Fandom dan Partisipasi Politik: Studi Kasus Fandom ARMY Indonesia dalam Aksi Tolak Omnibus Law Indonesia di Twitter
RAHAJENG MAHARANI P, Mashita Phitaloka Fandia Purwaningtyas, S.I.P., M.A.
2022 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASIPada zaman modern seperti sekarang ini tentunya diikuti dengan perkembangan di segala ranah, termasuk di ranah budaya populer. Budaya populer tentunya mengalami perkembangan sampai saat ini, di mana dunia tengah dilanda oleh budaya populer asal Korea Selatan bernama Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan K-Pop, yang kemudian melahirkan penggemar. Kumpulan penggemar yang bergabung ini kemudian melahirkan suatu fandom, yang sayangnya tak luput dari stereotipe negatif dari publik. Padahal faktanya, fandom K-Pop ini merupakan sekumpulan orang yang aktif dalam berkontribusi dan memiliki kekuatan yang besar, khususnya di dunia maya. Hal ini dapat dilihat ketika mereka turut bergabung dalam aksi tolak Omnibus Law Indonesia, khususnya di Twitter. Dengan demikian, penelitian ini ingin melihat bagaimana partisipasi politik fandom ARMY, salah satu fandom K-Pop dalam aksi tolak Omnibus Law Indonesia di Twitter. Fandom ARMY sendiri merupakan salah satu fandom K-Pop yang terkenal dengan gerakan kemanusiaan yang mereka lakukan, dan Twitter merupakan salah satu media sosial yang mereka gunakan untuk melakukan berbagai aktivitas budaya penggemar. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dengan menggunakan kacamata kajian budaya partisipasi (participatory culture) dalam mendeskripsikan partisipasi yang fandom ARMY Indonesia lakukan dalam menolak Omnibus Law Indonesia di media sosial Twitter.
Modern times, like today, are obviously followed by developments in all fields, including popular culture. Popular culture has surely evolved to the point that the world is being hit by popular culture from South Korea known as Korean Pop, or K-Pop, which subsequently gives birth to fans. This group of fans who came together gave birth to a fandom, which regrettably could not escape the public's negative stereotypes. In truth, a K-Pop fandom is a group of people who actively contribute and have considerable power, particularly in cyberspace. This is evident when they join the protests against Omnibus Law Indonesia, especially on Twitter. As a result, the purpose of this research is to determine political participation of the ARMY, one of the K-Pop fandoms, in the movement against Omnibus Law Indonesia on Twitter. The ARMY fandom is well-known for its humanitarian efforts, and Twitter is one of the social media platforms that they use to carry out numerous fan cultural activities. This study employed a case study approach and the perspective of participatory culture to describe the Indonesian ARMY fandom's participation in protest against Omnibus Law Indonesia on Twitter.
Kata Kunci : aktivisme digital, fandom ARMY BTS, penolakan Omnibus Law Indonesia, budaya penggemar