TEKNOLOGI PEMBUATAN ARTEFAK CANGKANG KERANG PADA MASA HOLOSEN DI TRON BON LEI, ALOR, NTT

ARSYANANDA RABBANI, Dr. Mahirta, M.A.

2021 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan tentang perubahan teknologi pembuatan artefak kerang yang dibuat oleh penghuni Situs Tron Bon Lei, Pulau Alor, Nusa Tenggara Barat pada masa prasejarah. Perubahan teknologi yang diteliti melingkupi aspek bahan baku artefak, teknik pembuatan, aspek perubahan yang terjadi. Analisis dilakukan terhadap temuan artefak cangkang kerang dari hasil penggalian tahun 2018. Artefak yang diteliti berasal dari spit 30 (9890 -10202 BP) hingga spit 1 (3455-3561 BP). Metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan teknologi pembuatan artefak kerang pada masa Holosen dilakukan dengan membuat tafonomi pada bentuk artefak yang dianalisis, menganalisis bahan baku berupa genus kerang yang digunakan dalam pembuatan artefak tersebut, dan menganalisis jejak pembuatan teknologi artefak yang nampak pada artefak. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis artefak cangkang kerang yang ditemukan dari kotak D dan E Situs Tron Bon Lei, yaitu: manik-manik, mata kail, dan expedient tools. Tren bentuk manik-manik cenderung stabil selama masa penghunian dengan penggunaan kerang dari genus Trochus sp. dan Nautilus sp., sementara terjadi perubahan bentuk mata kail dari yang mulanya besar dan kasar menjadi kecil dan mengkilap, genus yang digunakan sebagai bahan baku berasal dari genus Ostreidae sp, dan Trochus sp. Artefak-artefak tersebut diperkirakan mengalami proses pembentukan berupa striasi, pengupaman, retus, pemecahan dan patahan.

This study describes changes in the technology of making shell artifacts made by residents of the Tron Bon Lei Site, Alor Island, West Nusa Tenggara in prehistoric times. The technological changes studied cover aspects of raw materials for artifacts, manufacturing techniques, aspects of changes that occur. Analysis was carried out on the findings of shell artifacts from excavations in 2018. The artifacts studied were from spit 30 (9890 -10202 BP) to spit 1 (3455-3561 BP). The method used to determine the development of technology for making shell artifacts during the Holocene period was carried out by making a taphonomy on the shape of the artifact being analyzed, analyzing the raw material in the form of the genus of shells used in the manufacture of the artifact, and analyzing the traces of making artifact technology that appeared on the artifact. The study showed that there were three types of shell artifacts found from boxes D and E of the Tron Bon Lei site, namely: beads, hooks, and expedient tools. The trend of the shape of the beads tends to be stable during the occupation with the use of shells from the genus Trochus sp. and Nautilus sp., while there was a change in the shape of the hook from the first large and rough to small and shiny, the genus used as raw material came from the genus Ostreidae sp, and Trochus sp. These artifacts are thought to have undergone a process of formation in the form of striation, peeling, retrieval, splitting and faulting.

Kata Kunci : Kata kunci: Artefak cangkang kerang, teknologi, Tron Bon Lei, Molluscs shells artifact, technology, Tron Bon Lei.