SUSTAINABILITAS INOVASI SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA (STUDI KASUS INOVASI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DAN KOTA KUPANG)
I PUTU YOGA B P, Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP
2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU ADMINISTRASI PUBLIKPenelitian ini berjudul “Sustainabilitas inovasi sektor publik di Indonesia (Studi kasus inovasi di Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kota Kupang).†Penelitian ini latarbelakangi oleh dua hal. Pertama, studi-studi terkini pada topik inovasi sektor publik (ISP) lebih banyak didominasi oleh isu produksi dan pengembangan inovasi pada konteks negara maju Anglo-American. Kedua, meskipun langkanya penelitian-penelitian ISP kontemporer yang mengkaji topik penelitian sustainabilitas ISP, studi-studi yang ada terbatas pada menginvestigasi keberlanjutan inovasi pasca memperoleh penghargaan dengan menggunakan metode kuantitatif pada konteks negara-negara maju di Eropa. Kesenjangan literatur ini menjadikan sustainabilitas inovasi merupakan sebuah tema baru yang masih jarang dieksplorasi, sehingga membutuhkan adanya investigasi dengan menggunakan metode dan konteks yang berbeda, sebagaimana ditawarkan oleh studi ini. Untuk mengisi kesenjangan penelitian pada literatur ISP, maka disertasi ini diarahkan untuk menginvestigasi faktor-faktor kritis yang berkontribusi bagi perbedaan kondisi keberlanjutan suatu inovasi pada konteks perubahan kepemimpinan politik pada pemerintah lokal di Indonesia sebagai negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus berganda. Critical incident technique (CIT) digunakan sebagai teknik pengumpulan dan analisis data terhadap 40 informan yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive pada empat kasus inovasi yang berasal dari dua pemerintah lokal di Indonesia, yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta (bagian barat Indonesia) dan Pemerintah Kota Kupang (bagian timur Indonesia). Keempat kasus dalam penelitian ini adalah inovasi Sego Segawe, inovasi Yogyakarta Emergensy Service 119 (YES 119), inovasi Kupang Green and Clean (KGC), dan Brigade Kupang Sehat (BKS). Konten analisis digunakan sebagai teknik analisis dalam proses reduksi data. Critical incidents (CIs) yang berhasil diidentifikasi kemudian penulis kategorikan menggunakan perangkat lunak NVivo 12 ke dalam konsep sebagai urutan pertama, tema sebagai urutan kedua, dan dimensi agregat sebagai urutan ketiga. Terakhir, penelitian ini menerapkan teknik triangulasi data, sumber, dan teori dengan tujuan untuk memastikan keandalan penelitian. Hasil penelitian dalam disertasi ini menggambarkan faktor-faktor kritis dibalik perbedaan kondisi keberlanjutan suatu inovasi (sustainable and non-sustainable) pada konteks dua pemerintah daerah lokal yang memiliki perbedaan dalam hal letak geografis (bagian barat dan bagian timur) dan kapasitas inovasi, sehingga dipandang mampu mewakili keragaman konteks di Indonesia. Temuan-temuan baru (novel) dalam disertasi ada dua. Pertama, studi ini menemukan bahwa kondisi keberlanjutan setiap inovasi bersifat kontinum dan berbeda-beda pasca pergantian rezim politik lokal ditinjau dari aspek status kelembagaan dan skala aktivitas inovasi. Kedua, studi ini berhasil mengungkap dua belas insiden atau faktor kritis yang berperan dalam meningkatkan peluang keberlanjutan suatu inovasi pada sektor publik, yang mana bersifat multidimensionalitas, mencakup aspek konteks politik, manajemen publik, karakteristik inovasi dan lingkungan eksternal Terakhir, penelitian memiliki dua kelemahan. Pertama, data yang dikumpulkan melalui wawancara mungkin mengandung bias memori. Kedua, penelitian ini terbatas pada pemerintah daerah dan tidak mempertimbangkan taksonomi inovasi.
This research is entitled "Sustainability of public sector innovation in Indonesia (Case study of innovation in the Government of Yogyakarta City and Kupang City)." This research is motivated by two things. First, recent studies on public sector innovation (PSI) are dominated mainly by production and innovation development issues in the context of Anglo-American developed countries. Second, despite the scarcity of contemporary PSI studies examining the topic of PSI sustainability research, the existing studies are limited to investigating the sustainability of post-award innovations using quantitative methods in the context of developed countries in Europe. This research gap makes innovation sustainability a new theme that is still rarely explored, thus requiring investigations using different methods and contexts, as offered by this study. To fill the research gap in the PSI literature, this dissertation investigates critical factors that contribute to differences in the sustainability of innovation in the context of changing political leadership in local government in Indonesia as a developing country in the Asia-Pacific region. This research used a qualitative approach with the type of multiple case study research. The critical incident technique (CIT) was applied as a data collection and analysis technique for 40 selected informants using purposive techniques on four innovation cases originating from two local governments in Indonesia, namely the Yogyakarta City Government (western part of Indonesia) and the Kupang City Government (eastern part of Indonesia). The four cases in this study are the Sego Segawe innovation, the Yogyakarta Emergency Service 119 (YES 119) innovation, the Kupang Green and Clean (KGC) innovation, and the Brigade Kupang Sehat (BKS). Content analysis was employed as an analytical technique in the data reduction process. The critical incidents (CIs) that have been identified are then categorized using the NVivo 12 software into concepts in the first order, themes in the second order, and aggregate dimensions in the third order. Finally, this study applied the triangulation technique of data, sources, and theory to ensure the research's reliability. The results of the research in this dissertation describe the critical factors behind the differences in the sustainability conditions of an innovation (sustainable and non-sustainable) in the context of two local governments that have differences in geographical location (west and east) and innovation capacity; thus, they are considered capable of representing the diversity of contexts in Indonesia. There are two new findings (novel) in the dissertation. First, this study found that the sustainability condition of each innovation is a continuum and varies after the change of the local political regime in terms of institutional status and the scale of innovation activity. Second, this study has thrived in unveiling twelve critical incidents or factors that increase the probabilities of the sustainability of innovation in the public sector, originating from the political context, public management, innovation attributes, and the external environment. Finally, the research has two limitations. First, data collected through interviews may contain memory bias. Second, this research is limited to local government and does not consider the innovation taxonomy.
Kata Kunci : Sustainabilitas, Inovasi Sektor Publik, Pemerintah lokal, Critical incident technique, Indonesia.