Penataan Kampung Sentra Industri Kerajinan dan Kuliner Keparakan Yogyakarta sebagai Kampung Industri Kreatif yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan
RISKIA HERDAYANTI, Dr. Eng. Muhammad Sani Roychansyah, S.T., M.Eng.
2022 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKeparakan merupakan sebuah kampung yang terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta, tepatnya di Kelurahan Keparakan. Kampung ini terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu Keparakan Lor sebagai kampung industri kecil dan Keparakan Kidul sebagai kampung kuliner. Industri kerajinan dan kuliner memiliki potensi besar dalam kontribusi ekonomi bagi masyarakatnya. Namun, keadaan fasilitas yang mendukung kedua kegiatan industri ini masih kurang memadai, khususnya yaitu showroom untuk memamerkan barang dan pengolahan limbah. Keadaan permukiman yang cukup padat dan akses yang sempit disebabkan oleh tata guna lahan yang kurang tertata dan saling tumpang tindih satu sama lain. Hal ini juga berdampak terhadap kurangnya ruang terbuka hijau dan pengunjung sulit untuk menjangkau sentra industri kerajinan dan kuliner tersebut. Perencanaan ini dilakukan dengan tujuan agar Kampung Keparakan dapat memiliki fasilitas yang layak untuk mendukung kegiatan industri kerajinan dan kulinernya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan kenyamanan bagi warga maupun pengunjungnya. Metode Gap Analysis serta benchmarking digunakan untuk membandingkan antara prinsip ideal dan preseden dari kampung industri dan wisata dengan kondisi eksisting Kampung Keparakan. Kemudian dilakukan penilaian menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan alternatif rencana yang sesuai bagi perencanaan masterplan Kampung Keparakan. Rencana penataan kemudian diimplementasikan pada semua komponen perencanaan yang diperoleh berdasarkan hasil elaborasi teori dan konsep. Perbaikan kawasan tersebut yang menjadi konsep penataan Kampung Keparakan.
Keparakan is a village located in the south of Yogyakarta City, precisely in Keparakan Village. This village consists of two parts, namely Keparakan Lor as a small industrial village, and Keparakan Kidul as a culinary village. The handicraft and culinary industries have great potential to contribute to the economy and its people. However, the condition of the facilities that support these two industrial activities is still inadequate, especially the showroom for exhibiting goods and processing waste. The condition of settlements is quite dense and access is narrow due to land use that is less organized and overlaps with each other. This also has an impact on the lack of green open space, and visitors find it difficult to reach the center of the craft and culinary industries. This planning is carried out with the aim that Keparakan Village can have proper facilities to support its handicraft and culinary industry activities while still paying attention to environmental sustainability and comfort for residents and visitors. Gap Analysis and benchmarking methods are used to compare the ideal principles and precedents from industrial and tourist villages with the existing conditions of Keparakan Village. Then an assessment was carried out using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine alternative plans that were suitable for planning the Keparakan Village master plan. The structural plan is then implemented on all the planning components obtained based on the results of the elaboration of theories and concepts. The improvement of the area became the concept of structuring the Keparakan Village.
Kata Kunci : industri kreatif, kampung industri kerajinan, kampung Keparakan, kampung kuliner, sentra industri