"DALAM LAUTAN DAPAT DIDUGA, DALAM HATI SIAPA TAHU" MENDENGAR KESULITAN, KENDALA, DAN TANTANGAN GURU SEKOLAH

DESWITA AYU WANDIRA, Prof. Dr. Paschalis Maria Laksono, M.A.

2022 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Tulisan ini mengungkap masalah di balik ‘curahan hati’ guru yang mengapresiasi keberadaan bimbel, sehingga dapat menjawab pertanyaan utama mengenai kesulitan, kendala, atau tantangan seperti apa yang para guru hadapi selama menjalani profesinya sebagai guru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data penelitian didapat dari wawancara semi-terstruktur kepada empat guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) SMAN 1 Belitang yang dipilih pihak sekolah. Empat guru IPA tersebut terdiri dari guru Matematika, guru Fisika, guru Biologi, dan Guru Kimia. Wawancara semi-terstruktur juga dilakukan dengan Kepala Sekolah SMAN 1 Belitang. Pada akhirnya, data yang terkumpul adalah data primer dan lebih bersifat kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ada setidaknya dua sumber masalah yang berujung pada kesulitan, kendala, dan tantangan guru yaitu; 1) yang bersumber dari dalam diri (internal), dan 2) yang bersumber dari luar diri (eksternal). Masalah terbesar yang bersumber dari dalam diri yaitu soal keterpanggilan. Guru yang ‘tidak terpanggil’ menghadapi kendala berupa gejolak penerimaan-penolakan atas hasrat masa lalu yang harus dipendam. Gejolak tersebut kemudian mengakibatkan guru kesulitan dalam mengajar, menguasai materi, mengendalikan kelas, bahkan dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekolah. Sedangkan yang bersumber dari luar diri yaitu soal ‘kurikulum yang tersembunyi’. Guru merupakan korban kejahatan struktural pendidikan karena kemerdekaan guru untuk mendidik dan mengajar tidak sepenuhnya didapat. Situasi organisasi yang kurang mendukung pada akhirnya juga membuat guru kian tidak ada bedanya dengan buruh, karena mereka tidak diberi ruang untuk berdialog dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi.

This paper reveals the problem behind the teacher's 'a shoulder to cry on' who appreciates the existence of tutoring so that it can answer the main questions regarding the difficulties, obstacles, or challenges that teachers face during their profession as teachers. This research is qualitative. The research data were obtained from semi-structured interviews with four science teachers at SMAN 1 Belitang who were selected by the school. The four science teachers consist of a Mathematics teacher, a Physics teacher, a Biology teacher, and a Chemistry teacher. Semi-structured interviews were also conducted with the Principal of SMAN 1 Belitang. In the end, the data collected is primary data and is more qualitative. Based on the research results, there are at least two sources of problems that lead to difficulties, obstacles, and challenges for teachers, namely; 1) which comes from within (internal), and 2) which comes from outside (external). The biggest problem that comes from within is the problem of calling. Teachers who are 'not called' face obstacles in the form of the turmoil of acceptance and rejection of past desires that must be suppressed. The turmoil then resulted in the teacher having difficulty teaching, mastering the material, controlling the class, and even socializing with the school environment. Meanwhile, what comes from outside is the ‘hidden curriculum’ problem. Teachers are victims of educational structural crimes because the independence of teachers to educate and teach is not fully obtained. The unsupportive organizational situation in the end also makes teachers no different from workers, because they are not given space for dialogue and find solutions to the problems they face.

Kata Kunci : Kesulitan Guru, Kendala Guru, Tantangan Guru, Guru Sekolah Menengah Atas (SMA), Guru IPA