Ruang Menjemur Pakaian Dalam Perempuan di Kos Campur: Studi Etnografi

DEDE RIZKI ROSIDAH, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.Sn., M. Hum., DEA

2021 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Peningkatan jumlah populasi yang semakin pesat di Yogyakarta setiap tahun dalam beberapa dekade ini menciptakan sebuah gaya hunian alternatif bagi para pendatang tersebut berupa jasa penyewaan tempat tinggal dengan konsep kos-kosan yang terbagi menjadi tiga kategori yaitu kos khusus putra, kos khusus putri dan kos campur putra-putri, konsep kos campur terlihat lebih diminati dibandingkan konsep kos khusus putra, maupun kos khusus putri, dikarenakan beberapa peraturan dinilai lebih fleksibel dan cenderung sedikit lebih longgar. Namun, dalam permasalahan yang terjadi di kos campur adalah adanya miskonsepsi pada ruang-ruang yang didominasi oleh salah satu pihak yang dominan dengan melibatkan batasan antar gender sehingga mengakibatkan sebagian pihak penghuni kos merasa berada dalam posisi ketidakadilan, dan itu kerap dirasakan oleh pihak penghuni perempuan. Penelitian tesis ini bermaksud untuk menganalisis produksi ruang di kos campur Hijau Jakal kilometer delapan yang ada di Yogyakarta, dengan melihat relasi dan kepentingan pemilik kos, serta mengetahui sejauh mana pengaruh dominasi dan kontestasi yang tercipta di lingkungan kos Hijau Jakal yang terlibat pada proses produksi ruang kos tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, dengan observasi dan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan datanya. Kemudian menggunakan data lapangan yang dianalisis dengan menggunakan teori produksi ruang (production of space) Henri Lefebvre, terutama konsep triadik yaitu, spatial practice, representation of space dan space of representational. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kos campur Hijau Jakal sebagai ruang (sosial) tak bisa dilepaskan dan selalu terikat pada realitas sosial serta kegiatan sehari-hari yang melingkupinya. Produksi ruang di kos Hijau Jakal khususnya pada ruang menjemur terbentuk karena akulturasi kebudayaan yang sudah ada dengan kebudayaan para penghuni kos yang dibawa dari kampung halaman dan diterapkan pada lingkungan kos. Spatial practice kos Hijau Jakal bisa dilihat dari pembagian ruang yang sudah dikonsepkan oleh pemilik kos sesuai dengan fungsi ruang dan penamaanya. Pada pemaknaan representation of space, kos campur Hijau Jakal memiliki konsep yang tidak jelas, dengan menerapkan konsep warna untuk menunjukkan sebuah harapan bagi penghuni kos sehingga dapat hidup rukun, namun pada kenyataannya terjadi fenomena dominasi dan kontestasi didalamnya. Representation of space kos Hijau Jakal tidak menghasilkan semacam kebenaran ruang dalam space of representationalnya. Karena terdapat fenomena yang menjadikan kos Hijau Jakal penuh dengan dinamika dan permasalahan.

The rapidly increasing population in Yogyakarta per year in the past few decades has created an alternative residential style in the form of a boarding house or rent house. The boarding house can be divided into three categories, namely for men, for women, and mixed (for men and women). The last category looks more attractive than the concept of a special boarding house for men or women only as some of the regulations are considered more flexible and tend to be a little looser. However, the problem that occurs in the mixed boarding house is that there is a misconception in spaces that are dominated by one of the dominant parties by involving gender boundaries, resulting in some residents feeling that they are in a position of injustice, especially the female residents. This study aims to analyze the production of spaces in the mixed boarding house of Hijau Jakal at kilometer eight in Yogyakarta, by considering the relations and interests of the boarding house owner, and to find out the extent of the influence of dominance and contestation in the boarding house of Hijau Jakal involved in the production process of the space. This study used a ethnography approach. Data were collected by observation and in-depth interviews. Then, the data were analyzed using the theory of the production of space by Henri Lefebvre, especially the triadic concept, namely, spatial practice, representation of space, and space of representational. The results of this study indicate that the mixed boarding house of Hijau Jakal as a (social) space cannot be separated and is always tied to social reality and the daily activities that surround it. The production of space in this boarding house, especially in the drying room, was formed due to the acculturation of the existing culture with the residential origin culture and applied to the boarding house environment. The spatial practice of this boarding house can be seen from the division of space that has been conceptualized by the owner according to the function of the room and its naming. In terms of representation of space, this boarding house has an unclear concept, by applying the concept of color to show hope for the residents so that they can live in harmony but in reality, there is a phenomenon of dominance and contestation inside it. The representation of space for this boarding house does not produce any kind of truth in the space of representational space as there is a phenomenon that makes this boarding house full of dynamics and problems.

Kata Kunci : kos Hijau Jakal, Henri Lefebvre, konsep triadik