Kelayakan Jalan Lintas Penghubung antara Jalan Lintas Tengah dan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Berdasarkan Pendidikan Least Cost Path Studi Kasus : Koridor Trase Kepanjen - Balekambang, Jawa Timur
SATRIO TUNGGUL S J, Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., ASEAN Eng.
2022 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiKabupaten Malang memiliki ketimpangan spasial pada kawasan utara dan selatan. Pembangunan pada kawasan utara Kabupaten Malang lebih cepat tumbuh dibandingkan kawasan selatan Kabupaten Malang, karena didukung oleh Jalan Lintas Tengah Pulau Jawa dan Jalang Penghubung Gempol - Malang. Pemindahan barang dan jasa Kabupaten Malang saat ini didukung penuh oleh trasportasi darat dan sebagian besar melewati Jalan Kabupate/Provinsi dengan kapasitas dan kualitas perkerasan yang rendah. Proses pemindahan barang dan jasa memperparah pertumbuhan pembangunan kawasan selatan Kabupaten Malang. Kawasan selatan Kabupaten Malang memiliki bentang alam yang berpotensi menjadi kawasan pariwisata dan pertanian yang indah, namun demikian belum ada akses Jalan Nasional yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan selatan Kabupaten Malang. Pengembangan jalan trase Kepanjen - Balekambang dapat membantu kesenjangan pembangunan Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan data primer yang berupa pengamatan geometrik lapangan, pengamatan lalu lintas, pengamatan geografi foto udara (drone), dan pengamatan geologi lapangan; serta data sekunder berupa peta informasi spasial, data lalu lintas eksisting, dan data hidrologi untuk menentukan trase jalan dengan biaya termurah. Perencanaan trase jalan harus mempertimbangkan aspek yang relevan terhadap pemilihan trase jalan, yaitu (1) geometrik jalan, (2) volume lalu lintas, (3) topografi wilayah, (4) penutup lahan, (5) kawasan hutan, (6) litologi, (7) struktur geologi, (8) daya dukung geologi, (9) jenis tanah, (10) kelandaian lereng, (11) sempadan air, dan (12) orde sungai. Penelitian ini akan pengolah 12 (dua belas) aspek pemilihan trase jalan dengan cara meng-overlay peta-peta raster dan menampilkan peta biaya/cost map untuk menghasilkan rute biaya termurah/least cost path. Hasil analisis least cost path dan pemodelan lalu lintas menjadi dasar dalam penentuan usulan penanganan trase terpilih Kepanjen - Balekambang. Biaya pelaksanaan trase jalan berupa relokasi pada Kecamatan Bantur, dan pelebaran jalan sepanjang rute Bantur - Balekambang, sedangkan manfaat pelaksanaan jalan yaitu penghematan BOK dan BWK. Analisis kelayakan manfaat dihitung dengan membandingkan biaya pelaksanaan dan manfaat infrastruktur jalan. Analisis kelayakan manfaat menunjukan nilai IRR sebesar 31,76% artinya bahwa penggunaan metode least cost path dapat menjadi solusi yang efektif dalam perencanaan trase layak ekonomi.
Malang Regency has spatial inequality in the northern and southern regions. The development in the northern area of Malang Regency are growing faster than the southern area of Malang Regency, because it is supported by the Java Island Central Cross Road and Gempol - Malang Connecting Road . The movement of goods and services to Malang Regency are fully supported by land transportation and mostly passes through Regency/Provincial Roads with low capacity and pavement quality. The process of moving goods and services exacerbates the development growth of the southern region of Malang Regency. The southern area of Malang Regency has a landscape that has the potential to become a beautiful tourism and agricultural area, however, there is no National Road access that can accelerate the growth of the southern area of Malang Regency. The development of the Kepanjen - Balekambang route can help the development gap of Malang Regency. This study uses primary data in the form of field geometric observations, traffic observations, aerial photography (drone) geographic observations, and field geological observations; and secondary data in the form of maps of spatial information, existing traffic data, and hydrological data to determine the route of the road with the lowest cost. Road alignment planning must consider aspects relevant to the selection of a road route, namely (1) road geometry, (2) traffic volume, (3) regional topography, (4) land cover, (5) forest area, (6) lithology, (7) geological structure, (8) geological bearing capacity, (9) soil type, (10) slope gradient, (11) water boundary, and (12) river order. This research will process 12 (twelve) aspects of road route selection by overlaying raster maps and displaying cost maps to produce the least cost route. The results of the least cost path analysis and traffic modeling become the basis for determining the proposed handling of the selected Kepanjen - Balekambang route. The cost of implementing the road trace is in the form of relocation in Bantur District, and widening of the road along the Bantur - Balekambang route, while the benefits of road implementation are BOK and BWK savings. Benefit feasibility analysis is calculated by comparing implementation costs and benefits of road infrastructure. Benefit feasibility analysis shows the IRR value of 31.76% meaning that the use of the least cost path method can be an effective solution in planning an economically feasible route.
Kata Kunci : highroad track, efficient, least cost path, multicriteria, economic feasibility