TETRALOGI NOVEL MUHAMMAD ï·º KARYA TASARO GK KAJIAN PROFETIK TRANSFORMATIF

INE WULANDARI, Dr. Aprinus Salam, M.Hum.

2022 | Tesis | MAGISTER SASTRA

INTISARI TETRALOGI NOVEL MUHAMMAD SAW. KARYA TASARO GK KAJIAN PROFETIK TRANSFORMATIF Tetralogi novel Muhammad saw. (TNM) karya Tasaro GK menurut Azumardi Azra merupakan karya sastra pertama berbahasa Indonesia mengenai Nabi Muhammad saw.. TNM berkisah tentang perjalanan penyebaran ajaran Islam dari masa Nabi saw. hingga kekhalifahan serta diiringi oleh kisah Kashva yang haus ilmu pengetahuan mengenai nubuat kenabian. Transformasi yang terjadi pada perjalanan kisah tersebut melahirkan sebuah distorsi atau penyimpangan yang terjadi karena beberapa faktor. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguraikan model dan implikasi berdasarkan perspektif Paradigma Profetik yang dikembangkan oleh Ahimsa-Putra dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model paradigma profetik yang merupakan perwujudkan transformasi individual pada tokoh Kashva diuraikan dalam dua model yaitu transformasi rukun iman dan transformasi rukun Islam. Kedua model for tersebut sebenarnya adalah analogi untuk menuju subjek profetik dengan tahapan yang didasarkan pada dasar ajaran Islam pada ranah individual dengan menempatkan tokoh Kashva sebagai analoginya. Meskipun Kashva telah melalui tahapan model Paradigma Profetik secara lengkap, tetapi ia tidak sempurna menyerupai Nabi Muhammad saw. sebagai subjek profetik yang tunggal. Berdasarkan proses perjalanan Kashva yang menyerupai salah satu khalifah, bahkan sempat bertemu secara langsung, maka model transformasinya lebih dekat ke 'Umar bin Khattab. Selanjutnya, implikasi transformasi yang bersumber dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. menimbulkan perubahan pada tataran individu hingga sosial budaya. Transformasi pada ranah individu menghasilkan subjek profetik yang cenderung berhasil dan cenderung menyimpang. Faktor pendukung dalam ranah sosial budaya yaitu: 1) keteladanan terhadap sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad saw.; 2) toleransi terhadap umat Kristiani; 3) upaya musyawarah untuk mencapai mufakat; dan 3) konsistensi fungsi masjid pada masa kekhalifahan. Selanjutnya, faktor yang menghambat yaitu: 1) munculnya sikap materialistik; 2) perselisihan pendapat hingga pemberontakan 3) penyebaran fitnah yang berujung pembunuhan; 4) Al-Quran dalam keragaman penafsiran dan penyalahgunaan; 5) kefanatikan dalam beragama. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, zaman yang merentang semakin jauh dari masa Nabi Muhammad saw., akan memungkinkan lahirnya sebuah distorsi/penyimpangan.

ABSTRACT MUHAMMAD NOVEL TETRALOGY SAW. BY TASARO'S GK TRANSFORMATIVE PROPHETIC STUDY According to Azumardi Azra, the tetralogy of the novel Muhammad saw. (TNM) by Tasaro GK is the first Indonesian-language literary work about the Prophet Muhammad ï·º. TNM tells the story of the journey of spreading Islamic teachings from the time of the Prophet saw. to the caliphate and accompanied by the story of Kashva, who is hungry for knowledge about prophetic prophecy. The transformation that occurs in the course of the story gives birth to a distortion or deviation that occurs due to several factors. Thus, this study aims to describe the model and implications based on the perspective of the Prophetic Paradigm developed by Ahimsa-Putra with descriptive qualitative methods. The study results show that the prophetic paradigm model, which is the embodiment of the individual transformation of Kashva's character, is described in two models, namely the transformation of the pillars of faith and the transformation of the pillars of Islam. The two models are an analogy for leading to a prophetic subject with stages based on the basic teachings of Islam in the individual realm by placing the character Kashva as an analogy. Even though Kashva has gone through the steps of the complete Prophetic Paradigm model, he does not perfectly resemble the Prophet Muhammad. as a single prophetic subject. Based on the process of Kashva's journey, which reached one of the caliphs and even had a chance to meet in person, the transformation model is closer to 'Umar bin Khattab. Furthermore, the implications of transformation originating from the teachings brought by the Prophet Muhammad ï·º lead to changes at the individual to socio-cultural level. Transformation in the individual realm produces prophetic subjects who tend to succeed and tend to deviate. Supporting factors in the socio-cultural realm are: 1) exemplary of the praiseworthy qualities of the Prophet Muhammad saw.; 2) tolerance towards Christians; 3) deliberative efforts to reach a consensus; and 3) the consistency of the function of the mosque during the caliphate. Furthermore, the inhibiting factors are: 1) the emergence of a materialistic attitude; 2) disagreements up to the rebellion, 3) the spread of slander that led to murder; 4) Al-Qur'an in various interpretations and misuses; 5) bigotry in religion. From this discussion, it can be concluded that the era that stretches farther and farther from the time of the Prophet Muhammad, will allow the birth of a distortion. Kata Kunci: model, implikasi transformasi, paradigma profetik, tetralogi Muhammad saw., Tasaro GK.

Kata Kunci : Kata Kunci: model, implikasi transformasi, paradigma profetik, tetralogi Muhammad saw., Tasaro GK.