Study of Merger and Acquisition in Indonesian Banking Industry

ETANO LINGGA ARIYAN, Kusdhianto Setiawan, Sivilekonom., Ph.D.,

2022 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

Penelitian ini membandingkan kinerja keuangan jangka menengah sebelum dan sesudah merger dan akuisisi antar bank dengan bank-bank terpilih sebagai sampel di Indonesia. Periode waktu pengamatan diputuskan antara 2009 � 2019 dengan indikator keuangan mengukur profitabilitas (pengembalian aset � ROA, Margin Bunga Bersih � NIM) dan efisiensi (rasio biaya terhadap pendapatan-CIR). Untuk konsolidasi merger, mayoritas indikator kinerja bank yaitu rasio ROA & ROA-Adj. menunjukkan penurunan kinerja yang signifikan terkecuali untuk OCBC NISP, dimana kinerja relatif terhadap rata-rata industri (rasio ROA Adj.) setelah merger tidak jauh lebih buruk dibandingkan dengan pra-merger. Untuk indikator kinerja lainnya (NIM & NIM-Adj. ratio), semua bank menunjukkan dampak perubahan yang signifikan dari merger meskipun hanya Woori Bank yang menunjukkan perbaikan. Untuk indikator Efisiensi, hanya rasio CIR & CIR-Adj. Woori Bank yang secara signifikan memburuk setelah merger, sementara yang lain (OCBC & UOB) terjadi perubahan yang tidak signifikan untuk rasio CIR-Adj.. Konsolidasi melalui akuisisi menunjukkan kesimpulan yang lebih umum, dengan bank penawar (BTPN & BRI) menunjukkan penurunan kinerja yang signifikan untuk rasio ROA & NIM sendiri, tetapi dengan tren yang berbeda. Melihat kinerja relatif terhadap rata-rata industri, hanya rasio ROA-Adj. BRI yang menghasilkan perubahan yang tidak signifikan. Sementara untuk efisiensi, indikator kinerja kedua bank penawar (rasio CIR-Adj.) menunjukkan perubahan yang tidak signifikan setelah akuisisi tetapi juga dengan tren yang berlawanan. Untuk bank target (BTPN Syariah & Bank Raya), baik indikator kinerja individu dan relatif terhadap kinerja rata-rata industri menunjukkan perubahan yang signifikan setelah akuisisi. Sementara, indikator Efisiensi relatif terhadap industri (rasio CIR-Adj.) untuk kedua bank target tidak mengalami perubahan yang signifikan setelah akuisisi.

This research compares the medium-term financial performance before and after the merger and acquisition of interbank consolidation with respect to selected Indonesian Banks. The the time horizon of observation is decided between 2009 � 2019 and financial indicators measure both profitability (Return of Asset � ROA, Net Interest Margin � NIM) and efficiency (Cost to Income Ratio � CIR). For merger consolidation, the majority of bank�s performance indicators of ROA & ROA Adj. consolidation shows significant reduction in performance except for OCBC NISP, whose performance relative to industry average (ROA Adj. ratio) after the merger is insignificantly worse compare to pre-merger. For other performance indicator (NIM & NIM-Adj. ratio), all bank shows significant impact from the merger though only Woori that enable to post an improvement. For efficiency indicators, only Woori Bank�s CIR & CIR-Adj. ratio that significantly worsened after the merger, while other (OCBC & UOB) saw insignificant change for CIR-Adj. ratio. Consolidation through acquisition shows more generally applicable conclusions, with bidder bank (BTPN & BRI) indicates significant reduction in performance for stand-alone ROA & NIM ratio, but with different trend. Looking at relative performance to industry average, only BRI�s ROA-Adj. ratio that resulted in insignificant change. Meanwhile for efficiency, both bidder bank�s performance indicator (CIR-Adj. ratio) shows insignificant change after the acquisition but also with contrary trend. For target bank, both BTPN Syariah and Bank Raya stand-alone & relative to industry average�s performance indicator shows significant change after the acquisition while other efficiency indicators for both target bank relative to industry (CIR-Adj. ratio) saw insignificant change after the acquisition.

Kata Kunci : bank, merger, acquisition, profitability, financial performance, efficiency, capital, asset capacity