Laporkan Masalah

Tantangan dan Dukungan Faktor Sosiokultural bagi Warga Rentan dalam Menjalani Pendidikan (Studi Kasus Riwayat Pendidikan Mahasiswa Difabel di Sleman DIY)

AMALIA FIRDAUS, Puguh Prasetyo Utomo, S.IP., M.P.A., Ph.D

2023 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Dengan menggunakan studi kasus, pendekatan eksploratif, dan pendekatan fenomenologi, penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis dan menguraikan lebih dalam terkait pengalaman pendidikan yang dijalani oleh siswa rentan. Penelitian ini melihat faktor-faktor sosiokultural apa saja yang mendorong siswa rentan tersebut untuk tetap melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi. Siswa rentan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa difabel terutama yang berasal dari keluarga dengan tingkat kemampuan ekonomi terbatas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan kepada institusi pendidikan serta pemerintah terkait evaluasi layanan dan program pendidikan yang telah diberikan kepada siswa difabel pada umumnya dan siswa difabel yang berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas pada khususnya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam dan observasi yang dilakukan dengan lima informan utama selaku siswa rentan serta enam informan pendukung. Kelima informan utama dalam penelitian ini merupakan mahasiswa difabel yang berkuliah di perguruan tinggi negeri yang berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat para informan selaku siswa rentan menjalani pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi yang belum sepenuhnya inklusif dan ramah terhadap siswa rentan, mereka mengalami beberapa kendala dan tantangan. Kendala dan tantangan yang dialami para informan mengindikasikan bahwa belum terdapat adanya standardisasi bagi sekolah terkait pelayanan yang diberikan kepada para siswa penyandang disabilitas, baik di sekolah khusus maupun sekolah umum. Kemudian, penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosiokultural berperan kuat dalam mendorong suksesnya pendidikan siswa rentan. Hal tersebut turut membuktikan bahwa sejumlah siswa yang memiliki risiko besar untuk gagal dalam pendidikannya (at-risk students) ternyata justru berhasil menjalani pendidikannya, bahkan hingga tingkat pendidikan tinggi. Dukungan sosiokultural yang didapatkan oleh para informan berasal dari 6 aspek, yakni dari Dukungan Keluarga, Dukungan Sekolah/Institusi Pendidikan, Dukungan Pertemanan, Dukungan Masyarakat, Dukungan Pemerintah, serta Dukungan Swasta yang di dalamnya dipetakan kembali menjadi beberapa jenis dukungan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya keselarasan terkait banyaknya dukungan yang didapat dengan tingkat keaktifan serta banyaknya prestasi yang telah diraih oleh para informan utama. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dukungan pemerintah belum diperoleh informan secara optimal dan dukungan dari aspek kategori keluarga menjadi dukungan utama yang mendorong tercapainya keberhasilan pendidikan informan.

Using case studies, exploratory approach, and a phenomenological approach, this qualitative research aims to analyze and describe more deeply the educational experiences of at-risk students. This research examines what sociocultural factors encourage these at-risk students to continue their education to a higher level. At-risk students in this study are students with disabilities, especially those from families with limited levels of economic ability. In addition, this research also aims to provide policy recommendations to educational institutions and the government regarding the evaluation of educational services and programs that have been provided to students with disabilities in general and students with disabilities who come from families with limited economic ability in particular. Primary data in this study were obtained from in-depth interviews and observations conducted with five main informants as at-risk students and six supporting informants. The five main informants in this study are students with disabilities who study at state universities in Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta. The results showed that when the informants as at-risk students underwent primary, secondary, and tertiary education which were not fully inclusive and friendly towards at-risk students, they experienced several obstacles and challenges. The obstacles and challenges experienced by the informants indicated that there was no standardization for schools regarding the services provided to students with disabilities, both in special schools and public schools. Then, this research shows that sociocultural support plays a strong role in encouraging the successful education of at-risk students. This also proves that a number of students who have a high risk of failing in their education (at-risk students) actually succeed in their education, even up to the higher education level. The sociocultural support obtained by the informants came from 6 aspects, namely from Family Support, School/Educational Institution Support, Friends Support, Community Support, Government Support, and Private Support which were mapped back into several types of support. The results of this study also show that there is harmony regarding the amount of support received with the level of activity and the number of achievements that have been achieved by the main informants. In addition, the results of this study also indicate that government support has not been optimally obtained by informants and support from the aspect of the family category is the main support that encourages the success of informant education.

Kata Kunci : at-risk students, disabilities, sociocultural support, critical success factors, educational service

  1. S1-2023-446126-abstract.pdf  
  2. S1-2023-446126-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-446126-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-446126-title.pdf