Laporkan Masalah

Personal Transformation of Terrorists: A Socio-Psychological Analysis of Former Terrorist Prisoners in Bima, West Nusa Tenggara.

NURDIN, Dr. Mohammad Iqbal Ahnaf, M.A

2023 | Tesis | MAGISTER AGAMA DAN LINTAS BUDAYA

Penelitian ini mengkaji latar belakang sosio-psikologis mantan ekstremis jihadis (Teroris) di Bima, Nusa Tenggara Barat untuk memahami proses radikalisasi dan pelepasan mereka dalam kelompok terorisme. Bima dipilih karena dianggap sebagai salah satu pusat kelompok radikal di Indonesia. Transformasi personal masing-masing aktor dianalisis untuk menunjukkan latar belakang sosio-psikologis dari keterlibatan mereka dan proses pelepasan mereka dalam kelompok teroris. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif di mana proses pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan empat mantan teroris di Bima dan dua aktor non-negara juga diwawancarai karena mereka memiliki peran penting dalam kontra radikalisme dan upaya membangun perdamaian di Bima. Penelitian ini menemukan bahwa keempat mantan teroris menunjukkan pengalaman dan motivasi yang sama terkait keterlibatan mereka dalam jaringan teroris. Mereka dididik dari pesantren radikal di beberapa tempat di Indonesia dan memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh radikal dari beberapa organisasi radikal. Mereka juga berperan besar sebagai aktor kunci yang menyebarkan ideologi radikal dan berkembangnya lingkungan radikal di Bima yaitu Kampung Penatoi yang dikenal sebagai basis kelompok Islam radikal. Sementara proses disengagemen mereka juga memiliki pola yang serupa. Mereka mulai mengubah sikap mereka terhadap konsep Jihad karena kekecewaan terhadap masa depan gerakan organisasi dan terbukanya hubungan baru dengan kelompok luar dari aktor non-negara. Kehadiran aktor non negara di sini berkontribusi secara signifikan dalam transformasi teroris di kawasan ini. Mereka menjadi jembatan untuk berkomunikasi dengan kelompok radikal tersebut untuk kemudian mendekati mereka dengan cara-cara yang lebih lembut untuk perlahan-lahan mengubah pemikiran radikal mereka menjadi ideologi yang lebih inklusif sebagai usaha untuk mendorong mereka keluar dari kelompok terorisme. Peran aktor negara di sini memberikan kesempatan dan ruang yang luas untuk reintegrasi sosial, keterlibatan intelektual, dan hubungan personal kepada para jihadis untuk memiliki dasar ideologis yang lebih moderat dan inklusif.

This research examined a socio-psychological background of former extremist jihadists (Terrorists) in Bima, West Nusa Tenggara to understand their radicalization and disengagement process. Bima was choosen because it was considered as one of the centers of radical group in Indonesia. Personal transformations of each actor were analyzed to show the socio-psychological background of their engagement and disengagement stories in terrorist group. This research used a descriptive-qualitative method where the data collection process used in-depth interview with four former terrorists in Bima. Two non-state actors were also interviewed due to their roles in the counter radicalism and peace building efforts in Bima. This research found that the four former terrorists show a similar experience and motivation regarding to their involvement in terrorist networks. They were educated from radical Islamic boarding schools in several places in Indonesia and have close relationship with some radical figures from several radical organizations. They also played a major role as a radical activist who spread radical ideology and development of radical environment in Bima, namely Penatoi village which is known as the base of radical Islamic group. Meanwhile their process of disengagement was also similar. They began to change their attitudes towards the concept of Jihad due to the disappointment towards the future of their movements and the open of new relationship with outside group and non-state actors. The presence of non-tate actrors here contributed significanly in the transformations of terrorist in this region. They have become the bridge to communicate with those radical group to approach them in the softer way to slowly change their radical thinking into more inclusive ideology, then resulted in the gradual breaks from their group. Their roles gave a wide apportunity for social reintergaration, intellectual engagements, and personal relationships for the jihadists to have more moderate and inclusive ideological underpinnings.

Kata Kunci : Personal Transformation, Former Terrorists, Bima, West Nusa Tenggara

  1. S2-2023-467694-abstract.pdf  
  2. S2-2023-467694-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-467694-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-467694-title.pdf