Laporkan Masalah

Penataan Kawasan Permukiman Seberang Ulu Tepian Sungai Musi Berbasis Signifikansi Budaya

R.A UTAMI MINDASARI, Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadu, M.Eng., IPM

2023 | Tesis | MAGISTER ARSITEKTUR

Kawasan permukiman tepian Sungai Musi di Kelurahan 7 Ulu dengan keberadaan Kampung Kapitan di dalamnya sebagai permukiman etnis Tionghoa di masa lalu, memiliki potensi nilai historis dan budaya dengan adanya akulturasi budaya Cina, Belanda dan Palembang yang salah satunya terwujud pada bangunan-bangunan dengan perpaduan gaya arsitektur Melayu, Kolonial dan Cina yang menjadi identitas kawasan. Selain itu aktivitas keseharian masyarakat setempat yang masih terkait dengan Sungai Musi sangat berpotensi untuk mendukung program Pemerintah Kota Palembang dalam upaya pengembangan kawasan tepian sungai sebagai pariwisata budaya, pariwisata sejarah dan waterfront city. Namun, pada kenyataannya seiring dengan perkembangan kawasan terjadi perubahan perilaku dan budaya bermukim masyarakat tepian Sungai yang perlahan menggerus identitas kawasan sebagai permukiman etnis tepian sungai. Melihat peran kawasan dalam membentuk citra Kota Palembang di masa lampau serta potensi pengembangan sebagai kawasan wisata budaya, maka perlu adanya upaya untuk menjaga dan melestarikan kawasan dengan terlebih dahulu menelusuri makna dan nilai budaya pada tempat tersebut sehingga identitas sebagai kawasan bersejarah dan bernilai budaya dapat terus dipertahankan. Penelitian ini menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif, guna mengeksplor karakteristik kawasan berdasarkan elemen dasar pembentuk kawasan dan mengkaji tingkat signifikansi budaya dari kawasan berdasarkan elemen tersebut melalui analisis evaluatif atau teknik skoring (pembobotan). Hasil temuan dari penelitian ini ditemukan bahwa karakteristik kawasan permukiman jika ditinjau dari elemen dasar pembentuk kawasannya yang terlihat menonjol yaitu elemen nature melalui keberadaan Sungai Musi dan ruang terbuka tepian Sungai dan plaza Kampung Kapitan, elemen shell melalui keberadaan rumah-rumah tradisional dengan perpaduan gaya arsitektur Palembang, Cina dan Kolonial, elemen network dengan adanya jalur sirkulasi berupa jerambah/titian sebagai adaptasi kondisi lahan basah, elemen society melalui tradisi terkati budaya atau religi yang masih dilakukan oleh masyarakat dan elemen man melalui adanya aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan sungai. Dari ketiga zona amatan memiliki tingkat signifikansi sedang dimana pada zona dengan keberadaan Kampung Kapitan memiliki skor yang lebih tinggi. Hasil analisis karakteristik kawasan dan tingkat signifikansi budaya pada tiap-tiap zona amatan nantinya menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan prioritas penataan kawasan.

The Musi riverside settlement area in Kelurahan 7 Ulu, with the existence of Kampung Kapitan as an ethnic Chinese settlement in the past, has the potential for historical and cultural value. The acculturation of Chinese, Dutch, and Palembang cultures, one of which is manifested in the combination of Malay, Colonial, and Chinese architectural styles in buildings that become the identity of this area and the daily activities of people who are still related to the river, has the potential to support the Palembang City Government's program to develop the riverside area as cultural tourism, historical tourism and waterfront city. However, along with the development of the area, there were changes in the behavior and culture of the riverside residents that slowly eroded the identity of the area as a riverside settlement. Seeing the role of the area in shaping the image of Palembang City in the past and the potential for development as a cultural tourism area, it is necessary to maintain and preserve the area by first tracing the meaning and cultural value of the place so that the identity as a historical and cultural value area can be maintained. This research uses a mixed quantitative and qualitative method to explore the characteristics of the area based on its ekistics elements and assess the level of the cultural significance of the area based on these elements through evaluative analysis or scoring techniques. The results of this study found that the characteristics of settlement areas based on from the ekisitc elements that look prominent are the elements of nature through the presence of the Musi River and open space on the riverside and the Kapitan Village plaza, shell elements through the presence of traditional houses with a combination of Palembang, Chinese and Colonial architectural styles, network elements with the existence of circulation paths in the form of jerambah/titian as an adaptation of wetland conditions, elements of society through traditions related to culture or religion that are still carried out by the community and elements of man through community activities related to the river. From the three observed zones have a medium level of significance where the zone with the presence of Kapitan Village has a higher score. The results of the analysis of the characteristics of the settlement area and the level of cultural significance in each observed zone can be considered in determining the priorities for structuring the area.

Kata Kunci : permukiman, tepian Sungai Musi, signifikansi budaya

  1. S2-2023-467209-abstract.pdf  
  2. S2-2023-467209-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-467209-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-467209-title.pdf