Laporkan Masalah

PARTISIPASI POLITIK KPOPPERS DI RUANG DIGITAL TWITTER DI ERA PANDEMI

ATHIFAH SEPTIANI, Wigke Capri Arti Sukmana Putri, S.IP, M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Tulisan ini mengkaji tentang partisipasi politik Kpoppers melalui Twitter di era pandemi di Asia dan Amerika Serikat. Peneliti menggunakan tagar #StopAsianHate untuk crawling data Twitter di era pandemi Covid-19 yaitu tahun 2020 hingga 2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan big data analysis di Twitter, yaitu Social Network Analysis (SNA). Peneliti melakukan analisa derajat centrality yang terdiri dari degree centrality, closeness centrality, dan betweenness centrality untuk mengidentifikasi aktor yang berpengaruh atau memiliki nilai interaksi yang tinggi di dalam jaringan. Tesis ini menemukan tiga temuan penting, yaitu pertama untuk menunjukkan adanya perubahan aktivisme yang turun ke jalan ke aktivisme digital berbasis media sosial. Kedua, mengelaborasi aktivisme politik kelompok Kpoppers yang seringkali dikategorikan sebagai kelompok apolitis. Ketiga, partisipasi politik digital menciptakan jejaring dan ruang lingkup transnasional seperti isu keadilan dan rasial dalam lingkup lokal secara bertahap menjadi global, maupun sebaliknya. Misalnya, percakapan isu #StopAsianHate didominasi oleh penggemar K-pop. Terdapat 10 negara yang dominan ramai membicarakan isu tersebut, antara lain Amerika Serikat, Indonesia, Filipina, Malaysia, Jepang, India, Australia, Korea Selatan, Thailand, dan Inggris. Partisipasi berbasis digital ini sebagai disrupsi partisipasi politik masa depan. Ada perubahan input yang berupa tuntutan dan dukungan dari ruang digital. Seharusnya, perubahan ini mempengaruhi perubahan sistem politik dan proses kebijakan.

This article is about the political participation of Kpoppers on Twitter at pandemic era, especially in the United States and Asia. Researchers use the hashtag of #StopAsianHate to crawl Twitter data during the Covid-19 pandemic, in between 2020 to 2022. This research uses a qualitative method with big data analysis on Twitter, that is Social Network Analysis (SNA). Researchers conducted an analysis of the degree of centrality consisting of degree centrality, closeness centrality, and betweenness centrality to identify influential actors or have high interaction values in the network. This thesis finds three important findings. First, to show that there is a change in activism, from directly interaction to digital activism based on social media. Second, elaborating the political activism of the Kpoppers group which is often categorized as an apolitical group. Third, digital political participation creates transnational networks and scopes such as justice and racial issues in the local scope that gradually become global, and otherwise. For example, the #StopAsianHate conversation is dominated by K-pop fans. There are 10 countries that are dominantly busy discussing this issue, including the United States, Indonesia, Philippines, Malaysia, Japan, India, Australia, South Korea, Thailand and the United Kingdom. This digital-based participation is a disruption of future political participation. There is a change of input in the form of demands and support from the digital space. Supposedly, these changes will affect in the political system and policy processes.

Kata Kunci : Partisipasi Politik, Transnasional, Kpoppers, Ruang Digital, Aktivisme

  1. S2-2022-466945-abstract.pdf  
  2. S2-2022-466945-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-466945-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-466945-title.pdf