Merawat Ingatan dalam Bentuk Gerakan: Adaptasi Aksi Kamisan dalam Merespon Wabah Covid-19 di Indonesia
USTAD MANGKU ALAM, Evi Lina Sutrisno, S.Psi., M.A., Ph.D.
2022 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian ini mengkaji tentang upaya Aksi Kamisan untuk tetap membangun gerakan di tengah wabah Covid-19. Pembatasan sosial yang diberlakukan oleh pemerintah membuat gerakan ini tidak dapat lagi dilangsungkan di depan Istana Negara. Upaya ini dilakukan untuk terus menuntut pemerintah menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, sekaligus untuk menjaga isu agar tetap berada di tengah masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode netnografi dengan pengamatan langsung terhadap akun media sosial Aksi Kamisan, yakni Instagram dan Twitter. Data diperoleh dari aktivitas siaran langsung melalui Instagram Live maupun komentar pada foto/gambar yang diunggah. Sementara itu, dilakukan juga wawancara terhadap beberapa pihak, baik dari pegiat Aksi Kamisan maupun peserta aksi untuk memperkaya temuan yang didapat pada pengamatan. Studi ini ditempatkan dalam perdebatan connective action, merefleksikan cara baru tentang gerakan sosial yang difasilitasi oleh internet. Dimana dalam keterbatasannya dalam bergerak, Aksi Kamisan melakukan adaptasi dengan menggunakan Instagram Live sebagai ganti aksi lapangan yang ditiadakan, yang dikenal dengan #KamisanOnline. Peralihan ini sekaligus menandai perluasan makna dukungan publik terhadap gerakan, dimana dukungan tidak selalu harus berupa keikutsertaan langsung dalam aksi, namun dapat juga berupa "like", "comment", dan "share" yang disematkan dalam segala aktivitas dan unggahan yang dilakukan oleh Aksi Kamisan. Pada saat yang sama, meski dimudahkan dalam akses, cakupan mobilisasi, serta ruang ekspresi yang lebih beragam, #KamisanOnline juga mendapati tantangan baru di dunia maya, seperti doxing, peretasan akun, intimidasi hingga sulitnya upaya dalam mengambil atensi publik di tengah banyaknya perbincangan topik di internet. Sementara itu, beralihnya Aksi Kamisan ke dalam bentuk digital juga berimbas kepada makna simbolik yang sebelumnya telah tersemat, karakter ini hilang dengan ketiadaan elemen berdiri tegak di depan Istana Negara, serta segala bentuk atribut hitam, seperti payung, foto korban, spanduk, dsb.
This study examines the efforts of the Aksi Kamisan to build a movement during the Covid-19 outbreak. The social restrictions imposed by the government made this movement no longer possible in front of the State Palace. This effort is carried out to continue to demand that the government resolve cases of past human rights violations and keep the issue amid society. This study uses the netnography method by observing directly the social media accounts of Aksi Kamisan, namely Instagram and Twitter. The data is obtained from live broadcast activities via Instagram Live and comments on uploaded content. Meanwhile, interviews were also conducted with several parties, both from the Aksi Kamisan and their participants for the findings obtained from observations. This study is placed in the debate on the theory of connective action, as a reflection of the new way of social movement being facilitated by the internet. With their limitations, Aksi Kamisan adapted it by using Instagram Live instead of the abolished field action, known as #KamisanOnline. This transition also shows the expansion of the meaning of public support for the movement, that support does not have to follow the action directly, but can also be through like, comments, and share in all activities and content on social media. At the same time, despite being easy to access, mobilize, and have more space for expression, #KamisanOnline also has new challenges in cyberspace, such as doxing, hacking, intimidation, and difficulty in getting public attention in the midst of many conversations on the internet. Meanwhile, the transformation of Aksi Kamisan into digital activism also had an impact on the symbolic meaning that had been embedded, this character faded away with the absence of elements standing in front of the State Palace, and all black attributes, such as umbrellas, photos of victims, banners, etc.
Kata Kunci : Gerakan Sosial, Aktivisme Digital, Aksi Kamisan