"Tax in The Minds": Representasi Kognitif-Sosial Tentang Pajak

IKA RAHMA SUSILAWATI, Rahmat Hidayat M.Sc., Ph.D; Galang Lufityanto M.Sc., Ph.D

2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU PSIKOLOGI

Pemikiran subjektif individual dan pemikiran kolektif mengenai pajak menjadi faktor fundamental untuk memahami perilaku perpajakan. Namun sayangnya di Indonesia sendiri, riset-riset terkait masih sangat jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengidentifikasi representasi kognitif dan sosial tentang pajak pada masyarakat Indonesia dengan pendekatan tingkat mikro atau sudut pandang representasi individual. Metode campuran sequential exploratory approach digunakan dalam penelitian ini. Studi terdiri dari beberapa tahapan yaitu 1) studi literatur berupa reviu kronologi perpajakan dari masa ke masa, 2) studi kualitatif representasi sosial tentang pajak, dan diakhiri dengan 3) studi kuantitatif-eksperimental menggunakan Single-Target Implicit Association Test (ST-IAT). Temuan representasi kognitif-sosial tentang pajak diformulasikan dalam sebuah kerangka konseptual yang mengilustrasikan adanya dua elemen utama yaitu valence (positif hingga negatif) dan saliency (representasi inti dan tepi). Representasi inti dengan valensi negatif berisi konten semantik beban. Representasi inti dengan valensi netral adalah kewajiban. Sedangkan representasi inti dengan valensi positif meliputi, kepentingan umum, pembangunan. Kategori dari representasi tepi berisi lebih banyak konten representasional karena representasi ini lebih bersifat individual, unik dan fleksibel, yang membedakan antar individu maupun antar kelompok sosial. Selain itu, secara umum hasil penelitian mengindikasikan bahwa representasi kognitif-sosial bersifat kompleks-ambivalen. Ada representasi dalam diri individu maupun suatu kelompok masyarakat yang bertentangan. Hal ini dapat dijelaskan melalui dual process theory pada level kognitif individu, dan dinamika cognitive polyphasia pada level kelompok. Selanjutnya, representasi yang saling bertentangan menjadi nilai kalkulasi subyektif antara besaran nilai manfaat kolektif dengan nilai kerugian pribadi, dimana hal ini merupakan salah satu determinan perilaku patuh vs tidak patuh pajak. Implikasi hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan program edukasi sadar pajak yang diharapkan bermanfaat bagi otoritas pajak sekaligus masyarakat Indonesia.

Individual subjective thinking and collective views regarding tax remain fundamentals of understanding taxation behavior. However, related research is remarkably rarely conducted in Indonesia. This research aims to identify cognitive and social tax representations in Indonesian society with a micro-level approach or individual representation point of view. An exploratory sequential mixed-method design was used in this study. The paper consists of several stages: 1) a literature review of the tax reform history from time to time, 2) a qualitative survey of the social representation of tax, and 3) a quantitative-experimental study using the Single-Target Implicit Association Test (ST-IAT). The findings of the cognitive-social representation of taxes are formulated in a conceptual framework that illustrates the existence of two main elements, namely valence (positive to negative) and saliency (core and periphery representation). The core representation with negative valence contains the "load" word. The neutral valence is "obligation", whereas the positive valence includes "public interest, and "development". The category of periphery representation contains more representational content because of its individual, unique, and flexible nature, distinguishing between individuals and social groups. In addition, the results generally indicate that cognitive-social representations are complex-ambivalent. There are conflicting representations within an individual or a community. It can be explained through dual process theory at the individual level and cognitive polyphasia at the group level. Furthermore, the contradictory element becomes the subjective calculation between the value of collective benefits versus the value of personal losses, which is one of the determinants of tax compliance vs non-compliance behavior. The implication of this research finding can be used to develop tax awareness education programs expected to benefit tax authorities and Indonesian society.

Kata Kunci : representasi kognitif, representasi sosial, psikologi pajak, mixed-method, Single-Target Implicit Association Test