Laporkan Masalah

The Core Issues and Unconsciousness of Griffin: Psychoanalytic Perspective In H. G. Wells's The Invisible Man

BHIMA YUDHA NEGARA, Dr. Nur Saktiningrum, S.S., M.Hum.

2023 | Skripsi | S1 SASTRA INGGRIS

The Invisible Man karya H.G. Wells, terbit pada tahun 1897, memberikan gambaran degradasi mental tentang Griffin, tokoh utama dalam novel, akibat isolasi dari lingkungan sosial masyarakat karena terobosan penemuan sains yang diciptakannya dan perasaan paranoia-nya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji alasan mengapa alam bawah sadar Griffin berkontribusi pada core issues-nya dan mempelajari dampak dari core issues terhadap karakterisasi Griffin di novel. Dalam melakukan penelitian, teori psikoanalitik Freud digunakan sebagai pendekatan dalam pembacaan novel The Invisible Man. Sejalan dengan teori psikoanalitik Freud, teori kritik sastra psikoanalitik Kennedy, dan Dana Gioia juga digunakan untuk menerapkan psikoanalisis dalam karya sastra. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa alam bawah sadar Griffin sangat dipengaruhi oleh trauma masa lalunya dan pergulatan mental yang mendalam. Poin-poin yang sudah disebutkan diperkuat dengan tindakan Griffin yang tak bermasalah menggunakan segala cara yang dia bisa untuk mendapat kekuatan yang dia cari (menjadi tembus pandang) termasuk mencuri dan membunuh. Tujuannya menjadi tembus pandang adalah untuk mendapat kekuasaan, dan juga cerminan alam bawah sadarnya. Dia merasa dirinya hampa yang membuatnya penuh obsesi dan kegilaan untuk memenuhi peran apa yang lingkungan sosial berikan padanya dan menggunakan kekuatannya untuk membalas perbuatan mereka. Dalam kasus Griffin, alam bawah sadarnya bergantung kepada motivasi sintingnya. Tidak seperti kebanyakan ilmuwan, Griffin tidak mencari sensasi atau rasa kagum dari komunitas ilmuwan dan menolak untuk mempublikasikan penelitiannya. Karena lingkungan sosial di sekitarnya tidak dapat memahaminya sebagai individu, hal itu mengubahnya dari seseorang yang penuh motivasi, bersemangat, dan menghargai penghargaan, menjadi pemarah, kasar, haus kekuasaan. Dengan mengacu teori Freud, Griffin menunjukkan rasa kurangnya empati dan malu layaknya psikopat, dan keinginannya yang selalu ingin menyebabkan kerusakan sebagai pembenaran atas bagaimana lingkungan sosial telah memperlakukannya.

The Invisible Man by H.G. Wells, published in 1897, provides a portrayal of Griffin's mental degradation, the main character in the novel, because of his isolation from the social environment due to his scientific breakthrough and his paranoia. The objectives of the study are to investigate the reasons why Griffin's unconscious contributes to his core issues and to determine the impact of core issues on Griffin's behavior throughout the novel. In conducting the research, Freud's psychoanalytic theory is used as the approach to reading The Invisible Man. Along with Freud psychoanalytic theory, Kennedy, and Dana Gioia psychoanalytic literary criticism is also utilized to apply psychoanalysis in literature. The result of the study suggested that Griffin's unconsciousness was strongly affected by his early life trauma or a deep mental struggle. The aforementioned points are strengthened by Griffin's action in which he is willing to use any means necessary to achieve the power he was seeking (invisibility) including stealing or eventually murdering. His goal of becoming invisible is both for power, and also a reflection of his unconscious. He feels invisible on the inside which leads him into obsession and madness to fulfill the role that society has done to him and use this power to get back at them. In Griffin's case, the unconscious part relies on his driven craziness. Unlike most scientist, Griffin did not seek the approval or admiration of scientific community and refused to publish his research. As the society around Griffin could not figure out him as a person, then it changed him from being passionately goal-driven, into ecstatic and rewarder, all the way to angry, violent, and power-hungry. By referring to Freud's theory, Griffin shows a psychopathic lack of empathy and shame, and a desire to cause harm to justify how society had treated him.

Kata Kunci : Core Issues, Unconsciousness, Griffin, The Invisible Man, Psychoanalytic Literature Review, Obsession, Madness

  1. S1-2023-413382-abstract.pdf  
  2. S1-2023-413382-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-413382-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-413382-title.pdf