Creative Hub dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual sebagai Definisi Baru Bioskop Legendaris Magelang Theatre
DIASTI SUKMA E, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D
2021 | Skripsi | S1 ARSITEKTURPerkembangan Kota Tua Magelang turut membentuk ruang fisik Alun-Alun Kota Magelang. Seakan mempertegas keinginan para pemimpin, wajah Alun-Alun Kota Magelang dirias sedemikian rupa sehingga mampu menarik para wisatawan dan investor. Tak cukup dengan meletakkan bangunan Tuin van Java, tepi lapangan ditata ulang dengan air mancur dan bunga-bunga seolah menggamblangkan arti Tuin van Java tersebut. Alun-alun sebagai simbol penguasa semakin kehilangan kesakralannya dan berubah menjadi taman kota. Kawasan Alun-Alun Kota Magelang kini terlihat rumpang setelah dihancurkannya bioskop eks. Magelang Theatre. Namun tak lama lagi, lahan kosong bekas bangunan tersebut akan berubah menjadi hotel dan pusat kuliner termegah di Kota Magelang. Dengan ketinggian mencapai lima belas lantai, bangunan tersebut akan menjadi bangunan tertinggi di Kota Magelang. Seakan mengabaikan keberadaan alun-alun di depannya yang mulai sesak, bangunan tersebut akan menambah sesak kawasan dan mengurangi estetikanya. Sebuah creative hub dirancang sebagai sarana pengembangan kreativitas dan inovasi masyarakat Kota Magelang sehingga dapat berdaya saing di tengah era ekonomi kreatif saat ini. Pada creative hub tersebut dimasukkan fungsi bioskop sebagai ciri khas Magelang Theatre yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Kota Magelang. Melalui creative hub tersebut, kondisi Alun-Alun Kota Magelang dikembalikan dengan merelokasi Pusat Kuliner Tuin van Java ke dalamnya dan menambahkan akomodasi kuliner khas Magelang sebagai unsur lokalitas yang ditonjolkan. Kontekstual menjadi kata yang digarisbawahi dalam perancangan creative hub tersebut dan ditunjukkan dengan menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari Alun-Alun Kota Magelang, baik secara visual maupun dari aktivitas yang diakomodasi keduanya. Tak hanya sebagai pelengkap ruang fisik Kota Tua Magelang, creative hub dirancang sebagai sebuah ruang inkubasi bisnis bagi rintisan industri kreatif di Kota Magelang serta kota dan kabupaten lain di sekitarnya. Keberlangsungan Alun-Alun Kota Magelang hendaknya menjadi pertimbangan Pemerintah Kota Magelang dalam merumuskan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang, terutama peraturan terkait pembangunan pada kawasan bersejarah tersebut. Diharapkan pembangunan yang tengah gencar dilakukan dapat mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat dan tidak malah menggeser keberadaan elemen identitas Kota Magelang tersebut.
The development of Magelang Old City forms the physical space of Magelang City Square. As if to emphasize the intentions of the leaders, the square face is shaped up in such a way so that it can attract tourists and investors. Not enough to put the Tuin van Java building, the edge of the field is rearranged with a fountain and flowers as if to express the meaning of Tuin van Java. The square as a symbol of the ruler is losing its sacredness and turning into a city park. The area of Magelang City Square is now seemed empty after the demolition of the former cinema building, Magelang Theater. Soon the site will turn into the grandest hotel and culinary center in Magelang City. With fifteen floors, this building will be the tallest in the city. As if ignoring the existence of the square in front of it which getting crowded, the building will increase the congestion of the area and reduce its aesthetic. A creative hub is designed as a place for developing creativity and innovation of Magelang City community to be competitive in the current creative economy era. The creative hub provides the function of a cinema as a characteristic of the Magelang Theater, which is designed suitable for the needs of community. Through this creative hub, the condition of the square is restored by relocating the Tuin van Java Culinary Center into the building and adding local culinary accommodations as a highlighted locality element. Contextual is underlined in the creative hub design and expressed by making it an inseparable part of the square, both visually and from the activities that the two accommodate. Not only as a complement to the physical space of Magelang Old City, but the building is also designed as a business incubation space for creative industry start-ups in Magelang City and other cities and regencies around it. Magelang City Square sustainability should be considered by the city government in formulating the spatial plan, especially the development regulations in the historic area. Hopefully, intensive developments can support the achievement of community welfare and not shift the existence of the identity element of Magelang City.
Kata Kunci : bioskop, pusat kuliner, Kawasan Alun-Alun Kota Magelang, creative hub