Laporkan Masalah

Konektivitas dan Aksesibilitas Trans Banyumas untuk Mewujudkan Angkutan Umum yang Terintegrasi

PANDU ANGGORO PUTRO, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.d., IPU., ASEAN.Eng. ; Imam Muthohar, S.T., M.T., Dr.Eng

2022 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Meningkatknya jumlah mobilitas masyarakat di Purwokerto dapat memunculkan berbagai masalah di perkotaan seperti kemacetan, polusi udara dan suara, tingginya angka kecelakaan lalu lintas, dan meningkatnya biaya perjalanan. Pada akhir tahun 2021, akan beroperasi layanan angkutan umum perkotaan di Kabupaten Banyumas yaitu layanan Bus dengan konsep Buy The Service (BTS) Trans Banyumas. Perencanaan angkutan umum yang tepat dalam hal aksesibilitas, konektivitas, dan mobilitas akan bermuara pada suatu sitem transportasi yang terintegrasi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat konektivitas dan aksesibilitas dari layanan Trans Banyumas serta menyusun konsep perencanaannya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis berdasarkan persepsi pengguna serta analisis spasial. Analisis konektivitas dan aksesibilitas berdasarkan persepsi pengguna Trans Banyumas dilakukan dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pengisian kuesioner oleh pengguna Trans Banyumas. Sedangkan analisis spasial dilakukan dengan menggunakan analisis kerapatan halte/TPB, tumpang tindih rute, serta analisis buffer menggunakan ArcGis. Berdasarkan persepsi pengguna, konektivitas dan aksesibilitas Trans Banyumas sudah baik (memuaskan) yang digambarkan dengan nilai CSI sebesar 82,31% (80%< X ≤ 84%; good). Namun dibutuhkan perbaikan pada ketersediaan, kenyamanan, dan keselamatan jalur pejalan kaki yang dirasa penting bagi pengguna tetapi pelayanan yang diberikan masih kurang memuaskan. Dibutuhkan 104 penambahan titik halte/TPB untuk meningkatkan aksesibilitas dari Trans Banyumas. Berdasarkan hasil analisis tumpang tindih rute antara Trans Banyumas, Trans Jateng, dan Angkutan Kota, masih terdapat beberapa ruas yang memiliki tumpang tindih rute yang sebagian besar terjadi pada ruas jalan di area CBD serta di sekitar terminal Kebondalem dan Bulupitu. Dari segi konektivitas rute Trans Banyumas sendiri, belum terdapat suatu titik yang menjadi singgungan (konektivitas) antara 3 koridor Trans Banyumas. Dengan jarak willingness to walk pengguna sebesar 335 meter, tingkat jangkauan layanan Trans Banyumas di kota Purwokerto hanya sebesar 31,38% dimana kecamatan Purwokerto Timur menjadi kecamatan dengan tingkat aksesibilitas terhadap Trans Banyumas tertinggi yaitu sebesar 53,40 persen.

The increasing number of people's mobility in Purwokerto can lead to various problems in urban areas such as congestion, air and noise pollution, increased traffic accidents, and people's travel costs. At the end of 2021, urban public transport services will operate in Banyumas Regency, namely Bus services with Buy The Service (BTS) concept Trans Banyumas. Proper planning of public transport in terms of accessibility, connectivity, and mobility will lead to an integrated transportation system. This study aims to analyze the level of connectivity and accessibility of the Trans Banyumas service and develop a planning concept. The analytical method used in this research is analysis based on user perception and spatial analysis. Analysis of connectivity and accessibility based on the perception of Trans Banyumas users was carried out using the Importance Performance Analysis (IPA) method. Data was collected by using questionnaires by Trans Banyumas. Meanwhile the spatial analysis was carried out using the bus stop density analysis, overlapping routes, and buffer analysis using ArcGIS. Based on user perceptions, the connectivity and accessibility of Trans Banyumas are good (satisfying) which is described by a CSI value of 82.31% (80% < X 84%; good). However, improvements are needed in the availability, convenience, and safety of pedestrian path which are considered important for users but the services provided are still unsatisfying. Approximately 104 bus stops points are needed to increase accessibility from Trans Banyumas. Based on the results of the analysis of overlapping routes between Trans Banyumas, Trans Jateng, and Angkutan Kota, there are still several overlapping routes, most of which occur on roads in the CBD area and around the Kebondalem and Bulupitu terminals. In terms of connectivity of the Trans Banyumas route itself, there is no meeting point (connectivity) between the 3 Trans Banyumas corridors. With the user’s willingness to walk distance of 335 meters, the level of service coverage of Trans Banyumas in Purwokerto is only 31,38%, where East Purwokerto sub-district is the sub-district with the highest level of accessibility to Trans Banyumas, which is 53,40 percent.

Kata Kunci : Purwokerto, Trans Banyumas, konektivitas, aksesibilitas

  1. S2-2022-467301-abstract.pdf  
  2. S2-2022-467301-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-467301-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-467301-title.pdf