Laporkan Masalah

Rezim Kerja Murah: Ekonomi-Politik Kebijakan Platform di Sektor Mobilitas dan Dampaknya terhadap Pengemudi Online di Indonesia

Arif Novianto, Prof. Dr. Torontuan Keban Yeremias, S.U., MURP.

2023 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Kehadiran perusahaan platform di sektor mobilitas oleh beberapa kalangan disambut dengan penuh optimisme, karena dinilai dapat menyelesaikan persoalan mobilitas, memberi kesejahteraan ke pengemudi, memudahkan konsumen, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan berfokus pada kondisi pekerja di platform mobilitas, penelitian ini menunjukkan hal yang sebaliknya. Penelitian ini menggunakan metode campuran, yaitu kuantitatif dan kualitatif, yang dilakukan pada Juni 2020 - Oktober 2022, dengan melakukan survei 4 kali kepada 1.295 pengemudi online, wawancara kepada 116 responden, FGD sebanyak 1 kali, dan observasi partisipan di 44 grup media sosial pengemudi online. Alih-alih menciptakan kesejahteraan bagi pengemudi online, kehadiran perusahaan platform di sektor mobilitas justru menyebabkan praktik super-eksploitasi, yang terlihat dari bayaran yang rendah, pengalihan risiko kerja ke pengemudi, serta berlangsungnya intensifikasi dan ekstensifikasi kerja. Berlangsungnya super-eksploitasi terhadap pengemudi, dipengaruhi oleh 5 hal yang dalam penelitian ini disebut sebagai rezim kerja murah, yaitu: 1) melimpahnya cadangan pekerja dalam pasar tenaga kerja di Indonesia akibat lapangan kerja layak yang sedikit dan minimnya perlindungan pekerja di ranah reproduksi sosial; 2) kompetisi antar-perusahaan platform mobilitas yang telah menciptakan �perlombaan ke bawah�; 3) kebijakan negara yang bercorak neoliberal, sehingga membuat praktik super-eksploitasi dimungkinkan berlangsung; 4) proses kerja di internal perusahaan platform yang didesain untuk mendisiplinkan dan mengambil sebanyak mungkin nilai lebih pengemudi; 5) lemahnya gerakan pengemudi online, sehingga menjadikan posisi tawar mereka lemah.

The presence of platform companies in the mobility sector has been greeted with optimism by some people, as it is seen as being able to solve transportation problems, provide welfare for drivers, make it easier for consumers, and increase economic growth. By focusing on the conditions of workers on mobility platforms (ride-hailing, taxi, courier and food delivery), research suggests the opposite. This research used a mixed method which was conducted in June 2020 - October 2022, by conducting 4 surveys with 1,295 online drivers, interviewing 116 respondents, 1 FGD, and observing participants in 44 online driver social media groups. Instead of creating prosperity for online drivers, the presence of platform companies in the mobility sector has led to super-exploitation practices, which can be seen in low pay, shifting of work risks to drivers, and ongoing work intensification and extensification. The ongoing super-exploitation of drivers is influenced by 5 things identified as forms of cheap labor regimes, namely: 1) the abundance of reserve army of labor in the labor market in Indonesia due to the small number of decent jobs; 2) competition between mobility platform companies that has created a "race to the bottom"; 3) state policies that are neoliberal in character, thus making super-exploitation practices possible; 4) work processes within the company's internal platform designed to discipline and extract as much of the driver's added value as possible; 5) the movement of online drivers is weak, thus making their bargaining position weak, so unable to win the various demands.

Kata Kunci : super-eksploitasi, platform mobilitas, kebijakan neoliberal, rezim kerja murah

  1. S2-2023-487111-abstract.pdf  
  2. S2-2023-487111-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-487111-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-487111-title.pdf