Cancel Culture di Media Sosial : Analisis Isi Kualitatif Kasus Kabur Karantina Selebgram Rachel Vennya Di Twitter
TRAJU NILA BALQIST, Dr. Rahayu, S.I.P., M.Si., M.A.
2023 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASIIsu kabur karantina selebgram Rachel Vennya pada masa pandemi COVID -19 menciptakan kegaduhan diantara pengguna Twitter. Sebagai public figure, Rachel Vennya tidak menjalani masa karantina sesuai waktu yang telah ditentukan sehingga menjadi tersangka kabur karantina. Kritikan kemudian disampaikan oleh pengguna Twitter untuk merespon isu melalui cuitan. Narasi cancel culture sebagai salah satu konsekuensi untuk memberikan efek jera muncul di Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana narasi cancel culture terhadap selebgram Rachel Vennya terkait kasus kabur karantina. Teori budaya partisipasi menjelaskan adanya keterkaitan antara pengguna Twitter dengan perilaku cancel culture melalui aktivitas bermedia. Data penelitian bersumber dari unggahan Twitter berdasarkan kata kunci yang dikumpulkan melalui aplikasi Python pada Oktober - Desember 2021. Peneliti menganalisis unggahan menggunakan analisis isi kualitatif yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1) peran aktor 2) kategori unggahan dan 3) dinamika pesan. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa pengguna Twitter berkontribusi sebagai aktor dalam menyajikan informasi, reaksi pengguna ditunjukkan dengan beberapa kategori unggahan dan perkembangan kasus memengaruhi dinamika pesan. Narasi cancel culture yang muncul di Twitter mulai meningkat pada periode ketiga Desember 2021. Keputusan hakim yang menyatakan Rachel Vennya terbukti bersalah namun tidak dipenjara menimbulkan berbagai reaksi. Cancel culture dilakukan pengguna dengan mengunggah ajakan untuk melakukan boikot dan berhenti mengikuti. Sanksi ekonomi yang digaungkan pengguna berupa menghentikan kolaborasi merek termasuk endorsement di Instagram dan menjadikan brand ambassador. Namun cancel culture dalam kasus ini mereda seiring berjalannya waktu, Rachel Vennya dapat kembali ke ruang publik dan melakukan aktivitasnya. Adanya penggemar yang loyal dan setia mendukung dapat mengembalikan reputasi Rachel yang sempat menurun.
The issue of celebrity Instagram Rachel Vennya escaping quarantine during the COVID-19 pandemic created upheaval among Twitter users. As a public figure, Rachel Vennya did not undergo the quarantine period according to the specified time, so she became a suspect for escaping quarantine. Criticism was then conveyed by Twitter users to respond to issues via tweets. The narrative of cancel culture as a consequence then appears on Twitter. This research aims to see how the cancel culture narrative towards celebgram Rachel Vennya in the case of quarantine escape. Participation culture theory explains the relationship between Twitter users and cancel culture behavior through media activities. The research data was collected from Twitter posts based on keywords through the Python app from October to December 2021. This research analyzed posts with a qualitative content analysis which was grouped into three, namely 1) the role of actors 2) upload categories and 3) the dynamics of the message. The findings of this research show how Twitter users contribute as actors in providing information, users reactions are expressed in several categories of posts and case updates have an impact on the dynamic of messages. The cancel culture narrative that appeared on Twitter began to increase in the third period of December 2021. The judge's statement confirming that Rachel Vennya has proven her wrongdoings but was not jailed has led various responses. Cancel culture was implemented on Twitter by tweeting calls for boycott and unfollowing. Economic sanctions were also echoed such as stopping the collaboration including endorsements on Instagram and being a brand ambassador. However, the cancel culture in this case has subsided as time goes by, Rachel Vennya can returned to the public and do her activities. The number of fans who are enthusiastic and supportive can rebuild Rachel's reputation, which had decreased.
Kata Kunci : cancel culture, Twitter, analisis isi, selebgram, budaya partisipasi