Which Tax Can Boost Consumption? A Case Study of Indonesia
AZIVA RUSLINA, Prof. Tri Widodo;Associate Prof. Kawabata Koji;Associate Prof. Inoue Takeshi
2021 | Tesis | Magister Ekonomika PembangunanDalam perspektif sebagai penerimaan negara, baik Pajak Penghasilan (PPh) maupun Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengurangi pengeluaran konsumsi rumah tangga dan sebagai sumber dana pengeluaran publik; sehingga, mempelajari efek pajak-pajak tersebut membantu pembuat kebijakan untuk menyusun sistem perpajakan Indonesia yang proporsional. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek PPh dan PPN pada pengeluaran konsumsi privat dan untuk membandingkan jenis pajak manakah yang lebih menstimulasi pengeluaran konsumsi. Dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan efek tetap (fixed-effect), model yang diajukan diestimasi berdasarkan data pada level Kabupaten/Kota di Indonesia pada rentang tahun 2011-2019 mengingat ketersediaan data pemerintah pada level terendah. Kesimpulan penelitian ini adalah adanya efek jangka pendek PPh terhadap konsumsi privat di Indonesia dikarenakan PPh langsung mengurangi penghasilan meskipun dalam jumlah yang tidak signifikan. Sebaliknya, dalam jangka Panjang, dengan memasukkan variabel penerimaan pajak di tahun-tahun sebelumnya, efek PPh digantikan dengan efek PPN yang mendukung konsumsi. Dengan demikian, untuk menstimulasi konsumsi masyarakat Indonesia, kenaikan target penerimaan PPN seharusnya diikuti dengan adanya kebijakan pengurangan PPh.
From a government revenue perspective, income tax and value-added tax both distort household consumption and provide a fund source for public expenditure; thus, examining each effect of taxes helps policymakers to propose the proportional composition of the taxation system in Indonesia. This research aims to observe the effect of income and value-added tax revenue on private consumption in Indonesia and to compare which one of these taxes collections stimulates Indonesian household consumption better than the other. Using fixed-effect panel analysis, the model is estimated based on 2011-2019 data at the district level in Indonesia due to the lowest government levels data available to obtain. This study results in the short-run effect of current-period income tax growth on private consumption in Indonesia since income tax directly cuts household income although the impact is in a small percentage. In contrast, based on the long-run estimation using the maximum lag of tax revenue variables, the income tax effect is replaced by VAT revenue; however, with the opposite sign. Therefore, to stimulate Indonesian private consumption, the increasing target of VAT revenue should be followed by the reduction in income taxation.
Kata Kunci : Indonesia, Income Tax, Value-Added Tax, Government Revenue, Private Consumption