Laporkan Masalah

Kontestasi Wacana Islam Nusantara di Media Sosial (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada Akun Instagram NU Online Tahun 20

DEVIANTI PUTRI K, Budi Irawanto, M.A., Ph.D

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

Media sosial mengubah lanskap dakwah yang di Indonesia. Dakwah yang semula dilakukan di ruang-ruang publik seperti rumah ibadah, kini bertransformasi dalam bentuk digital melalui ruang maya. Keterbukaan akses yang ditawarkan oleh media sosial pun berimplikasi pada kian beragamnya wacana keagamaan. Pada akhirnya, media sosial pun menjadi wadah diskursus berbagai paham keagamaan. NU sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia menilai bahwa media sosial didominasi oleh paham keagamaan konservatif yang mengusung gagasan puritanisme. Hal ini mendorong Nahdlatul Ulama (NU) untuk melakukan counter terhadap gagasan puritanisme dari kelompok konservatif yang kian menguat. Media sosial, salah satunya Instagram dijadikan medium dakwah untuk diseminasi wacana Islam Nusantara yang diusung NU. Peneliti melihat hal tersebut sebagai upaya NU untuk mempertahankan otoritas keagamaan yang dimilikinya selama ini. Untuk itu, peneliti menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough untuk melihat bagaimana NU menggunakan bahasa sebagai praktik sosial untuk melegitimasi, memelihara, dan menetralisir bentuk-bentuk kekuasaan dan ketimpangan sosial, dalam konteks dakwah di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana Islam Nusantara ditampilkan sebagai pembeda antara kelompok NU dan kelompok konservatif. Islam Nusantara ditampilkan sebagai solusi atas ancaman dari kelompok fundamentalis yang kian menguat.

Social media changes the da'wah landscape in Indonesia. Da'wah, originally spoken in public spaces such as places of worship, is now transforming into a digital form through the virtual space. Open access provided by social media implies a variety of religious discourse. At the end of the day, social media becomes a place for various religious discourses. Nahdlatul Ulama (NU), one of the largest Islamic organizations in Indonesia, argues that social media is dominated by conservative religion that carries puritanism ideas. It encourages NU to counter the puritanism ideas from a growing conservative group. Social media, one of them is Instagram, is used as a da'wah medium for the dissemination of Islam Nusantara discourse initiated by NU. The researcher sees the case as an effort by NU to maintain its religious authority. Therefore, the researcher uses critical discourse analysis by Norman Fairclough to see how NU utilizes the language as a social practice to legitimize, preserve, and neutralize any forms of power and social inequality, in the context of da'wah in social media. The research results indicate that the Islam Nusantara discourse is shown as a differentiator between the NU and the conservative groups. Islam Nusantara is presented as a solution to the threat from the growing fundamentalist group.

Kata Kunci : Analisis wacana kritis, dakwah, media sosial

  1. S2-2021-434267-abstract.pdf  
  2. S2-2021-434267-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-434267-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-434267-title.pdf