Laporkan Masalah

PANTUN DAN MANTRA DALAM UPACARA MENUMBAI DI KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU: KAJIAN KOMPOSISI, TRANSMISI, DAN FUNGSI

MOCH HAFID AROFAT, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum.

2022 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Pantun dan mantra menumbai termasuk bagian dari upacara menumbai di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pantun dan mantra menumbai tergolong ke dalam sastra lisan karena dilantunkan saat upacara dan tidak adanya teks sebagai pegangan saat upacara. Objek material pada penelitian ini adalah serangkaian pantun dan mantra menumbai yang didapat dari dari lantunan narasumber, yakni Juagan Tuo. Penelitian ini menggunakan objek formal dari teori sastra lisan Albert B. Lord dan fungsi sastra lisan Ruth Finnegan. Ada dua rumusan masalah pada penelitian ini, yakni 1) bagaimana konteks sosial budaya, komposisi, dan transmisi terkait pantun dan mantra pada upacara menumbai pohon sialang pada masyarakat Pelalawan, Riau, dan 2) bagaimana fungsi pantun dan mantra pada upacara menumbai pohon sialang pada masyarakat Pelalawan, Riau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada inkonsistensi pola pantun dan mantra dengan tema besar berupa penghormatan kepada ratu lebah, penghuni pohon sialang, Nabi Sulaiman, Nabi Muhammad, pada saat memanen madu sialang. Konteks pertunjukan meliputi situasi, penampil, durasi, dan penonton. Transmisi yang terjadi pada generasi sebelumnya dilakukan lewat hubungan keluarga dan lewat pertunjukan secara langsung. Transmisi yang terjadi pada masa kini bergantung dari pendokumentasian yang telah dilakukan oleh pemerintah setempat dan para peneliti. Konteks sosial budaya agraris meliputi sistem pemakaian hutan tanah sialang, sistem perkebunan madu, dan pengolahan madu. Masyarakat pendukung terhadap adanya upacara menumbai adalah Batin, kepala adat yang memberlakukan hukum adat yang berlaku. Di luar itu, para penampil yang terdiri dari Juagan Tuo, Juagan Mudo, dan tukang sambut berperan penting terhadap upacara menumbai. Selain itu, ada petani, pedagang, dan masyarakat setempat yang turut mendapat manfaat dari madu sialang. Fungsi pantun dan mantra menumbai terdiri dari tiga fungsi besar, yakni religius, sosial, dan ekologis. Fungsi pantun lebih bersifat horizontal, yakni berhubungan antar masyarakat agar terjalin ikatan gotong-royong dan saling membantu, sedangkan fungsi mantra lebih bersifat vertikal, yakni melibatkan alam dan Tuhan agar yakni melibatkan alam dan Tuhan agar mencukupkan rezeki dan tempat masyarakat menggantungkan hidupnya. Kata kunci: sastra lisan, menumbai, komposisi, transmisi, fungsi

Pantun and mantra's menumbai are part of the menumbai ceremony in Pelalawan District, Riau Province. Pantun and mantra's menumbai belong to oral literature because they are sung during the ceremony and there is no text as a guide during the ceremony. The material object in this research is a series of pantun and mantra's menumbai what obtained from the chanting of the source person, namely Juagan Tuo. This study uses the formal object from the theory of oral literature by Albert B. Lord and the function of oral literature by Ruth Finnegan. There are two problem formulations in this study, consist of 1) what are the socio-cultural context, composition, and transmission related to pantun and mantra at menumbai's sialang tree ceremony in the Pelalawan society, Riau, and 2) what are the functions of pantun and mantra at menumbai's sialang tree ceremony in the community Pelalawan, Riau. The results of this study indicate that there is an inconsistency in the pantun and mantra patterns with the big theme of respecting the queen bee, the inhabitants of the sialang tree, Prophet Sulaiman, Prophet Muhammad, when harvesting sialang honey. Performance context includes situation, performer, duration, and audience. Transmission that occurred in previous generations was done through family relationships and through live performances. Transmission that occurs today depends on the documentation that has been done by the local government and researchers. The agrarian socio-cultural context includes sialang land forest use systems, honey plantation systems, and honey processing. The supporting community for the menumbai ceremony is Batin, the tribal chief who enforces the applicable customary law. Apart from that, the performers consisting of Juagan Tuo, Juagan Mudo, and greeters play an important role in the tumbai ceremony. In addition, there are farmers, traders and local people who also benefit from sialang honey. The functions of the pantun and mantra's menumbai consist of three major functions, namely religious, social and ecological. The function of the rhymes is more horizontal, namely connecting between people so that mutual cooperation and mutual assistance are established, while the function of the mantra is more vertical, namely involving nature and God so that it involves nature and God in order to provide sufficient sustenance and a place where people depend on their lives. Keywords: oral literature, menumbai, composition, transmission, function

Kata Kunci : Kata kunci: sastra lisan, menumbai, komposisi, transmisi, fungsi

  1. S2-2022-467135-abstract.pdf  
  2. S2-2022-467135-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-467135-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-467135-title.pdf