Culture Shock: A Qualitative Study of Indonesian Students in Noreay

PUTRI KARINA YUSUF, Prof. Dr. Irwan Abdullah

2022 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola dan elemen yang mempengaruhi bagaimana produktif siswa mengalami hidup dan belajar di lingkungan baru dan asing. Untuk lebih memahami calon mahasiswa dan universitas tuan rumah, para peneliti meneliti bagaimana kejutan budaya mempengaruhi mahasiswa. Untuk mengurangi tingkat kejutan budaya yang dialami oleh siswa internasional, akan sangat membantu jika memiliki kesadaran yang lebih luas tentang fenomena tersebut. Kantor internasional dan program pertukaran di universitas tuan rumah dapat mengambil manfaat besar dari wawasan yang mungkin ditawarkan oleh penelitian ini. Berdasarkan konsep-konsep tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai culture shock yang dialami oleh mahasiswa Indonesia yang mengikuti program pertukaran dan kerja lapangan di University of Agder, Norwegia: Apa penyebab dari kejutan budaya yang dialami mahasiswa Indonesia di Universitas Agder Norwegia? Mahasiswa Indonesia di University of Agder yang telah terdaftar di bawah satu tahun adalah subjek penelitian kualitatif. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa pertukaran Universitas Gadjah Mada, peserta program sarjana internasional, dan mahasiswa magister. Secara total, ada enam mahasiswa asal Indonesia yang datang untuk kuliah di University of Agder, Kristiansand, Norwegia pada tahun ajaran 2021/2022. Tiga mahasiswa sedang menempuh pendidikan sarjana dan tiga lainnya sedang menempuh pendidikan magister, dengan rentang usia 20-37 tahun. Para mahasiswa tersebut datang dengan tiga program berbeda walau dikirim oleh universitas yang sama: Erasmus+ Global Mobility Program selama sepuluh bulan, Eksposur International Undergraduate Program selama enam hingga delapan bulan, dan Eksposur International Master of Business Administration selama enam bulan. Waktu siswa di luar negeri dapat mengekspos mereka pada kejutan budaya dan pertukaran karena perbedaan antara budaya Asia dan Eropa, konstruksi sosial kolektivisme dan individualisme, dan hal-hal lain Menurut penelitian ini, baik elemen internal maupun eksternal dalam kehidupan sehari-hari siswa mungkin berkontribusi terhadap kejutan budaya. Pertimbangan ini termasuk demografi individu, harapan dan persiapan sebelum keberangkatan (mental dan logistik), harapan vs. kenyataan beberapa hari pertama kedatangan di lingkungan baru, harapan untuk masa depan setelah kedatangan, keterhubungan sosial dengan penduduk setempat, dukungan dari keluarga, teman, dan institusi (usia, pengalaman perjalanan sebelumnya, dan lain-lain.). Guncangan budaya yang dialami siswa dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori: nilai waktu, budaya kepercayaan, dan keunikan penduduk setempat. Jawabannya masih terbuka untuk tambahan lebih lanjut. dengan kerinduan menjadi gejala yang paling jelas.

The purpose of this study is to identify the patterns and elements that affect how productively students experience living and learning in a new and foreign environment. To better understand future students and the host university, researchers are examining how culture shock affects college students. To lessen the degree of culture shock experienced by international students, it can be helpful to have a broader awareness of the phenomenon. The international office and exchange programs at the host university may benefit greatly from the insights that this study may offer. Based on these concepts, the purpose of this study is to provide answers to the following questions regarding the culture shock that Indonesian students who are participating in exchange programs and fieldwork at the University of Agder, Norway, are experiencing: What are the causes of the cultural shock that Indonesian students in Norway's University of Agder are experiencing? Indonesian students at the University of Agder who have been enrolled for under a year were the subjects of a qualitative research study. The study's participants were Gadjah Mada University exchange students, international undergraduate program participants, and masters students. The students' time abroad may expose them to cultural shock and exchange because of the differences between Asian and European cultures, the social constructs of collectivism and individualism, and other things. In total, there are six incoming students from Indonesia to study in University of Agder, Kristiansand, Norway in the 2021/2022 academic year. Three of the students are currently pursuing their bachelor's degree and three are pursuing their master's, ranging from the age of 20-37 years old. The students came with three different programs but was sent by the same university: Erasmus+ Global Mobility Programme for ten months, International Undergraduate Program Exposure for six to eight months, and International Master of Business Administration Exposure six months. Also, two of the master�s-level students have been living and studying in Jakarta, the capital, instead of Yogyakarta where the sending According to this study, both internal and external elements in a student's everyday life might contribute to culture shock. These considerations include the individual's demographics, pre-departure expectations and preparations (mentally and logistically), expectations vs. realities of the first few days of arrival in a new environment, expectations for the future after arrival, social connectedness with the locals, support from family, friends, and institutions (age, previous travel experiences, etc.). The culture shock that the students went through can be categorized into three categories: their value of time, the culture of trust, and the uniqueness of the locals. The answers are still open to further additions. with homesickness being the most obvious symptom.

Kata Kunci : Studying Abroad, Culture Shock, Exchange Student