Kondisi demografis dan sosial ekonomi pekerja bangunan : Kasus pekerja pada proyek pembangunan hotel Citra Jimbaran Indah desa Jimbaran kecamatan Kuta kabupaten Badung propinsi Bali
Ida Putu Swastana, Prof. Dr. Ida Bagoes Mantra ; Drs. Sukamdi, M.Sc
1992 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANPenelitian ini dilakukan dengan mengambil kasus pada Proyek Pembangunan Hotel Citra Jimbaran Indah di Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung (Bali). Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik demografis, sosial ekonomi pekerja bangunan dari luar Bali. Di samping itu, ingin pula diketahui cara mendapatkan pekerjaan dan status hubungan kerja. Pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi merupakan tujuan lain dari penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan observasi. Desa Jimbaran dipilih sebagai daerah penelitian karena di desa tersebut tredapat pembangunan hotel yang membutuhkan banyak pekerja bangunan. Pembangunan tersebut banyak menyerap tenaga kerja dari daerah asal luar Bali. Selanjutnya, diambil responden secara kasus sebanyak 150 pekerja bangunan berdasarkan segmentasi di sektor bangunan. Ada beberapa temuan penting dari penelitian ini. Pertama, karakteristik demografis, yaitu umur pekerja bangunan adalah berumur muda dan berusia produktif, dan seluruhnya adalah laki-laki. Sebagian besar berstatus belum kawin, sisanya sudah kawin, dengan jumlah tanggungan keluarga rata-rata cukup sedikit. Ada perbedaan usia yang signifikan antar pekerja bangunan. Bentuk mobilitas yang dilakukan para pekerja bangunan adalah mobilitas nonpermanen; strategi ini diambil karena tekanan ekonomi. Kedua, karakteristik sosial ekonomi, yaitu rata-rata pendidikan pekerja bangunan rendah. Jam kerja per minggu relatif cukup panjang, dengan hari kerja rata-rata hampir penuh dalam satu bulan terakhir. Terdapat korelasi positif tetapi sangat lemah antara umur dan jam kerja. Ketiga, sistim pengupahan adalah sistim mingguan. Besarnya upah cukup tinggi dan bervariasi menurut segmentasi. Rata-rata pengeluaran relatif cukup tinggi, karena dipengaruhi oleh keadaan ekonomi setempat. Alokasi atau terbanyak untuk makan dan minum serta alat-alat kebersihan. Remitan dikirim ke desa asal frekuensi rata-rata tiga kali dan besarnya remiten cukup besar. Ada dua cara memperoleh pondokan. Pertama, dengan cara menyewa. Kedua, tempat penampungan disediakan perusahaan. Kondisi dan fasilitas kedua pondokan kurang baik dan terbatas. Ketiga, cara mendapatkan pekerjaan relatif banyak tukang kayu direkrut dari desa oleh mandor, diikuti tukang-tukang lainnya, dengan status hubungan kerja sebagian besar diterapkan sistim subkontrak, sisanya buruh lepas dan harian. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi pendapatan pekerja bangunan, yaitu jenis aktivitas, jam kerja, masa kerja dan jumlah tanggungan. Sehubungan dengan kondisi di atas perlu adanya implikasi kebijaksanaan, mengadakan serikat kerja/organisasi yang dapat mengurangi peran mandor dalam merekrut pekerja, mengatur kesinambungan kerja, mengutamakan pekerja lokal, membatasi pemanfaatan pekerja luar. Menyediakan fasislitas yang memadai dan sehat, seperti pondokan, listrik, mandi, cuci dan kakus serta fasilitas kesehatan.
Kata Kunci : Demografi,Pekerja bangunan,Kuta,Badung,Bali