Laporkan Masalah

MIMIKRI, HIBRIDITAS, DAN AMBIVALENSI KEHIDUPAN MASYARAKAT HINDIA BELANDA PADA AWAL ABAD XX: Pembacaan Poskolonial atas Buku Engineers of Happy Land Karya Rudolf Mrazek

TONY FIRMAN, Dr. Budiawan

2021 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Tesis ini merupakan pembacaan poskolonial atas buku Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di sebuah Koloni (2006) karya Rudolf Mrazek. Buku tersebut menguraikan tentang bagaimana teknologi di Hindia Belanda terutama pada awal abad ke-20 telah memicu modernitas, membentuk identitas baru, hingga memunculkan imaji nasionalisme di kalangan masyarakat kolonial. Menggunakan poskolonialisme Homi K. Bhabha, penelitian ini menjawab dua rumusan masalah. Pertama, bagaimana kaum terjajah menegosiasi wacana penjajah tentang teknologi dan modernitas. Kedua, bagaimana praktik ruang ketiga, mimikri-mockery, hibriditas, dan ambivalensi berkembang di masyarakat Hindia Belanda. Hasilnya menunjukkan bahwa hubungan antara subjek-subjek terjajah dan penjajah tidak selalu berada pada situasi penuh ketegangan. Negosiasi subjek terjajah terhadap teknologi sebagai produk wacana kolonial adalah berupa peniruan dan menjadi subjek yang modern. Namun dalam identitas baru yang hibrid, muncul ambivalensi ketika subjek terjajah sebenarnya tidak sepenuhnya diam dan hanya meniru. Mereka mereproduksi wacana tandingan yang subversif terhadap dominasi kolonial. Mrazek menempatkan teknologi sebagai "ruang antara" yang memunculkan ambivalensi dengan menjadikan masyarakat Hindia Belanda termodernisasi, tetapi sekaligus menjadi arena inkubator embrio nasionalisme Indonesia.

This thesis is a postcolonial reading of the book Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di sebuah Koloni (2006) by Rudolf Mrazek. The book describes how technology in the Dutch East Indies, especially at the beginning of the 20th century, has sparked modernity, formed a new identity, and created the image of nationalism in colonial society. Using Homi K. Bhabha's postcolonialism, this research answers two problem formulations. First, how the colonized negotiated the colonial discourse about technology and modernity. Second, how the practice of the third space, mimicry-mockery, hybridity, and ambivalence developed in Dutch East Indies society. The results show that the relationship between colonized subjects and colonizers is not always in a tense situation. Negotiation of colonized subjects on technology as a product of colonial discourse is in the form of imitation and becomes a modern subject. However, in the new hybrid identity, ambivalence arises when the colonized subject is not completely silent and only imitates. They reproduce a subversive counter discourse to colonial domination. Mrazek places technology as an "in-between space" that creates ambivalence by modernizing the Dutch East Indies society, but at the same time becomes an arena for the embryo of Indonesian nationalism.

Kata Kunci : Mimikri, Ambivalensi, Teknologi, Engineers of Happy Land, Poskolonialisme Indonesia

  1. S2-2021-450015-abstract.pdf  
  2. S2-2021-450015-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-450015-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-450015-title.pdf