Pelayanan Rujukan Tingkat Dasar dan Lanjutan Di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Studi kasus evaluasi pelayanan rujukan berbasis kompetensi dan dukungan sistem informasi
GUARDIAN YOKI SANJAYA, Hari Kusnanto; Lutfan Lazuardi; Mubasysyir Hasanbasri
2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATANLatar belakang: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai pada awal tahun 2014 memunculkan berbagai tantangan dalam penguatan sistem kesehatan, termasuk pelayanan rujukan. Evaluasi terhadap pola pelayanan rujukan di era JKN yang dikaitkan dengan potensi efisiensi dan pengembangan pelayanan rujukan berbasis kompetensi diperlukan, termasuk bagaimana peran sistem informasi dalam mendukung pelayanan rujukan dari berbagai tingkatan pelayanan kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rujukan dalam konteks JKN. Metode: Penelitian studi kasus tunggal dilakukan untuk menilai pelayanan rujukan peserta JKN di wilayah DI Yogyakarta. Sampel database BPJS Kesehatan tahun 2015-2016 digunakan dalam penelitian ini yang digabungkan dengan berbagai sumber data sekunder lainnya. Data dianalisis secara deskriptif analitik dan analisis spasial menggunakan Accessmod versi 5.6. Sistem pendukung keputusan rujukan berbasis kompetensi dikembangkan dari sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) DI Yogyakarta, dengan mengkombinasikan data sekunder, ketersediaan sumber daya fasilitas kesehatan dan data spasial fasilitas kesehatan. Hasil Penelitian. Secara geografis aksesibilitas pelayanan kesehatan primer, RS rujukan level 1, layanan DM dengan komplikasi dan kanker di DI Yogyakarta sangat mudah dengan estimasi waktu tempuh kurang dari 60 menit. Fasilitas rujukan level 2 dan 3 serta fasilitas kesehatan khusus seperti pelayanan emergensi jantung (PCI) aksesibilitas secara geografis terbatas dengan estimasi jarak tempuh lebih dari 60 menit. Peserta Non-PBI lebih banyak memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan skema JKN dibandingkan dengan pasien PBI. Pelayanan rujukan peserta JKN tidak harus berdasarkan wilayah administratif, dimana kompetensi fasilitas kesehatan menjadi parameter pertama sebelum jenjang level RS rujukan. Rujukan yang tidak sesuai dengan kompetensi berdampak pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Sistem pendukung keputusan berbasis pada riwayat klaim pelayanan yang selalu terbarukan dapat dijadikan alat bantu untuk menentukan rujukan yang tepat. Simpulan. Secara geografis fasilitas kesehatan DI Yogyakarta terdistribusi dan relatif mudah diakses. Karakteristik peserta JKN dan fasilitas kesehatan baik perujuk dan tujuan rujukan mempengaruhi alokasi penggunaan layanan kesehatan. Sistem informasi rujukan dapat mengoptimalkan rujukan berjenjang yang sesuai dengan kompetensi, namun demikian masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi pelayanan rujukan di DI Yogyakarta.
Background: The Indonesian National Health Insurance (JKN) which started in early 2014 poses various challenges in improving the health system, including referrals. Evaluation of referral health care in the JKN that links to the potential efficiency and competency-based referral services are very essential, including the role of information systems in supporting referrals from various levels of health care services. Objective: This study aims to improve the quality of referrals within the framework of JKN. Methods: A single embedded case study was conducted to assess the referral services amongst JKN members in the DI Yogyakarta province. The sample BPJS Database Research 2015-2016 which was combined with various other secondary data sources were used in this study. A descriptive-analytic and spatial analysis was used to answer the research questions. The competency-based referral decision support system was developed on top of the Integrated Emergency Response System (SPGDT) DI Yogyakarta, by combining secondary data, availability of health facility resources, and spatial data of health facilities. Research result: Geographically, the accessibility of population to primary health care, hospitals level 1, hospital with DM complications, and cancer service in DI Yogyakarta was estimated at less than 60 minutes travel time. It was more time to access hospital levels 2, 3 and hospitals with special types of equipment such as PCI. Non-subsidized (Non-PB) members were more utilized in health facilities compared to PBI members. It was found that referral services are more optimum without limited administrative boundaries and level of hospitals. Health facility competency should be the first parameter before the level of hospital to determine referral destination. Referrals without referral without considering the appropriate competence of the health facility, resulting in higher health care costs. A decision support system based on the continuous history of service can be used as a tool for a precise referral. Conclusion. Geographically, DI Yogyakarta health facilities have been well distributed and relatively easy to access. Characteristics of JKN members and health facilities both influence the referral services and the allocation of health facilities. The referral information system can optimize the tiered referrals according to their competencies, but cannot be the sole determinant of decision making for referral services.
Kata Kunci : access to referral services, health facilities, health facility resources, national health insurance, decision support systems