Laporkan Masalah

Keberlanjutan Program Asuransi Usaha Ternak Sapi di Kabupaten Wonogiri

IRMA FAUZIAH, Dr. Jamhari, S.P., M.P; Dr. Arini Wahyu Utami, S.P., M.Sc

2023 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Risiko tinggi dalam usaha ternak sapi mendorong pemerintah untuk melakukan manajemen risiko melalui kebijakan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Kebijakan ini akan meningkatkan produksi sapi dan meningkatkan kesejahteraan peternak. Akan tetapi, sampai saat ini pemerintah masih melakukan subsidi terhadap besaran premi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kepuasan peternak terhadap atribut AUTS, kesediaan peternak dan faktor-faktor yang mempengaruhi peternak untuk membayar asuransi usaha ternak sapi (AUTS). Lokasi penelitian di Kabupaten Wonogiri pada bulan Juni 2022. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan 50 responden yang dipilih secara acak dengan tiga kategori yaitu peternak yang mengikuti AUTS selama 5 tahun, 3 tahun dan berhenti, serta 1 tahun dan berhenti. Metode analisis yang digunakan adalah Customer Satisfaction Indeks, Contingent valuation method (CVM) dan metode OLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peternak 89 persen puas terhadap AUTS dan kesediaan untuk membayar premi AUTS pada peternak yang telah berpartisipasi selama 5 tahun adalah Rp 76.000 atau 18% lebih tinggi dari ketentuan pemerintah (20% atau Rp 40.000/ekor/tahun). Peternak sapi yang berpartisipasi selama 3 tahun kemudian berhenti bersedia membayar premi sebesar Rp44.000,- atau 2% lebih tinggi dari ketentuan pemerintah (20% atau Rp40.000/ekor/tahun). Petani yang hanya berpartisipasi selama 1 tahun kemudian berhenti bersedia membayar Rp 26.000. Pendidikan, pengalaman beternak sapi, pendapatan rumah tangga, dan risiko tanah longsor berpengaruh positif terhadap kemauan membayar peternak. Namun umur berpengaruh negatif terhadap kemauan membayar peternak. Umur, lama beternak, pendapatan dan risiko tanah longsor memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap kesediaan peternak membayar premi asuransi, sedangkan pendidikan berpengaruh secara nyata.

High risk in the cattle business encourages the government to carry out risk management through cattle insurance policies. This policy will increase cattle production and improve the welfare of farmers. However, the government is still subsidizing the premium. This study aims to determine cattle farmers satisfaction, their willingness to pay for cattle insurance, and its determining factors. The data was obtained by interviewing 50 cattle farmers in Wonogiri Regency in June 2022. This study used a customer satisfaction index and the contingent valuation method to estimate the cattle farmers willingness to pay. The various factors that influence the farmers willingness to pay were analyzed using OLS regression. This study found that the satisfaction rate is 89% and the willingness to pay by cattle farmers who have been participating in cattle insurance in the last 5 years was IDR 76,000 or 18% higher than the government's stipulation (20% or IDR 40.000/cow/year). The cattle farmers who participated for 3 years and then stopped were willing to pay premiums at IDR 44,000 or 2% higher than the government's stipulation (20% or IDR 40.000/cow/year). The farmers who participated for only 1 year and then stopped were willing to pay IDR 26,000. Education, experience in the cattle business, household income, and the risk of a landslide were positively affecting the farmers willingness to pay. However, age showed a negative effect on the farmers willingness to pay. Age, length of farming, income, and risk of landslides have a very significant effect on the willingness of farmers to pay insurance premiums, while education has a significant effect.

Kata Kunci : Asuransi Ternak, CSI, CVM, Kepuasan, Kesediaan Membayar

  1. S2-2023-466609-abstract.pdf  
  2. S2-2023-466609-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-466609-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-466609-title.pdf