Laporkan Masalah

Antioxidant Activity of Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Ethanolic Extract: Extracellular and Intracellular In Vitro Approach

LETICIA ANNALISA, Dr.apt. Andayana Puspitasari Gani, M.Si.; drh. Retno Murwanti, M.P., Ph.D.

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU FARMASI

Ketidakseimbangan radikal bebas membuat kita rentan terhadap stres oksidatif dan menyebabkan peningkatan potensi infeksi berbagai macam penyakit. Mengonsumsi suplemen yang kaya akan kandungan antioksidan dapat menjadi solusi untuk terhindar dari stres oksidatif. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) dipercaya dapat bermanfaat sebagai suplemen preventif karena mengandung flavonoid, senyawa yang sering dikaitkan dengan aktivitas antioksidan. Mekanisme antioksidan ada berbagai macam, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa mekanisme antioksidan dari Sambiloto yang jarang atau belum pernah dilakukan. Herba Sambiloto diekstraksi dengan bantuan ultrasonikasi dan menggunakan pelarut berupa etanol 96%. Analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa andrografolid dan flavonoid dilakukan untuk mengindentifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak sambiloto. Kemudian, dilakukan evaluasi aktivitas antioksidan secara ekstraseluler, yaitu Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP), fosfomolibdat, dan kemampuan pengkhelatan logam. Sedangkan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan secara intraseluler dilakukan uji viabilitas sel RAW 264.7 untuk menentukan batas dosis aman (viabilitas �95%) yang selanjutnya akan digunakan dalam pengukuran kadar ROS intraseluler. Vitamin C digunakan sebagai standar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Ekstrak kental sambiloto yang dihasilkan mengandung andrografolid sebesar 22.871±3.189 (% b/b ekstrak Sambiloto) dan total flavonoid sebesar 0.547±0.020 (% b/v ekivalen luteolin). Evaluasi aktivitas antioksidan secara ekstraseluler diperoleh hasil sebagai berikut: Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) 0.020±0.001 mg AA/mg ekstrak Sambiloto; fosfomolibdat 0.117±0.002 mg AA/mg ekstrak Sambiloto; dan IC50 kemampuan pengkhelatan logam 0.727 mg/mL. Konsentrasi 5, 10, dan 15 ppm sebagai dosis aman untuk evaluasi aktivitas antioksidan secara intraseluler. Jika dibandingkan dengan vitamin C 500μM, hasil pengukuran ROS intraseluler ekstrak Sambiloto menghasilkan hasil yang lebih rendah, khususnya pada konsentrasi 15 ppm. Ekstrak kental sambiloto memiliki aktivitas yang baik dalam mengkhelat logam serta dapat menurunkan kadar ROS intraseluler jika dibandingkan dengan kontrol (Vitamin C).

The excessive unbalanced of free radicals inside our body often leads to the vulnerability of getting infected by various diseases. Consuming supplements with rich antioxidant properties can be a solution to combat oxidative stress. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) is strongly believed to exhibit many beneficial chemical constituents, including flavonoids, which associates with antioxidative properties. This research is aimed to evaluate under-explored methods of antioxidant activity evaluation. The extraction was obtained by the Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) method with ethanol 96%. Qualitative and quantitative analyses of andrographolide and flavonoid were conducted. The extracellular antioxidant activity evaluation was conducted using three different biochemical methods, namely Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP), phosphomolybdenum, and ferrous ion chelating (FIC) assay. While the intracellular antioxidant activity evaluation begins with a viability assay to define the safe concentrations and then continued with measuring the Reactive Oxygen Species (ROS) content of oxidative stress induced-RAW 264.7 cells. Vitamin C was used as the standard for extracellular and intracellular antioxidant evaluation. The data were analyzed statistically by GraphPad® 9 Prism software using a one-way ANOVA test with a 95% of confidence level. Sambiloto extract was containing andrographolide 22.871±3.189 (% w/w Sambiloto extract) and the total flavonoid was 0.547±0.020 (% w/v Luteolin Equivalent). The results of extracellular antioxidant activity evaluation were i.e., Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) 0.0199±0.001 mg AA/mg Sambiloto extract, phosphomolybdenum 0.1172±0.002 mg AA/mg Sambiloto extract, and ferrous ion chelating (FIC) IC50 0.73 mg/mL. While for intracellular using RAW 264.7 cells, 5, 10, and 15 ppm concentrations are defined as the safe concentrations. Sambiloto extract can lower %ROS after being challenged by H2O2 compared to vitamin C 500 μM. In conclusion, Sambiloto extract is better than vitamin C for binding metals and lowering %ROS.

Kata Kunci : Sambiloto, Antioxidant, RAW 264.7, In Vitro

  1. S2-2022-465503-abstract.pdf  
  2. S2-2022-465503-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-465503-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-465503-title.pdf