Senior Housing (Hunian Lansia) dengan Pendekatan Human- Centered di Kota Medan
HELEN, Diananta Pramitasari, S.T., M.Eng., Ph.D.
2021 | Skripsi | S1 ARSITEKTURLansia sebagaimana seperti manusia lain, memerlukan tempat tinggal dengan kondisi yang baik dan mendukung. Kondisi tersebut harus dapat menyesuaikan sifat, gaya hidup, dan kemampuan lansia. Akan lebih baik lagi, jika lingkungan sekitar hunian dan ruang hunian dapat mempengaruhi perubahan gaya hidup lansia ke arah yang lebih baik, sehingga akan berdampak terhadap kesehatan psikis dan fisik yang lebih sehat. Namun, masih banyak lansia yang tinggal di hunian dengan kondisi yang belum baik kendati status perekonomiannya dan status kemandiriannya. Lansia yang tinggal dengan keluarga aktif maupun tinggal sendirian sering mengalami kesepian yang dapat menyebabkan semangat hidup menurun, kesehatan psikis menurun, dan kesehatan fisik yang memburuk. Kondisi hunian yang belum memiliki rancangan maupun penggunaan fitur yang didasarkan pada adaptasi terhadap kemampuan fisik lansia juga sering kali menyebabkan kecelakaan dalam beraktivitas, contoh kejadian yang paling sering terjadi adalah jatuh terpeleset di kamar mandi. Permintaan hunian lansia dengan fasilitas yang sesuai dengan gaya hidup lansia golongan ekonomi menengah ke tinggi di Indonesia, belum sebanding dengan jumlah ketersediaannya. Hal tersebut diperburuk dengan persebaran lokasi yang masih memusat pada pulau Jawa. Keterbatasan jenis hunian lansia dan kondisi sebagian besar hunian lansia yang ada, secara tidak langsung menyulitkan stigma buruk mengenai hunian lansia bergeser ke arah yang lebih positif. Kota Medan, sebagai kota terbesar di Pulau Jawa, dan ibukota provinsi Sumatera Utara, memiliki persentase jumlah lansia yang meningkat setiap tahunnya, dengan persentase jumlah lansia golongan mandiri melebihi 90 persen. Persentase jumlah lansia yang berada di golongan rumah tangga dengan ekonomi menengah mendominasi persentase jumlah lansia dengan status ekonomi lainnya. Namun Kota Medan belum memiliki hunian lansia yang ditujukan untuk lansia mandiri dengan status ekonomi menengah ke tinggi. Kondisi-kondisi ini membuat Kota Medan menjadi lokasi yang tepat untuk menempatkan Senior Housing (hunian lansia) yang berfokus pada karakter lansia mandiri dan lansia dengan kondisi ekonomi menengah ke tinggi. Human-centered menjadi pendekatan yang digunakan dalam proses perancangan Senior Housing ini karena perlunya keterlibatan berbagai faktor dalam perancangan, dan hal ini berbanding lurus dengan kriteria dan pertimbangan dalam perancangan hunian untuk lansia yang kompleks.
The elderly, like other humans, need a place to live in nice and supportive conditions. These conditions must be able to adapt to nature, lifestyle, and elderly abilities. It would be even better if the environment around the residence and residential space could affect positive changes in the lifestyle of the elderly so that it will have an impact on healthier mental and physical health. However, there are still many elderly who live in dwellings that are not in supportive condition despite their economic status and independence status. Seniors that live with active family members or living alone often experience loneliness which can lead to decreased enthusiasm for life, decreased psychological health, and deteriorating physical health. Residential conditions that do not yet have a design or use of features based on adaptation to the physical abilities of the elderly also often cause accidents in activities, the most common example of which is falling and slipping in the bathroom. Demand for senior housing with facilities that suit the lifestyle of the elderly group with medium to high economic status in Indonesia has not been proportional to the amount of availability. This is exacerbated by the location distribution which is still concentrated on the island of Java. The limitations of the type and the condition of most of the existing senior housings, indirectly make bad stigma about senior housing difficult to shift more positively. Medan, as the largest city on the island of Sumatra, and the capital of the province of North Sumatra has a percentage of the number of elderly that increase every year, with a percentage of the independent elderly exceeds 90 percent. The percentage of elderly in middle-class economic status dominates the percentage of elderly with other economic classes. However, the city of Medan does not yet have a residence for the elderly that is intended for independent elderly with middle to high economic status. These conditions make Medan the right location to place Senior Housing which focuses on the character of independent elderly and elderly with middle to high economic status conditions. This Senior Housing is using Human-Centered approach in its design process because of the need for the involvement of various factors in the design and this is directly proportional to the criteria and considerations in complex residential design for the elderly.
Kata Kunci : hunian lansia, senior housing, lansia mandiri, human-centered