Fetishime Tubuh Perempuan Berhijab pada Wacana Multimodal Prostitusi di Twitter
QHOLIVA YUNI FADILLA, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA
2022 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIAProstitusi mengadopsi tubuh perempuan berhijab sebagai sebuah inovasi dalam praktik berhubungan seks komersil. Pekerja seks komersil (PSK) berhijab merupakan hal yang beroperasi di Twitter yang mana media sosial ini merupakan platform yang paling efektif untuk memperdagangkan jasa seks komersil. Fenomena PSK berhijab ini mengindikasikan adanya segmentasi pasar khusus yang menimbulkan adanya praktik fetishisme karena tidak menempatkan hijab pada kegunaannya, melainkan dalam hubungannya dengan memuja hijab dan adanya fantasi kepuasan tertentu melalui jasa seks tersebut. Berdasarkan konteks sosio-kultural Indonesia, hijab sejatinya digunakan oleh perempuan beragama Islam sebagai pakaian yang memiliki nilai privat dan kesalehan. Namun, penggunaan berhijab ini berubah menjadi sesuatu yang kontradiktif mengingat salah satu identitas agama ini justru diperjual-belikan pada praktik prostitusi. Kontradiksi tersebut menjadi sebuah signifikansi bagi penelitian ini karena timbulnya pertanyaan bagaimana dan mengapa tubuh perempuan berhijab difetishkan dan diwacanakan di dalam praktik prostitusi. Penulis menganalisis fenomena ini menggunakan fetishisme tanda oleh Jean Baudrillard dan wacana multimodal sebagai teori dan metode yang dirumuskan oleh Gunther Kress dan Theo van Leeuwen. Prostitusi perempuan berhijab ini merupakan bagian dari fenomena desakralisasi tanda, yaitu menghilangkan ideologi sakral yang sejatinya inheren pada pakaian penutup kepala tersebut. Hal ini melibatkan proses ideologis karena adanya bentuk pelunturan nilai-nilai agamis dan menginternalisasinya di dalam jasa layanan seks komersil. Kemudian, prostitusi menginvestasikan tubuh perempuan berhijab sebagai jeratan fetish dan penindasan. Praktik prostitusi memanfaatkan kesempatan hijab sebagai standar kecantikan dan tren busana masa kini untuk menghasilkan keuntungan berlipat ganda. PSK berhijab memiliki pelabelan bahwa mereka adalah perempuan yang hanya dapat 'dilihat dan disentuh' secara privat, sehingga membuat mereka memiliki daya jual yang tinggi. Penggunaan hijab di dalam praktik prostitusi ini juga menjadi distingsi yang mengandung isu kelas bagi pengguna.
Prostitution adopts women's bodies in hijab as an innovation in the practice of having commercial sex. Commercial sex workers in hijab are things that operate on Twitter, where this social media is the most effective platform for trading commercial sex services. The phenomenon of prostitutes wearing the hijab indicates that there is a special market segmentation that gives rise to the practice of fetishism because it does not place the hijab on its use, but in relation to worshiping the hijab and having certain fantasies of satisfaction through these sexual services. Based on the socio-cultural context of Indonesia, the hijab is used by Muslim women as clothing that has private and pious values. However, the use of the hijab has turned into something contradictory considering that one of these religious identities is traded in the practice of prostitution. This contradiction becomes a significance for this research because it raises the question of how and why women's bodies with hijab are fetishized and discoursed in the practice of prostitution. The prostitution of women in hijabs is part of the phenomenon of desacralization of signs, which is to eliminate the sacred ideology that is inherent in the head covering. This involves an ideological process due to the softening of religious values and internalizing them in commercial sex services. Then, prostitution invests women's bodies in hijabs as fetish entrapment and oppression. The practice of prostitution takes advantage of the opportunity of the hijab as a beauty standard and today's fashion trends to generate double the profit. Hijab-wearing prostitutes have the labeling that they are women who can only be 'seen and touched' privately, thus making them have high marketability. The use of hijab in the practice of prostitution is also a distinction that contains class issues for users.
Kata Kunci : Fetishime, Hijab, Prostitusi, Tubuh Perempuan, Wacana Multimodal