KESEPADANAN MAKNA DAN TEKNIK PENERJEMAHAN UNGKAPAN KESEDIHAN PADA NOVEL SYNGUE SABOUR PIERRE DE PATIENCE
RISMALITA AYU B P, Dr. Sajarwa, M.Hum
2022 | Skripsi | S1 SASTRA PRANCISNovel Syngue Sabour Pierre de Patience merupakan novel yang sarat akan emosi, terutama emosi kesedihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk kesepadanan makna penerjemahan ungkapan kesedihan dari bahasa Prancis ke bahasa Indonesia dalam novel terjemahan Singge Sabur Batu Kesabaran. Selain itu penelitian ini juga bertujuan unttuk mendeskripsikan teknik-teknik yang digunakan dalam menerjemahkan ungkapan kesedihan tersebut. Tahap pertama yang dilakukan pada penelitian ini yakni menyimak dan mencatat seluruh ungkapan kesedihan yang diungkapkan oleh tokoh utama pada novel Syngue Sabour Pierre de Patience dan terjemahannya yaitu Singge Sabur Batu Kesabaran. Sebanyak 63 data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan teori pengklasifikasian emosi yang lebih spesifik yang disebut pendekatan SPAARS (Schematic Proposal Assosiative Analogical Representational Systems) yang dikemukakan oleh Power dan Dalgleish (2016). Hal selanjutnya yang dilakukan yakni menganalisis dan mengklasifikasikan data yang diperoleh menggunakan teori kesepadanan makna dalam penerjemahan yang dikemukakan oleh Nababan (2003) dan penerapan teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002). Hasil penelitian yang diperoleh yakni: ungkapan kesedihan terbanyak terdapat pada level asosiatif, ungkapan emosi yang timbul karena suatu hal yang berkaitan langsung dengan emosi tertentu, yakni kesedihan. Kesepadanan makna dalam penerjemahan dengan jumlah data terbanyak terdapat pada kategori kesepadanan makna kontekstual yang ditinjau menggunakan konteks atau situasi yang sedang terjadi. Teknik penerjemahan yang dominan merupakan teknik kesepadanan lazim yang memiliki ciri khas penggunaan istilah yang sering digunakan oleh pembaca bahasa sasaran.
Syngue Sabour Pierre de Patience is a novel that is full of emotions, especially the emotion of sadness. This study's objective is to reveal the equivalence of the meaning of the translation of the expression of sadness from French to Indonesian from the novel mentioned above and its translation. Another purpose of this study is to describe the techniques applied in translating the expression of sadness. The first step in this research is documenting all expressions of sadness expressed by the main character. A total of 63 data obtained were then classified based on a more specific emotion classification theory called the SPAARS (Schematic Proposal Associative Analogical Representational Systems) approach proposed by Power and Dalgleish (2016). The next step is to analyse and classify the data obtained using the theory of equivalence of meaning in translation proposed by Nababan (2003) and the application of translation techniques proposed by Molina and Albir (2002). The research results obtained are: most expressions of sadness are found at the associative level, emotional expressions that arise because of something directly related to certain emotions, in this scenario sadness. The highest amount of data recorded for the equivalence of meaning in translation is found in the contextual meaning equivalence, which is reviewed using the context or situation that is currently happening. The dominant translation technique is established equivalence technique, which has characteristics such as the frequent utilization of common terms target reader's language.
Kata Kunci : Kata kunci: ungkapan kesedihan, teknik penerjemahan, kesepadanan makna, novel terjemahan, pendekatan SPAARS