Fasilitas Eduwisata Hutan Hujan Tropis di Merangin dengan Pendekatan Architecture as Landscape

ULFA SUKMA MENTARI, Ardhya Nareswari, ST., MT., Ph.D.

2020 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Indonesia adalah negara dengan Hutan hujan tropis ketiga terbesar di dunia. Hutan hujan tropis memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan, selain rumah bagi setengah spesies didunia, hutan hujan tropis dapat menjadi solusi ampuh untuk menekan laju pemanasan global. Besar manfaatnya tidak membuat hutan hujan tropis terlepas dari penggundulan hutan. Sejak 1950 sampai 2000 sekitar 40 persen luas hutan telah hilang. Berkurangnya hutan hujan tropis tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya hutan hujan tropis. Di indonesia belum ada fasilitas yang mewadahi masyarakat untuk mengenal secara langsung hutan hujan tropis. Adanya suatu wadah edukasi hutan hujan tropis yang dikemas dalam bentuk wisata diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan arti pentingnya hutan hujan tropis. Site terpilih berada di Desa Guguk, dimana Hutan Adat Guguk merupakan area bioconservation dari Geopark Merangin. Adanya Fasilitas Eduwisata Hutan Hujan Tropis dapat menjadi objek wisata baru di kawasan Geopark Merangin. Pendekatan Architecture as Landscape dipilih sebagai upaya untuk merespon lokasi dan fungsi bangunan yang merupakan fasilitas belajar hutan sehingga bangunan dan ruang-ruang dapat memiliki hubungan dengan lanskap hutan.

Indonesia is a country with the third largest tropical rainforest in the world. Tropical rain forests have great benefits for life, beside a home of half the world's species, tropical rain forests can be solution to reduce the rate of global warming. These benefits do not make tropical rain forests safe from deforestation. From 1950 to 2000 around 40 percent of the forest area had been lost. The reduction of tropical rain forests is be affected from the lack of human knowledge about the importance of tropical rain forests. In Indonesia there are no facilities that facilitate the community to gain knowledge about tropical rain forests. The existence of an educational facility about tropical rain forests and packaged in the form of tourism is expected to increase public knowledge and awareness of the importance of tropical rain forests. The selected site is in Guguk Village, where the Guguk Customary Forest is a bioconservation area of Merangin Geopark. The existence of the Tropical Rain Forest Tourism Facility can be a new tourist attraction in the Merangin Geopark area. The Architecture as Landscape approach was chosen as an effort to respond to the location and function of buildings which are forest learning facilities so that buildings and spaces can have a relationship with the forest landscape.

Kata Kunci : Arsitektur, Eduwisata, Hutan, Hutan Hujan Tropis, Edutourism, education, Lanscape