Laporkan Masalah

Pemetaan dan Analisis Jejaring Sosial Lalu Lintas Ternak Hewan Besar di Wilayah Wabah Antraks di Gunungkidul

S. BAGUS ARDHANA P., Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, M.P.; drh. Hendra Wibawa, M.Si. Ph.D.

2022 | Tesis | MAGISTER SAINS VETERINER

Antraks merupakan ancaman bagi ketersediaan daging sapi dan kambing di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena sifat sporanya yang dapat bertahan selama ratusan tahun di tanah dan menyebabkan kematian mendadak. Kejadian antraks di Gunungkidul pada tahun 2019 diduga disebabkan oleh peternak yang menyembelihkan ternaknya yang hampir mati ke jagal tanpa lapor ke petugas kesehatan hewan dan lalu lintas hewan yang tidak dapat dimonitor. Pencatatan lalu lintas ternak yang belum maksimal sehingga pengetahuan tentang individu atau entitas yang berperan dalam penyebaran antraks masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan dan mengidentifikasi aktor lalu lintas ternak serta mengukur posisi relatif individu dan entitas aktor di dalam jejaring sosial lalu lintas ternak. Penelitian ini merupakan pemetaan dan Social Network Analysis (SNA) dengan menggunakan 155 peternak dan 33 orang pedagang/blantik ternak hewan besar yang diambil secara purposive sampling. Data hasil penelitian kemudian dilakukan analisis secara deskriptif, pemetaan, dan analisis jejaring sosial. Peternak di wilayah studi sebagian besar mengaku pernah melakukan transaksi ternak di Pasar Hewan Siyonoharjo. Dalam memilih pasar hewan, peternak juga mempertimbangkan jarak pasar hewan dengan tempat tinggalnya. Selain itu dalam jual beli ternak, responden masih menggantungkan pada pedagang/blantik dalam pengangkutan ternak hasil jual beli. Responden pedagang/blantik mayoritas berasal dari Gunungkidul dengan wilayah dagang baik di dalam DIY maupun luar DIY. Hampir semua responden pedagang pernah berdagang di Pasar Hewan Siyonoharjo, selain itu terdapat pasar hewan lainnya yang juga dikunjungi baik di DIY maupun luar DIY. Transaksi terjauh yang pernah dilakukan adalah di Pulau Madura. Dari hasil SNA diketahui bahwa Pasar Hewan Siyonoharjo dan Munggi memiliki nilai betweenness centrality tertinggi (15.523,7 dan 6.067,3). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa dari peta transaksi pedagang, pedagang/blantik di wilayah Kabupaten Gunungkidul berpotensi untuk menyebarkan penyakit hewan menular dari satu daerah ke daerah lain dan berdasarkan nilai betweenness centrality yang tinggi, Pasar Hewan Siyonoharjo dan Munggi merupakan entitas yang memiliki potensi terbesar dalam penyebaran antraks di Kabupaten Gunungkidul.

Anthrax is a severe threat to the cattle and goat meat supply in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Province since its spore can persist in the soil for hundreds of years and cause sudden death. The 2019 anthrax outbreak in Gunungkidul is suspected to be caused by a farmer that called a butcher to slaughter the near-death cattle without alerting the local animal health officer and caused by unmonitored livestock movement. The record of livestock movement was incomplete, so knowledge about the individual or entity that has a role in the anthrax spread is inadequate. This study aims to map and identify livestock movement actors and to measure the relative position of an individual and entity in a social network of livestock movement. This study is mapping and social network analysis (SNA) with 155 farmers and 33 livestock merchants collected by purposive sampling. The data was then analyzed descriptively, geospatially, and through social network analysis. Farmers in the study area mostly do livestock transactions in Pasar Hewan Siyonoharjo. When they choose the livestock market, they also consider its distance to their house. Furthermore, they depend on livestock merchants for transportation when they trade—livestock merchants respondents, mainly from Gunungkidul, with trading areas in DIY and outside of DIY. Almost all of the merchant respondents do trade in Pasar Hewan Siyonoharjo. Furthermore, they visit other livestock markets in DIY and outside of DIY. The furthest trade they did was on Madura Island. Based on SNA, it is known that Pasar Hewan Siyonoharjo and Munggi have the highest betweenness centrality value (15.523,7 and 6.067,3). From these results, based on map of livestock merchant, it can be concluded that livestock merchants in the Gunungkidul Regency area potentially spread contagious animal diseases from one place to another. Since they have the highest betweenness centrality, Siyonoharjo and Munggi Livestock Market have the highest potential for the spread of Anthrax in Gunungkidul Regency.

Kata Kunci : Antraks, Pemetaan, SNA, Lalu lintas ternak hewan besar, Kabupaten Gunungkidul

  1. S2-2023-466326-abstract.pdf  
  2. S2-2023-466326-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-466326-tableofcontentt.pdf  
  4. S2-2023-466326-title.pdf