Strategi Penghidupan Pekerja Seni Tari Di Kota Yogyakarta Di Masa Pandemi Covid-19
LALU WAHYU KUSUMA A, Dr. Lutfi Muta'ali, S.Si., M.T
2023 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHPandemi COVID-19 telah menyebabkan dampak negatif bagi penghidupan masyarakat. Salah satu kelompok masyarakat yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19 adalah pekerja seni tari. Kota Yogyakarta dipilih karena terdapat banyak pekerja seni tari dan merupakan Pusat Kebudayaan Jawa. Para pekerja seni tari dituntut untuk mampu bertahan hidup dengan diberlakukannya pembatasan kerumunan yang mematikan ruang gerak pekerja seni tari untuk melakukan latihan dan pentas seni, ditambah dengan keterbatasan ekonomi yang menjadikan masyarakat tertekan kehidupannya. Penelitian ini mencoba untuk (1) Mengidentifikasi aset penghidupan yang dimiliki oleh pekerja seni tari sebagai modal mereka untuk menghadapi pandemi COVID-19 dan (2) Strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi hal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pengambilan data berupa observasi dan wawancara menggunakan kuesioner. Penentuan responden dipilih dengan metode convenience sampling yang dicari melalui sumber internet dan sosial media dan dipilihlah empat sanggar seni tari. Dari keempat sanggar tersebut dipilih semua anggota aktif sanggar untuk menjadi responden berdasarkan keterangan yang diperoleh dari ketua masing-masing sanggar. Terdapat 34 responden pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pekerja seni tari memiliki aset yang kuat pada aset manusia, aset fisik, dan aset sosial. Namun, kurang di aset finansial dan aset alam. Selama pandemi, aset fisik dan aset finansial tergerus karena dijual untuk dipakai sebagai strategi bertahan. (2) Terdapat tiga tipe strategi penghidupan yang digunakan oleh pekerja seni tari yakni strategi bertahan, konsolidasi dan akumulasi. Namun, yang paling banyak dipergunakan adalah strategi bertahan. Hal ini dikarenakan pekerja seni tari tidak siap dari segi aset finansial untuk melakukan akumulasi modal untuk membangun bisnis lain
The COVID-19 pandemic has had a negative impact on people's livelihoods. One of the community groups most affected by the COVID-19 pandemic is dance artists. The city of Yogyakarta was chosen because there are many dance artists, and it is the center of Javanese culture. Dance artists are required to be able to survive with the enactment of crowd restrictions which shut down the space for dance artists to practice and perform arts, coupled with economic limitations that make people's lives depressed. This research tries to (1) Identify the livelihood assets owned by dance artists as their capital to deal with the COVID-19 pandemic and () Community survival strategies in dealing with this. This study uses quantitative methods, data collection in the form of observation and interviews using a questionnaire. Respondents were selected using the convenience sampling method, which was searched through internet and social media sources and four dance studios were chosen. From the four studios, all active members of the studio were selected to become respondents based on information obtained from the heads of each studio. In total, we have 34 respondents. The results of the study show that: (1) Dance artists have strong assets in human assets, physical assets, and social assets. However, it is lacking in financial assets and natural assets. During the pandemic, physical assets and financial assets were eroded because they were sold to be used as a survival strategy. (2) There are three types of livelihood strategy used by dance workers, namely survival, consolidation, and accumulation strategies. However, the most widely used is the defensive strategy. This is because dance workers are not ready in terms of financial assets to accumulate capital to build other businesses.
Kata Kunci : pekerja seni tari, strategi penghidupan, pandemi, COVID-19, dance artists, livelihood strategies, pandemic