MAKNA PUISI MASYAIRU FI HAWA AL-URDUNN DALAM ANTOLOGI PUISI NUBUATU AL-AL-JAIINA KARYA AIMAN AL-ATUM: ANALISIS SEMIOTIK RIFFATERRE
HUSNA UTARI, Dr. Zulfa Purnamawati, S.S., M.Hum.
2022 | Skripsi | S1 SASTRA ARABPuisi Masyairu fi Hawa al-Urdunn merupakan salah satu puisi dalam antologi Nubuatu al-Jaiina karya Aiman al-Atum. Penelitian terhadap puisi tersebut bertujuan untuk mengungkapkan makna dari tanda-tanda yang ada di dalamnya berkenaan dengan perjuangan rakyat Yordania. Penelitiaan ini menggunakan teori semiotik, yaitu teori yang mengkaji tanda-tanda berupa simbol dalam sebuah karya sastra. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua metode dari empat metode yang terdapat dalam semiotik Riffaterre. Dua metode tersebut adalah ketidaklangsungan ekpresi dan pembacaan semiotik yang terdiri atas pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik (retroaktif). Dari analisis yang dilakukan pada puisi Masyairu fi Hawa al-Urdunn dalam antologi puisi Nubuatu al-Jaiina karya Aiman al-Atum ini didapatkan bahwa puisi tersebut mengungkapkan makna-makna yang menunjukkan pada perjuangan rakyat kepada pemerintah Yordania yang pada saat itu berada di bawah kepemimpinan Raja Husain bin Talal dengan Perdana Menteri Abdul Karim al-Kabariti. Perjuangan yang dilakukan meliputi: perjuangan untuk memperoleh hak kebebasan dalam berpendapat, perjuangan untuk melawan kezaliman pemerintah, dan perjuangan atas sikap keberpihakan pemerintah kepada pihak asing. Bentuk perjuangan tersebut diwujudkan melalui karya sastra dan demonstrasi yang mereka lakukan dengan tujuan agar memperoleh masa depan yang lebih baik di negeri mereka.
The poem Masyairu fi Hawa al-Urdunn is one of the poems in the anthology Nubuatu al-Jaiina by Aiman al-Atum. The study of the poem aims to reveal the meaning of the signs in it regarding the struggle of the Jordanian. This research uses semiotic theory, which is a theory that examines signs in the form of symbols in a literary work. The methods used in this study are two of the four methods contained in Riffaterre's semiotics. The two methods are indirection signs and semiotic reading which consist of heuristic reading and hermeneutic reading (retroactive). From the analysis conducted on the poem Masyairu fi Hawa al-Urdunn in the anthology of poetry Nubuatu al-Jaiina by Aiman al-Atum, it was found that the poem expresses the meaning of meaning about the struggle from the people to the Jordanian government which at that time it was under the leadership of King Husain bin Talal with the Prime Minister Abdul Karim al-Kabariti. The struggles carried out include the struggle for the right to freedom of expression, the struggle against government injustice, and the struggle for the government's partiality to foreign parties. This form of struggle is manifested through literary works and demonstrations that they carry out to obtain a better future in their country.
Kata Kunci : Puisi, Aiman al-Atum, Semiotik, Yordania, Perjuangan