Valuasi Ekonomi Objek Wisata Warian Budaya (Studi Kasus: Keraton Ratu Boko)
REZKY YULIA LESTARI, Amirullah Setya Hardi, Cand.Oecon., Ph.D.; Dra. Uswatun Khasanah, M.Si., MAPPI (Cert)
2021 | Tesis | Magister Ekonomika PembangunanKeraton Ratu Boko merupakan salah satu aset warisan budaya yang dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko yang berada di Provinsi D.I Yogyakarta. Pada tahun 2018-2020 terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan Keraton Ratu Boko yang secara tidak langsung merepresentasikan terjadinya penurunan nilai atas objek wisata Keraton Ratu Boko. Sebagai salah satu aset yang memberikan kontribusi terhadap devisa negara dan pendapatan daerah, serta dalam rangka menjalankan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 28 Tahun 2020, maka dianggap perlu untuk dilakukan penilaian. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan estimasi nilai ekonomi dengan menggunakan dua pendekatan yaitu travel cost method dan contingent valuation method dengan mengumpulkan responden sebanyak 110. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas biaya perjalanan, jumlah kunjungan, pendapatan, jarak, usia, tingkat pendidikan, dummy kualitas lingkungan, dummy substitusi, dan dummy atraksi kesenian budaya. Dari hasil penelitian diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan berdasarkan travel cost method adalah pendapatan, jarak, dummy kualitas lingkungan, dan dummy substitusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar berdasarkan contingent valuation method adalah pendapatan, usia, dummy substitusi, dan dummy atraksi kesenian budaya. Nilai ekonomi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan travel cost method adalah sebesar Rp77.487.600.000 dan dengan contingent valuation method adalah sebesar Rp13.146.456.000.
Ratu Boko Palace is one of the cultural heritage assets managed by PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan and Ratu Boko, which is located in Yogyakarta D.I Province. In 2018-2020 there was a decrease in the number of tourist visits to the Ratu Boko Palace which indirectly represented a decrease in the value of the Ratu Boko Palace tourist attraction. As one of the assets that contributes to state foreign exchange and regional income, as well as in the context of carrying out the mandate of Government Regulation of the Republic of Indonesia 28 of 2020, it is deemed necessary to carry out an assessment. This study was conducted to determine the estimated economic value using two approaches, namely the travel cost method and the contingent valuation method by collecting 110 respondents. The independent variables used in this study consisted of travel costs, number of visits, income, distance, age, level of income. education, environmental quality dummy, substitution dummy, and cultural arts attraction dummy. From the results of the study, it is known that the factors that influence the number of visits based on the travel cost method are income, distance, environmental quality dummy, and substitution dummy. While the factors that influence the interest in paying based on the contingent valuation method are income, age, dummy substitution, and cultural attractions. The economic value obtained from the calculation using the travel cost method is IDR 77,487,600,000 and the contingent valuation method is IDR 13,146,456,000.
Kata Kunci : Nilai ekonomi, Keraton Ratu Boko, travel cost method, contingent valuation method