Laporkan Masalah

Cerpen "Musim Politik" Karya Seno Gumira Ajidarma: Analisis Posmodernisme Linda Hutcheon

TIARA NABILAH AZALIA, Saeful Anwar, S.S., M.A.

2021 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Narasi sejarah merupakan unsur yang banyak digunakan oleh pengarang dalam menulis karya sastra. Salah satu representasinya dapat ditemukan dalam cerpen "Musim Politik" karya Seno Gumira Ajidarma. Cerpen yang diterbitkan pertama kali pada 26 Mei 2019 dalam Kompas dan menjadi salah satu dari 20 cerpen pilihan pada antologi Cerpen Pilihan Kompas 2019: Mereka Mengeja Larangan Mengemis tersebut memiliki unsur sejarah yang dominan. Dengan tujuannya yang kritis, pengarang menggunakan berbagai unsur sejarah untuk menyampaikan gagasannya terhadap berbagai peristiwa. Penelitian ini menggunakan teori posmodernisme Linda Hutcheon untuk mengkaji penggunaan unsur sejarah dalam "Musim Politik". Konsep-konsep yang terdapat dalam teori tersebut mampu mengupas penggunaan dan penyimpangan fakta sejarah, kontradiksi antara pusat dan pinggiran, serta kontekstualisasi sejumlah unsur dalam cerpen tersebut. Penelitian ini menggunakan pembacaan kritis sebagai metode pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa "Musim Politik" dibangun atas perpaduan antara fakta sejarah dan unsur fiksi. Ditemukan pula parodisasi terhadap narasi kampanye Pemilu 1971 dan penggunaan lagu "Minak Jingga" untuk menyamarkan gagasan kritis. Selain itu, pengarang juga memunculkan kontradiksi melalui berbagai narasi yang menunjukkan upaya pusat mempertahankan kekuasaan, masyarakat yang tunduk pada dominasi pusat, serta suara-suara kaum marjinal yang menolak kekuasaan pusat. Adapun secara kontekstual, "Musim Politik" memuat berbagai peristiwa dari masa lalu dan di sekitar saat karya tersebut diterbitkan. Adapun peristiwa yang dimaksud antara lain intimidasi dan stigmatisasi terhadap keluarga dan keturunan eks tapol PKI, keterlibatan anak-anak dalam pemilu, perpecahan antarmasyarakat dalam Pemilu 2019, dan penggunaan gubahan lagu dalam kampanye pemilu. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa "Musim Politik" merupakan salah satu karya posmodern yang difungsikan pengarang sebagai kritik terhadap peristiwa sejarah di masa lalu dan masa kini.

Historical narrative is an element that is widely used by authors in writing literary works. One of its representations can be found in the short story "Musim Politik" by Seno Gumira Ajidarma. This short story, which has a dominant historical element, was published for the first time on May 26, 2019 in Kompas and became one of the 20 selected short stories in Cerpen Pilihan Kompas 2019: Mereka Mengeja Larangan Mengemis anthology. With a goal to critique, the author uses various historical elements to convey his ideas on various events. This study uses Linda Hutcheon's postmodernism theory to examine the use of historical elements in "Musim Politik". This theory able to explore the use and deviation of historical facts, the contradictions between the center and the periphery, as well as the contextualization of a number of elements in the short story. This research uses critical reading as a data collection method. The data that has been collected is then analyzed by descriptive analysis method. The results of this study indicate that "Musim Politik" is built on a combination of historical facts and fictional elements. There was also a parody of the narrative on the 1971 election campaign and the use of "Minak Jingga" song to disguise critical ideas. In addition, the author also raises contradictions through various narratives that show the efforts of the center to maintain power, the people who are subject to central domination, and the voices of the marginalized who reject central power. As for contextually, "Musim Politik" contains various events from the past and around the time the work was published. The events referred to include intimidation and stigmatization of families and descendants of former PKI political prisoners, involvement of children in elections, a rift between communities in the 2019 election, and the use of song compositions in election campaigns. Based on these results, it can be concluded that "Musim Politik" is one of the postmodern works that functions as a critique of historical events in the past and present.

Kata Kunci : posmodernisme, fakta sejarah, pusat, pinggiran, kontekstualisasi

  1. S1-2021-415042-abstract.pdf  
  2. S1-2021-415042-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-415042-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-415042-title.pdf