Stakeholder Collaboration in Developing Child-Friendly City. A Case in Kendari City, Southeast Sulawesi Province, Indonesia
YOSIA SANDI PABIA, Ir. Leksono Probosubanu, M.URP., Ph.D
2022 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPemerintah Indonesia percaya bahwa Kebijakan Kota Layak Anak (KLA) sangat penting karena sekitar sepertiga penduduk Indonesia terdiri dari anak-anak. Salah satu strategi utama dalam rangka menerapkan kebijakan KLA di tingkat pemerintah daerah adalah terdapatnya pembentukan gugus tugas sebagai forum kolaboratif yang melibatkan pemerintah dan non-pemerintah (sektor swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media dan anak-anak). Namun, dalam implementasinya, beberapa pemerintah daerah belum mampu membentuk satuan tugas dan melibatkan aktor non-pemerintah, terutama anak-anak dalam proses pembangunan KLA. Sebaliknya, Kota Kendari merupakan salah satu kota di Indonesia yang berhasil membentuk gugus tugas dan melibatkan aktor non-pemerintah untuk mengembangkan KLA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi kolaborasi pemerintah dan non-pemerintah, dan bagaimana mereka berkolaborasi untuk mengembangkan kota Kendari sebagai KLA. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan wawancara mendalam yang dilakukan secara tatap muka dan online. Hasi penelitian menunjukkan bahwa kesamaan tujuan dan program antara aktor, komitmen kepemimpinan, dan desain forum kolaboratif yang terbuka bagi semua aktor merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi pemerintah dan non-pemerintah untuk berkolaborasi dalam mengembangkan Kota Kendari menjadi KLA. Karena kolaborasi melibatkan anak-anak, fasilitator memainkan peran penting dalam meningkatkan partisipasi anak dan menjadikan proses komunikasi dalam kolaborasi menjadi lebih efektif. Kemudian, proses kolaborasi pemerintah Kota Kendari dengan aktor non-pemerintah dilaksanakan dalam bentuk proses pengambilan keputusan, aksi bersama, dan mekanisme pembagian sumber daya. Kerjasama tersebut menghasilkan Kota Kendari dapat meningkatkan kapasitasnya untuk mengakomodasi hak-hak anak. Studi ini merekomendasikan bahwa pemerintah daerah perlu memiliki tujuan dan program yang jelas untuk mendorong aktor non-pemerintah dengan prioritas yang sama untuk berpartisipasi dalam implementasi kebijakan KLA.
Indonesia's government believes that the Child-Friendly City (CFC) Policy is essential since roughly a third of Indonesia's population is composed of children. Establishing a task force as a collaborative forum involving both state and non-state actors is one of the main strategies used by Indonesia to implement CFC policy at the local government level (NGOs, private sector, media, and children). However, some local governments have been unable to organize task forces and engage non-state actors, particularly children. In contrast, Kendari City is one of the cities in Indonesia that has been successful in organizing a task force to develop CFC. This study aims to investigate the main factors that influence the collaboration of state and non-state actors, and how they collaborate to develop Kendari city as a CFC. A qualitative method was used, with in-depth interviews conducted face-to-face and online. The findings show that the similarity of actors' goals and programs, leaders' commitment, and the open design of the collaborative forum are factors that influence stakeholder participation in developing Kendari City to be a CFC. Because the collaboration involved children, facilitators play critical roles in increasing children's participation and improving collaboration communication. Moreover, the Kendari City government collaborates with non-state actors through decision-making processes, joint action, and resource-sharing mechanisms. As a result of the collaboration, Kendari City improved its capacity to accommodate children's rights. This study implies that local governments need to have clear goals and programs in order to encourage non-state actors with similar concerns to participate in CFC policy implementation.
Kata Kunci : Child-Friendly City, collaboration, local government, task force