SISTEM DISTRIBUSI KOMODITAS PERTANIAN HORTIKULTURA DI KAWASAN AGROPOLITAN MERAPI-MERBABU (KAMM) KABUPATEN MAGELANG

SANDY DANU ARDIANTO, Dr. Geog. Dodi Widiyanto, S.Si., M.RegDev.

2023 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Tomat dan kentang merupakan salah satu komoditas unggulan di Kawasan Agropolitan Merapi Merbabu (KAMM) Kabupaten Magelang. Berdasarkan data BPS Kabupaten Magelang tahun 2021 dalam Statistik Pertanian Hortikultura Kabupaten Magelang tahun 2018-2020, produksi tomat di Magelang pada tahun 2020 mencapai 18,23 ribu ton di mana kontribusi KAMM sebesar 86,78% dari total produksi. Adapun produksi kentang sebesar 5,6 ribu ton dan kontribusi KAMM di Kabupaten Magelang sebesar 46,10%. Namun, permasalahan distribusi seringkali menjadi masalah yang merugikan petani akibat rantai distribusi yang panjang. Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi pola rantai distribusi komoditas pertanian hortikultura tomat dan kentang di KAMM, (2) mengetahui faktor-faktor yang menentukan pola distribusi komoditas pertanian hortikultura tomat dan kentang di KAMM, dan (3) menganalisis strategi pengembangan pola distribusi pertanian hortikultura yang menguntungkan petani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan observasi dan indepth interview. Tujuannya untuk menggali informasi langsung dari petani sebagai informan berkenaan dengan proses distribusi tomat dan kentang yang terjadi di tiga kecamatan di KAMM yaitu Sawangan, Pakis, dan Ngablak. Berdasarkan hasil penelitian, pola dagang yang terjadi merupakan pola dagang umum yang melibatkan aktor-aktor seperti petani sebagai produsen, kemudian pedagang desa, dan tengkulak. Selain itu, keberadaan pasar sebagai infrastruktur pemasaran memiliki peran yang penting baik pasar-pasar kecil yang ada di tiap kecamatan maupun pasar induk sebagai penghubung (hub) distribusi barang antar daerah. Perbedaan harga di tiga lokasi penelitian dipengaruhi oleh tiga hal yaitu faktor fisik (topografi wilayah), aksesibilitas, dan cuaca. Semakin tinggi wilayah, justru semakin mahal harga tomat dan kentang dikarenakan dua komoditas tersebut tumbuh subur di wilayah yang dingin, sehingga hasilnya semakin baik. Akan tetapi, masih terdapat banyak permasalahan yang dialami petani, salah satunya adalah harga jual petani yang masih rendah, di sisi lain mahalnya biaya produksi dan tata kelola organisasi yang belum optimal. Oleh karena itu, perlu adanya usaha strategis yang dilakukan untuk meningkatkan harga jual petani dalam proses distribusi pemasaran komoditas tomat dan kentang di KAMM di antaranya: memberikan kepastian informasi pasar, penyuluhan pertanian, subsidi modal dan pupuk, perbaikan tata kelola organisasi, kemitraan usaha, dan pengembangan infrastruktur penunjang di KAMM.

Tomatoes and potatoes are among the leading commodities in the Merapi Merbabu Agropolitan Area (KAMM) of Magelang Regency. Based on the 2021 BPS data for Magelang Regency in the Horticultural Agriculture Statistics of Magelang Regency for 2018-2020, tomato production in Magelang in 2020 reached 18.23 thousand tons, where KAMM's contribution was 86.78% of the total production. The potato production was 5.6 thousand tons, and the contribution of KAMM in Magelang Regency was 46.10%. However, distribution problems often become problems that harm farmers due to the long distribution chain. This study aims to: (1) identify the pattern of the distribution chain of tomato and potato horticultural agricultural commodities in KAMM, (2) determine the factors that determine the distribution pattern of tomato and potato horticultural agricultural commodities in KAMM, and (3) analyze the development strategy of agricultural distribution patterns horticulture that benefits farmers. This study uses qualitative methods with observation and in-depth interviews. The aim is to gather information directly from farmers as informants regarding the distribution process of tomatoes and potatoes that took place in the three sub-districts of KAMM, namely Sawangan, Pakis, and Ngablak. Based on the results of the research, the trading pattern that occurs is a general trading pattern involving actors such as farmers as producers, then village traders, and middlemen. In addition, a market as a marketing infrastructure has an important role, both the small markets in each sub-district and the wholesale market as a link (hub) distribution of goods between regions. The price difference in the three research locations is influenced by three things, namely physical factors (topography of the area), accessibility, and weather. The higher the area, the more expensive the tomatoes and potatoes are because these two commodities thrive in cold regions, so the yield is better. However, there are still many problems experienced by farmers, one of which is the low selling price of farmers, the other hand, high production costs and not optimal organizational governance. Therefore, there is a need for strategic efforts to be made to increase the selling price of farmers in the marketing distribution process for tomato and potato commodities at KAMM, including providing market information certainty, agricultural extension, capital and fertilizer subsidies, improving organizational governance, business partnerships, and development of supporting infrastructure at KAMM.

Kata Kunci : pola distribusi, harga jual, strategi