POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN POLA KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSA UGM YOGYAKARTA PADA TAHUN 2019-2021

DINDA MUTIARA MAHARANI, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D., Sp.MK (K); Prof. dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Ph.D., Sp.MK (K)

2023 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang: Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang umum terjadi dan mudah berulang. Insidensi penyakit ini di Indonesia masih cukup tinggi.. Untuk mengatasi kasus ISK ini, pengobatan yang diandalkan masih bergantung pada antibiotik spektrum luas. Padahal, tidak dapat dipungkiri bahwa resistensi bakteri terhadap antibiotik akibat pemberian antibiotik yang tidak relevan semakin tinggi. Dengan memanfaatkan fakta bahwa patogen penyebab ISK berbeda-beda di tiap lokasi, penelitian di RSA UGM Yogyakarta dapat membantu penyusunan panduan pemberian antibiotik empiris pasien ISK di rumah sakit tersebut sehingga penanganan pasien ISK bisa tepat laksana. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman penyebab ISK dan pola kepekaannya di RSA UGM Yogyakarta pada tahun 2019-2021. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif retrospektif yang dilaksanakan dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medis. Seluruh pasien yang terdiagnosis ISK mulai dari 1 Januari 2019 sampai 31 Desember 2021 serta telah dilakukan uji kultur bakteri dan uji sensitivitas terhadap antibiotik dilibatkan dalam penelitian ini. Sedangkan, ketidaklengkapan data pasien akan dijadikan sebagai kriteria eksklusi. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan Microsoft Excel versi Windows. Hasil: Pola kuman penyebab ISK di RSA UGM Yogyakarta pada tahun 2019-2021 disusun oleh 13 spesies bakteri Gram negatif dan 6 spesies bakteri Gram positif dengan dominasi bakteri terbanyak adalah Escherichia coli, Staphylococcus haemolyticus, dan Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae. Escherichia coli dan Staphylococcus haemolyticus memiliki kepekaan tinggi terhadap nitrofurantoin, sedangkan Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae memiliki kepekaan tinggi terhadap fosfomycin dan amikacin. Distribusi sampel terbanyak merupakan pasien perempuan, lansia, disertai komorbid, dari bangsal rawat inap, dan telah melalui prosedur medis invasif berupa pemasangan & pelepasan infus serta pemasangan & pelepasan Dower catheter. Kesimpulan: Pola kuman penyebab ISK dan pola kepekaannya di RSA UGM Yogyakarta pada tahun 2019-2021 menunjukkan gambaran yang khas dan sejalan dengan penelitian sebelumnya.

Background: Urinary tract infection (UTI) is a common and easily recurring infection. The incidence of this disease in Indonesia is still quite high. To overcome this UTI case, the treatment still relies on broad-spectrum antibiotics. In fact, it cannot be denied that bacterial resistance to antibiotics due to irrelevant antibiotics usage is getting higher. By taking advantage of the fact that the pathogens which cause UTIs vary in each location, research at RSA UGM Yogyakarta can help to create guidelines for administering empirical antibiotics to UTI patients in these hospitals, so that the treatment of UTI patients can be carried out appropriately. Objective: This study aims to describe the pattern of germs that cause UTIs and their sensitivity patterns at RSA UGM Yogyakarta in 2019-2021. Method: This study is a descriptive retrospective observational study using secondary data in the form of medical records. All patients who were diagnosed with a UTI from 1 January 2019 to 31 December 2021 and had a bacterial culture test and an antibiotic sensitivity test were included in this study. Meanwhile, incomplete patient data will be used as an exclusion criterion. Data were analyzed descriptively using the Windows version of Microsoft Excel. Results: The pattern of pathogens that cause UTIs at RSA UGM Yogyakarta in 2019-2021 is composed of 13 species of Gram-negative bacteria and 6 species of Gram-positive bacteria with the most bacterial dominance being Escherichia coli, Staphylococcus haemolyticus, and Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae. Escherichia coli and Staphylococcus haemolyticus have a high sensitivity to nitrofurantoin, while Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae has a high sensitivity to fosfomycin and amikacin. The largest sample distribution is female patients, elderly, accompanied by comorbidities, from inpatient wards, and have gone through invasive medical procedures in the form of insertion & removal of infusions and insertion & removal of Dower catheters. Conclusion: The pattern of pathogens that cause UTIs and their sensitivity patterns in RSA UGM Yogyakarta in 2019-2021 shows a distinctive picture and is in line with previous studies.

Kata Kunci : Infeksi saluran kemih, pola kuman, kultur, pola kepekaan, antibiotik