Karakter Spasial Arsitektur Rumah Tinggal Cina Peranakan di Kota Yogyakarta
THALITA KUMALA, Dr. Dyah Titisari Widyastuti, ST.,MUDD.
2022 | Tesis | MAGISTER ARSITEKTURDi kota Yogyakarta, Pecinan memiliki nilai sejarah, ekonomi, serta memiliki peran politik sejak abad ke-17 berkaitan dengan Kapitan Cina. Arsitektur Cina Peranakan merupakan salah satu kekayaan budaya kota Yogyakarta yang memiliki karakteristik unik. Dewasa ini keberagaman arsitektur Cina Peranakan terancam akibat perubahan fungsi dan kepemilikan lahan. Pada umumnya keturunan Cina yang bermigrasi ke negara lain mempertahankan budaya asal yang tampak melalui karakteristik rumah tinggal berperan sebagai identitas arsitektur kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan karakteristik spasial pada arsitektur Rumah Tinggal Cina Peranakan di Yogyakarta berkaitan dengan konservasi peninggalan arsitektur. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan paradigma rasionalistik. Penelitian menggunakan data primer berupa observasi dan wawancara, serta data sekunder berupa tinjauan pustaka mengenai Arsitektur Rumah Tinggal Cina Daratan. Observasi dilakukan dengan metode purposive sampling dan teknik eksploratif. Data primer diproses secara analitis-sintesis melalui proses induksi deduksi yang terus berlangsung. Penelitian mampu menemukan karakteristik spasial yang dibagi menjadi bentuk, fungsi, tata atur, dan komponen dalam ruang pada 11 kasus. Bentuk yang tidak dikehendaki adalah bentuk dengan sudut lancip, bentuk tersebut diletakkan di belakang. Pada lingkup alam, gunung dengan puncak lancip berada di belakang rumah. Terhadap lingkungan terbangun rumah tidak menerima bentuk sudut dari jalan maupun rumah lain, serta tidak memberi sudut ke rumah lain. Terhadap tata letak ruang, sudut digunakan untuk ruang servis (gudang, ruang sirkulasi, ruang cuci, toilet). Bagian depan rumah adalah bagian yang mendatangkan rejeki, sehingga harus memperhatikan perletakan dan orientasi pintu utama. Altar pemujaan leluhur terletak di ruang keluarga yang berada di tengah tapak dan berdekatan dengan ruang terbuka. Berdasar lingkup amatan rumah tinggal terhadap lingkungan sekitar, faktor yang berpengaruh adalah faktor politik dan ekonomi. Terhadap lingkungan terbangun; faktor yang berpengaruh pada aksesibilitas adalah faktor budaya dan ekonomi. Terhadap sesama ruang dalam bangunan, faktor yang berpengaruh adalah faktor sosial dan ekonomi. Terhadap komponen dalam ruang, faktor yang berpengaruh adalah faktor agama/kepercayaan dan pemilihan posisi atas dasar privasi.
Chinatown holds historic, politic, and economic roles since 1700s in relation to Chinese Capitan of Yogyakarta. Chinese houses in countries outside of Mainland China ( a four-seasons country ) can strongly maintain their cultures, resulting a distinct architectural identity. The concept experienced adaptation to various natural and cultural contexts of countries where they reside. Having distinctive architectural characteristics and located in historical area, Chinese Straits Houses must be preserved. Current experience of construction, developments, tourism, and changes on culture, land owners, and land-use are both opportunities and threats towards old Chinese housing. On architectural heritage preservation purpose, this paper aims to holistically identify and understand architectural characteristics of Chinese Straits Architecture, derived from Mainland China Architecture rationally. This research uses qualitative descriptive method. Primary data obtained through observation and interview, secondary data obtained through literature study on Chinese Architecture. Observation conducted by purposive sampling method through exploration. Primary data processed by analytically-synthetically through inductive-deductive method. Architectural characteristics observed through physical, spatial, and stylistic system. Information on factors acquired from existing condition of site and building observation, and interviews with resident. Role, use, and meanings of architectural components were analysed through literature study with rationalism on Chinese beliefs and Chinese Peranakan history (to understand components� origins). Similar Characteristics on spatial form, spatial use, spatial order, and spatial components are found between Chinese Straits and Chinese Mainland Architecture. Differences also found due to social, economy, cultural, and political factors. In Chinese Straits Houses, space for Rituals and Traditions are placed close to inner courtyard, backyard, and balcony for more privacy.
Kata Kunci : Arsitektur Cina Peranakan, Arsitektur Cina Daratan, Karakter Spasial, Mainland China Architecture, Chinese Straits, Spatial Characteristics