Pengembangan Koridor Ruang Jalan Kota Surakarta Dalam Mengakomodasi Sistem Layanan Trem Otonom
MOHAMMAD BINTANG LAZUARDI RACHMANIE, Dr. Dyah Titisari Widyastuti, S.T., MUDD. ; Alyas Abibawa Widita, S.T., M.Sc., Ph.D
2023 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur
Menurut data dari beberapa sumber terkait pada penelitian ini, dikatakan
bahwa sebagian besar dibeberapa negara mengalami pertumbuhan dalam bidang
transportasi khususnya transportasi penumpang yang mengakibatkan timbulnya
beragam dampak negatif salah satunya polusi udara serta kemacetan pada jalan
raya. Oleh karena itu, dibutuhkan transportasi ramah lingkungan yang dapat
mengurangi dampak negatif tersebut khususnya transportasi publik ramah
lingkungan yang diharapkan selalin dapat mengurangi efek polusi udara dapat
mengurangi kemacetan pada jalan - jalan di perkotaan. Selain kota – kota besar
di Eropa di Asia Tenggara khususnya di Indonesia juga mengalami hal yang sama
dalam hal pertumbuhan jumlah kendaraan khususnya kendaraan pribadi yang juga
menjaadi penyebab dalam polusi udara dan kemacetan serta sistem transportasi
publik kurang diminati. Semakin berkembangnya teknologi dibidang transportasi
memungkinkan sistem trasportasi yang ramah lingkungan khususnya trasnportasi
publik salah satunya adalah Trem Otonom (TO). Tranposrtasi ini digerakan dengan
batrai dan tanpa perlu jalur khusus dalam penggunaannya dan sudah digunakan
dibeberapa negara seperti China, Arab dan Negara – negara eropa. Indonesia mempertimbangkan juga penggunanan TO
tersebut dan Kota Surakarta menjadi tempat tes yang bagus dalam rencana
penggunaan transportasi TO tersebut dengan latar belakang yang sama yaitu
pertumbuhan jumlah penduduk akibat ditetapkan kawasan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) serta penggunaan transportasi publik kurang optimal. Untuk
melihat kesesuaian sistem Trem Otonom dari kebutuhan ruang pergerakan di
koridor perkotaan di Kota Surakarta perlu adanya pengembangan pada koridor
ruang jalanya yang akan dikaji berdasarkan literatur dan kasus preseden kota
yang sudah mengoperasikannya, yaitu di Kota Wyndham dan Perth, sehingga akan
dapat ditemukan arahan desain yang sesuai atau skema perencanaan yang tepat.
Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan mengobservasi eksisting,
mengkaji literatur dan melihat peta rencana Kota Surakarta, setelah itu akan
dapat dianalisis untuk melihat desain koridor dalam mengakomodasi TO di Kota
Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi pengembangan
sistem TO dalam koridor ruang jalan serta memberikan arahan desain yang sesuai
agar dapat mengakomodai TO di Kota Surakarta. Kesimpulannya, koridor yang
berpotensi menjadi jalur TO adalah Jl. Slamet Riyadi, Jl. Urip Sumoharjo, Jl.
Monginsidi, Jl. Hasanudin, Jl. Ahmad Yani berdasarkan pertimbangan pola
mobilitas harian, jangkauan jalur bus Batik Solo Trans (BST) yang didukung
dengan data kepadatan yang di ambil dari google map. Lima koridor tersebut
melewati kawasan komersil dan lahan campuran, serta terdapat titik – titik node
sebagai tarikan kawasan dan terhubung dengan 4 titik stasiun di Kota Surakarta.
Dari kelima koridor jalan tersebut terdapat beberapa koridor yang masih belum
sesuai menjadi jalur Trem Otonom sehingga perlu peneyesuaian dan arahan desain
agar dapat digunakan menjadi jalur Trem Otonom.
Kata
Kunci : Tipologi, Trem Otonom, Koridor, Kota Surakarta,
Transportasi Publik.
ABSTRACT
According to
data from several sources related to this study, it is said that most countries
are experiencing growth in the field of transportation, especially passenger
transportation, which has resulted in various negative impacts, one of which is
air pollution and street congestion. Therefore, environmentally friendly
transportation is needed that can reduce these negative impacts, especially
environmentally friendly public transportation which is expected to reduce the
effects of air pollution and reduce congestion on urban streets. In addition to
big cities in Europe, Southeast Asia, especially in Indonesia, are also
experiencing the same thing in terms of the growth in the number of vehicles,
especially private vehicles which are also the cause of air pollution and congestion
and public transportation systems are less desirable. The growing development
of technology in the field of transportation allows for an environmentally
friendly transportation system, especially public transportation, one of which
is the Autonomous Tram (AT). This transportation is powered by batteries and
without the need for special lines in its use and has been used in several
countries such as China, Arab and European countries. Indonesia is also
considering the use of the AT and the City of Surakarta is a good test site in
planning to use the AT transportation with the same background, namely
population growth due to the establishment of the National Activity Center
(PKN) area and the use of public transportation that is not optimal. To see the suitability of the Autonomous Tram system
from the need for space for movement in urban corridors in Surakarta City, it
is necessary to develop the street space corridors which will be studied based
on the literature and case precedents of cities that have already operated
them, namely in Wyndham and Perth Cities, so that design directions can be
found that are appropriate or appropriate planning scheme. The method used is
qualitative, by observing the existing, reviewing the literature and looking at
the Surakarta City plan map, after that it can be analyzed to see the corridor
design in accommodating the AT in Surakarta City. The purpose of this research
is to identify the potential for the development of the AT
system in the street space corridor and provide appropriate design directions
so that it can accommodate the AT in Surakarta City. In conclusion, the
corridor that has the potential to become a AT route is Jl. Slamet Riyadi, Jl.
Urip Sumoharjo, Jl. Monginsidi, Jl. Hasanuddin, Jl. Ahmad Yani based on
considerations of daily mobility patterns, the reach of the Batik Solo Trans
(BST) bus route which is supported by density data taken from the Google map.
The five corridors pass through commercial areas and mixed land, and there are
node points as regional attractions and are connected to 4 station points in
Surakarta City. Of the five street corridors, there are several corridors that
are still not suitable to be an Autonomous Tramway, so adjustments and design
directions are needed so that they can be used as Autonomous Tramways.
Keywords: Typology, Autonomous Tram, Corridor, Surakarta
City, Public Transportation.
Kata Kunci : Tipologi, Trem Otonom, Koridor, Kota Surakarta, Transportasi Publik.