Laporkan Masalah

Koherensi dan Kohesi Wacana Percakapan di Media Sosial Facebook

M ZAINAL MUTTAQIEN, Dr. Amir Ma'ruf, M.Hum.; Dr. Tofan Dwi Hardjanto, M.A.

2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Koherensi dan kohesi merupakan dua unsur penting yang membangun keutuhan dan kepaduan wacana. Koherensi dapat dipandang sebagai hubungan makna di antara bagian-bagian wacana, sedangkan kohesi adalah penanda hubungan makna tersebut dengan satuan-satuan lingual tertentu atau lesapan di dalam teks. Hubungan makna ini bisa dibagi menjadi penambahan, perbandingan, waktu, dan hasil, sedangkan hubungan kohesi bisa dibedakan menjadi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Percakapan melalui media sosial, seperti Facebook, merupakan suatu cara baru berkomunikasi yang menghasilkan jenis wacana baru yang memiliki perbedaan karakteristik dengan wacana-wacana lain pada umumnya, di antaranya dalam hal koherensi dan kohesi. Koherensi dan kohesi wacana percakapan di media sosial Facebook merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti and belum banyak kajian mengenai hal ini. Penelitian deskriptif-kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan makna di antara pesan-pesan yang membangun koherensi wacana percakapan di media sosial Facebook, satuan-satuan lingual yang menandai hubungan makna dan menciptakan kohesi, serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Data penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, dan juga lesapan yang merepresentasikan hubungan makna dan berfungsi sebagai penanda hubungan makna di dalam percakapan. Data dipilih dengan teknik samping purposif serta dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi dengan peneliti sebagai instrumen utama. Untuk analisis data, digunakan metode agih dan teknik baca markah. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh hubungan makna dan penanda hubungan makna dapat ditemukan keberadaannya pada sampel penelitian dengan frekuensi kemunculan yang berbeda-beda. Hubungan jawaban-memberi ketegasan dan pertanyaan-meminta ketegasan menjadi hubungan makna yang paling banyak ditemukan di dalam percakapan, berkebalikan dengan hubungan perbandingan-persamaan, hasil-cara, dan perbandingan-perbedaan sebagai hubungan yang paling sedikit keberadaannya. Pemarkah kohesi yang paling sering muncul di dalam percakapan adalah pengacuan dan pelesapan, untuk kohesi gramatikal, serta pengulangan, untuk kategori leksikal. Sementara itu, pemarkah kohesi yang paling jarang digunakan adalah substitusi dan meronimi. Kohesi sistemik juga ditemukan keberadaannya di dalam wacana percakapan di media sosial Facebook. Kohesi sistemik ini merupakan hubungan kohesi yang difasilitasi oleh sistem aplikasi media sosial dengan sebutan dan tagar sebagai pemarkahnya. Sebagaimana tampak pada sebaran hubungan makna dan penandanya, karakteristik koherensi dan kohesi wacana percakapan di media sosial Facebook dilatarbelakangi oleh produktivitas pemarkah kohesi, sifat interaktif dan ragam bahasa wacana, gaya penyampaian pesan, serta saluran komunikasi.

Coherence and cohesion are two major elements that build the unity of discourse. Coherence can be seen as the semantic relations between parts of discourse, whereas cohesion is the marking of the semantic relations by particular language units or ellipsis over the text. Semantic relations can be divided into addition, comparison, time, and consequence, whereas cohesive relations can be distinguished into grammatical and lexical cohesion. Conversations through social media, like Facebook, can be considered as a new way of communication that results in another type of discourse which has different characteristics compared to conventional discourses, among others in its coherence and cohesion. The coherence and cohesion of Facebook conversational discourse is an interesting phenomenon to investigate and there have not been many studies on it. This descriptive-qualitative research aimed at describing the semantic relations between messages that build the coherence of Facebook conversational discourse, the language units that mark the relations and establish cohesion, as well as the causal factors underlying the phenomenon. The data were in the forms of words, phrases, clauses, and ellipses which represent the semantic relations and function as the markers of the relations within the conversations. These data were determined by purposive sampling techniques and collected through observation and documentation by the researcher as the main instrument. For analyzing the data, distributional method and read-marker technique were applied. The results of the analysis showed that all the semantic relations and cohesive markers could be found in the samples, even though the frequency of appearance among the elements were different from one to others. Confirmative response and confirmative interrogative were found to be the most dominant semantic relations in the conversations in contrast with similarity comparison, mean consequence, and difference comparison as the least ones. The most frequent cohesive markers found in the conversations were reference and ellipsis for grammatical cohesion, and repetition for the lexical category whereas the rarest cohesive markers were substitution and meronymy. In addition, systemic cohesion was also found in the Facebook conversations. It is a typical cohesive relation facilitated by social media platforms with mention and hashtag as its markers. As can be seen in the distribution of the semantic relations and their markers, the characteristics of coherence and cohesion of Facebook conversational discourse are influenced by the productivity of cohesive markers, the interactive form and the language variety of the discourse, the language style to deliver the message, and the channel of communication.

Kata Kunci : koherensi, kohesi, percakapan, wacana, Facebook

  1. S3-2022-405396-abstract.pdf  
  2. S3-2022-405396-bibliography.pdf  
  3. S3-2022-405396-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2022-405396-title.pdf