Hubungan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap Akses Pelayanan Kesehatan pada Masa COVID-19 di Kabupaten Sleman (Analisis Data Sekunder HDSS 2020)
TRISNA SEPTIANI, dr. Firdaus Hafidz, MPH., Ph.D., AAK
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar belakang: Kepesertaan JKN merupakan salah satu faktor enabling yang berpengaruh positif terhadap pemanfaatan pelayanan. Utilisasi JKN terus meningkat hingga 276,1 juta kunjungan pada 2019. Akan tetapi, pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya gangguan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kunjungan ke fasilitas kesehatan dilaporkan menurun dengan 224,7 juta kunjungan di tahun 2020. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis fasilitas kesehatan yang dikunjungi, mengidentifikasi hubungan antara kepesertaan JKN dengan pemanfaatan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional menggunakan data sekunder Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman siklus 6 periode 2020. Sampel terdiri dari 612 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria inklusi pernah mengalami gangguan kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Variabel dependen penelitian ini adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan; variabel independen kepesertaan JKN; dengan variabel kovariat usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status ekonomi, lokasi tempat tinggal, dan riwayat penyakit tidak menular. Hasil: Sebesar 69,77% responden memanfaatkan pelayanan kesehatan dan 30,23% lainnya tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan. Selama pandemi COVID-19, fasilitas kesehatan lainnya terutama apotek menjadi pilihan yang paling banyak dimanfaatkan responden untuk mengatasi gangguan kesehatan yang dialami. Tidak cukup sakit untuk berobat (83,94%) dan takut tertular COVID-19 (11,92%) merupakan alasan alasan terbesar responden yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil analisis multivariat, variabel kepesertaan JKN, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status ekonomi, dan lokasi tempat tinggal tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan (p>0,05). Variabel yang secara signifikan paling berpengaruh adalah riwayat penyakit tidak menular (p<0,05). Responden dengan � 2 riwayat penyakit tidak menular cenderung 4,72 kali lebih tinggi dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat penyakit. Kesimpulan: Faktor kebutuhan (need factor) yaitu riwayat penyakit tidak menular merupakan prediktor utama masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di masa pandemi COVID-19. Pemberian edukasi oleh tenaga kesehatan dan pemanfaatan layanan telemedicine diperlukan untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan responden.
Background: JKN membership is one of the factors that has a positive effect on healthcare utilization. Utilization of JKN has always increased and reached 276.1 million visits in 2019. However, the COVID-19 pandemic has caused disruptions in the utilization of healthcare. Visits to health facilities are reported to have decreased, with 224.7 million visits in 2020. Objectives: This study aims to describe health services based on the type of health facilities visited, the relationship between JKN participation on utilization and the factors that influence healthcare utilization during the COVID-19 pandemic. Methods: This study is an observational analytic with cross-sectional design using secondary data from the Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman 2020 cycle 6. Sample consisting of 612 respondents were choosen by purposive sampling with inclusion criteria having experienced health problems during the COVID-19 pandemic. The dependent variable is the utilization of health services; independent variable is JKN membership; with covariates are age, gender, education level, marital status, economic status, location of residence, and history of non-communicable diseases. Results: 69.77% of respondents used healthcare, while 30.23% did not. During the COVID-19 pandemic, other health facilities, particularly pharmacies, were the choices most respondents used to solve their health problems. Not being sick enough to receive treatment (83.94%) and fear of contracting COVID-19 (11.92%) were the main reasons respondents were not accessing health care. According to the findings of the multivariate analysis, there was no significant correlation between the variables of JKN involvement, age, gender, education level, marital status, economic status, and residence location and the use of health care services (p>0.05). The most important variable was a history of noncommunicable diseases (p<0.05). Respondents with at least two histories of noncommunicable diseases tend to be 4.72 times more likely to use health services than respondents with no history of disease. Conclusions: The need factor, namely the history of noncommunicable diseases, is the main predictor of health service utilization by the people of Sleman Regency during the COVID-19 pandemic. The provision of education by health workers and the use of telemedicine services is needed to increase the utilization of respondents' health services.
Kata Kunci : Asuransi kesehatan nasional, JKN, faktor-faktor, pemanfaatan pelayanan kesehatan, COVID-19