Makna Determinasi Waktu-Kematian Berbasis Ide Kehendak Bebas Bagi Rekonstruksi Konsep Otonomi Manusia

RANTI PUTRIANI, Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin M. Hum., Ph.D of Arts; Dr. P. Hardono Hadi

2023 | Disertasi | DOKTOR FILSAFAT

Penelitian tentang makna determinasi waktu-kematian berbasis ide kehendak bebas bagi rekonstruksi konsep otonomi manusia beranjak dari munculnya beragam definisi tentang kematian dan absurditas hubungan kehendak bebas dan otonomi manusia dalam penentuan waktu-kematian. Tujuan penelitian adalah memahami makna fundamental determinasi waktu-kematian, menganalisis secara kritis hubungan determinasi waktu-kematian dan ide kehendak bebas, dan menemukan nilai-nilai filosofis yang mendasari determinasi waktu-kematian berbasis ide kehendak bebas untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan filosofis rekonstruksi konsep otonomi manusia. Rumusan masalah-masalah penelitan sebagai berikut: 1) Apa makna fundamental determinasi waktu-kematian?; 2) Bagaimana hubungan determinasi waktu-kematian dengan kehendak bebas manusia?; dan 3) Apa nilai-nilai filosofis yang mendasari determinasi waktu-kematian berbasis ide kehendak bebas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai landasan filosofis rekonstruksi konsep otonomi manusia? Penelitian merupakan riset kepustakaan yang menggunakan filsafat manusia sebagai objek formal dan determinasi waktu-kematian berbasis ide kehendak bebas sebagai objek material. Dalam penelitian, digunakan metode penelitian filsafat yang pada tahap analisis data digunakan langkah-langkah metodis; historis, hermeneutika, heuristika, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi waktu-kematian berbasis ide kehendak bebas merupakan konsekuensi logis dari hubungan dialektis yang terjadi antara kematian dan ide kehendak bebas. Hubungan dialektis tersebut menghasilkan sintesis baru yang berpusat pada diri manusia. Apabila manusia sebagai pusat dialektika tersebut memiliki kehendak bebas, maka manusia juga dikenai beban moral atas tindakannya. Sementara apabila hidup dan nasib manusia merupakan sesuatu yang terdeterminasi, maka manusia berusaha untuk memegang kendali dan memiliki kuasa sebagai makhluk otonom. Oleh karena itu, rekonstruksi konseptual otonomi manusia melibatkan segenap unsur otentik diri manusia, yaitu sebagai makhluk fisikal, spiritual, rasional, berkehendak, dan berkesadaran

Research on the meaning of determination of time-of-death based on the idea of free will for the reconstruction of the concept of human autonomy stems from the emergence of various definitions of death and the absurdity of the relationship between free will and human autonomy in determination of time-of-death. The research aims are to understand the fundamental meaning of determination of time-of-death, to critically analyze the relationship between determination of time-of-death and the idea of free will, and to find the philosophical values that underlie the determination of timeof-death based on the idea of free will to be used as a philosophical basis for the reconstruction of the concept of human autonomy. The formulation of the research problems are as follows: 1) What is the fundamental meaning of determination of timeof-death?; 2) How is determination of time-of-death related to human free will?; and 3) What are the philosophical values that underlie the determination of time-of-death based on the idea of free will which can then be used as a philosophical basis for the reconstruction of the concept of human autonomy? Research is a literature research that uses human philosophy as formal object and determination of time-of-death based on the idea of free will as material object. In the research, philosophical research methods are used which at the data analysis stage are used methodical steps: history, hermeneutics, heuristics, and interpretation. The results show that the determination of time-of-death based on the idea of free will is a logical consequence of the dialectical relationship that occurs between death and the idea of free will. This dialectical relationship produces a new synthesis centered on the human being. If humans as the center of the dialectical relationship have free will, then humans are also subject to a moral burden for their actions. Meanwhile, if human life and destiny is something that is determined, then humans take control and have power as autonomous beings. Therefore, the conceptual reconstruction of human autonomy involves all the authentic elements of the human self, namely as physical, spiritual, rational, willing, and conscious beings

Kata Kunci : determinasi waktu-kematian, kehendak bebas, filsafat manusia, determination of time-of-death, free will, philosophy of human-being