. I conducted research in five phases. The first took place in August - October 2019. The second in October - November 2020. The third phase is in January - February 2021, the fourth phase is in July - August 2021, the fifth is in January - March 2022, and the sixth is in December 2022-January 2023. Overall, the data collection finished in 14 months.

The results show that the Goa Pindul tourismscapes are not solid but a space formed from the movement of dynamic actor networks and the never-ending battle of discourse. Tourism institutions, access, and tariff policies are problematic micro discourses in Goa Pindul tourismscapes production. The micro discourse in the production of the Goa Pindul Cave space always refers to the discourse on national tourism development. The tourism regime in the Reformation Era exercised power at the lowest level. Unhealthy competition between actors in the management of Pindul Cave occurs continuously so that there is always resistance. They reject the discourse of tourism institutions, oppose the subjugation of access, and non-compliance with tariff regulation policies practiced in the production process of Goa Pindul tourismscapes. It is difficult to achieve equality in power relations between Goa Pindul actors because of the heterogeneous and dynamic network of actors, the “plural” discourse on tourism development, and the practice of hidden power in various forms of resistance. Unequal power relations cause conflict in Goa Pindul tourism space production, which is difficult to resolve.

Kata Kunci : Goa Pindul, jaringan aktor, praktik wacana, relasi kuasa, Tourismscapes/Goa Pindul, actor-network, discourse practice, power relations, Tourismscapes

  1. S3-2023-435541-abstract.pdf  
  2. S3-2023-435541-bibliography.pdf  
  3. S3-2023-435541-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2023-435541-title.pdf