Role Player Dan Pemaknaan Khalayak (Analisis Resepsi Khalayak Terhadap Identitas Tokoh Role Player Di Twitter)
DALVA RUMANIA, Mashita Phitaloka Fandia Purwaningtyas, S.I.P., M.A.
2023 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASIPerkembangan media sosial membawa pengaruh pada budaya partisipatoris penggemar. Twitter menawarkan kebebasan kepada penggunanya untuk membangun profil dan mengunggah konten sesuai dengan preferensi penggunanya. Hal ini membuat Twitter menjadi media yang ideal bagi penggemar untuk membangun komunitas virtual dan melakukan aktivitas penggemar di media sosial tersebut. Salah satu aktivitas penggemar yang umum dilakukan adalah role-play di mana suatu individu membuat profil berdasarkan suatu figur media. Pada penelitian ini, figure media yang menjadi muse dari role-player tersebut adalah tokoh fiksi penggemar. Peneliti akan mengkaji bagaimana pengikut role-play sebagai khalayak memaknai identitas virtual yang dibangun oleh role-player terkait. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan analisis resepsi Stuart Hall untuk membedah pemaknaan informan terhadap identitas virtual role-player tokoh fiksi. Identitas virtual ditinjau dengan menggunakan tiga tingkatan identitas virtual berdasarkan frameworks yang disusun oleh Nagy dan Koles (2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan jika setiap informan memiliki pemaknaan masing-masing terhadap identitas yang dibangun oleh Jeffrey Sebastian melalui akun Twitter @jeffreyyse. Beberapa di antaranya tidak menerima ataupun meyakini identitas virtual yang dibangun oleh Jeffrey Sebastian melalui akun Twitter @jeffreyyse. Pada tingkat individu, tiga orang informan berada pada posisi dominan hegemoni, dua posisi negosiasi, dan tiga lainnya berada pada posisi oposisi. Kemudian pada tingkat mikro, seluruh informan berada pada posisi dominan yang artinya menerima identitas virtual Jeffrey Sebastian pada tingkat mikro. Selanjutnya, pada tingkat makro, lima orang informan berada pada posisi dominan sementara tiga informan lainnya berada pada posisi oposisi yang artinya menolak identitas virtual Jeffrey Sebastian pada tingkat makro.
The rise of social media has influenced fan participatory culture. Twitter, as one of the most popular social media, offers freedom to its user to build profiles and upload content according to their preferences. This makes Twitter an ideal medium for fans to build virtual communities and carry out fan activities on social media. One common fan activity is role-play where an individual creates a profile based on a media figure. In this research, the media figure who becomes the role- player's muse is a fan fiction character. Researchers will study how role-player followers as audiences interpret virtual identities built by related role-players. The research was conducted using a qualitative method using Stuart Hall reception analysis to dissect the informants' meaning of the fictional role-player's virtual identity. Virtual identity is reviewed by using three levels of virtual identity based on frameworks compiled by Nagy and Koles (2014). Based on the research conducted, it was found that each informant had their own meaning toward the identity built by Jeffrey Sebastian through @jeffreyyse Twitter account. Some of them do not accept or believe in the virtual identity created by Jeffrey Sebastian via the Twitter account @jeffreyyse. At the individual level, three informants were in a dominant hegemonic position, two were in a negotiating position, and the other three were in an oppositional position. Then at the micro level, all informants are in a dominant-hegemonic position, which means accepting Jeffrey Sebastian's virtual identity at the micro level. Furthermore, at the macro level, five informants are in a dominant position while the other three are on the oppositional position, which means they refuse to believe Jeffrey Sebastian's virtual identity at the macro level.
Kata Kunci : Identitas virtual, Fiksi penggemar, Parasosial, Resepsi Khalayak, role-player tokoh fiksi