Gerakan Ekonomi 212 Mart di Palembang: Sebuah Eksperimentasi Populisme Islam yang Gagal
AFDIL HAFIDH, Dr. M. Falikul Isbah, G.D.Soc., M.A
2022 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGIKasus tuduhan penistaan agama Islam oleh Basuki Cahaya Purnama alias Ahok di Jakarta pada 2017 melahirkan gelombang protes massa yang menamakan diri Gerakan 212. Berdasarkan berbagai kriteria dan karakteristik, para sarjana menyebutnya sebagai gerakan populisme Islam, yang kemudian menginspirasi beragam artikulasi Gerakan di berbagai tempat. Tesis ini mengeksplorasi artikulasi gerakan tersebut dalam bidang ekonomi yang menamakan diri 212 Mart di Palembang, Sumatera Selatan. Dengan kerangka analisis Teori Gerakan Social (Social Movement Theory), penulis mendapati dua buah hasil temuan. Pertama, gerakan 212 Mart mencoba mengartikulasikan ideologi populisme Islam sebagai framing gerakan melalui sentimen identitas dan penguatan perekonomian umat. Ideologi populisme Islam meletakan umat Islam sebagai kelompok yang termarjinalkan secara sosial-ekonomi. Penguatan identitas keagamaan yang dilancarkan melalui sentimen perekonomian menghasilkan partisipasi dan dukungan umat dengan jumlah besar. Framing gerakan secara efektif menghasilkan mobilisasi sumber daya umat dalam bentuk modal dan komoditas lokal. Kedua, kegagalan eksperimentasi populisme Islam dalam gerakan 212 Mart disebabkan faktor peluang ekonomi dan struktur peluang politik. Peluang ekonomi dipengaruhi ideologi populisme Islam yang mendasari tindakan kolektif tidak sejalan dengan agenda gerakan dalam memfasilitasi pengelolaan perekonomian umat. Sedangkan struktur peluang politik disebabkan oleh keruntuhan kekuatan pusat yang berfungsi sebagai keseimbangan dalam merawat ideologi populisme. Rusaknya struktur peluang politik berdampak pada sirkulasi gerakan dalam mengembalikan kepercayaan umat melalui interpretasi doktrin agama dalam ingatan masa lampau. Analisa akhir kegagalan eksperimentasi populisme Islam dalam gerakan ekonomi 212 Mart akan mengalami kemandekan. Prediksi kemandekan arah gerakan 212 Mart berakar dari kegagalan framing, hilangnya mobilisasi sumber daya, dan minimnya peluang politik. Dengan demikian, tesis ini telah berkontribusi ke dalam kajian akademik tentang isu populisme Islam melalui teori gerakan sosial dalam mengungkap kegagalan gerakan 212 Mart di Palembang.
The case of alleged blasphemy committed by Basuki Cahaya Purama or Ahok in 2017 has sparked a wave of mass protests calling itself the 212 Movement. Based on various criteria and characteristics, scholars have called it an Islamic populism movement which has inspired articulations movement in various places. This thesis explores the articulation of the movement in the economic field which calls itself 212 Mart in Palembang, South Sumatra. With the analytical framework of Social Movement Theory, the author attains two findings. First, the 212 Mart movement tries to articulate the ideology of Islamic populism as a movement through identity sentiment and strengthening the people's economy. The ideology of Islamic populism places Muslims as a social-economic marginalized group. The strengthening of religious identity carried out through economic sentiment produces participation and support of the people in large numbers. The framing of the movement has effectively resulted in the mobilization of people's resources in the form of local capital and commodities. Second, the failure of Islamic populism in the 212 Mart movement was caused by the economic and political structure opportunities. Economic opportunities influenced by the ideology of Islamic populism are not in line with the movement's agenda in facilitating the management of the people's economy. Furthermore, this situation is exacerbated by the collapse of the central power that serves as a balance in maintaining the ideology of populism. The final analysis of experimentation failure of Islamic populism in the 212 Mart economic movement will stagnate. The prediction of stagnation in the direction of the 212 Mart movement stems from the failure of framing, the loss of resource mobilization, and the lack of political opportunities. Therefore, this thesis has contributed to the academic study of the issue of Islamic populism through the Theory of Social Movements in uncovering the failure of the 212 Mart movement in Palembang.
Kata Kunci : Kata kunci: Ideologi Populisme Islam, Framing Gerakan, Mobilisasi Sumber Daya Umat, Kegagalan Gerakan